Attractive Offer

43 25 6
                                    

Hello.. my dearest reader..
Chapter 12 is ready..
Event pensi kita hari ke-12, yawww...
Tetap semangat, ya..
Tetap jaga kesehatan juga biar nulisnya lancar..

Buat pembaca lainnya.
Happy reading...
🤗❣️

AESTHETIC ENGLISH

Suasana ruang tengah lantai 2 terasa mencekam karena tatapan sang nenek. Dan Iry yang menciut takut. Nenek ini jika sedang marah, auranya tidak main-main. Dyfrigh, pemuda itu juga ikut menatap Iry dengan kesal.

"Kan sudah nenek bilang, kau tinggal disini saja! Kenapa sekarang bilang ingin pergi lagi?" ketus sang nenek.

"Aku tidak enak jika terus tinggal disini, nek," rengek Iry.

Nenek segera menatap tajam kearah Dyfrigh.
"Apa tiang listrik itu mengganggumu?" tukas nenek membuat Dyfrigh balik menatap tajam sang nenek.

Iry segera membantah, "bukan, nek.. Dyfridge baik padaku---"

"Dyfrigh!"

Hhh.. sudahlah ..

"Aku tidak bisa terus tinggal gratis disini, nek. Aku harus cari kerja. Dan aku juga tidak mau terus merepotkan  Dyfridge. Dia yang menyewa rumah ini, tapi dia tidur di sofa. Itu tidak nyaman, nek. Sedangkan kamar cuma 1, jadi aku harus cari tempat tinggal baru," jelas Iry.

Tujuannya hanya tidak ingin merepotkan orang lain, itu saja!

Nenek diam sejenak, tak lama ia menyunggingkan senyuman.

Dyfrigh mengangkat sebelah alisnya melihat senyuman itu. Apa yang nenek ini rencanakan? Jangan sampai dia menjadi bagian dari rencananya!

Iry ikut menatap penasaran sang nenek.

"Kau mau cari kerja?" tanya nenek, dijawab sebuah anggukan.

"Bagaimana jika aku memberimu tawaran?" tanya nenek lagi.

Iry mengerutkan alisnya, bingung.

"Aku ingin kau mengelola toko!"
Itu seperti sebuah perintah daripada tawaran.

"Toko? Toko yang mana?" tanya Iry bingung.

"Tentu saja toko ini!" Nenek dengan bangga menunjuk rumah ini.

"Dulu rumah ini adalah toko yang aku dan suamiku kelola. Kami menjual pernak-pernik Aesthetic mulai dari perlengkapan rumah, pakaian, dan benda-benda antik... "

Iry terlihat antusias mendengar cerita nenek tentang Toko ini.

"Toko ini dulu sangat populer. Berbagai orang, tua dan muda mengunjungi toko kami... Apalagi dekat dengan kampus, banyak mahasiswa berkunjung ke sini.
Namun, semakin bertambah usia, kemampuan bisnis kami semakin menurun, serta sulitnya mendapatkan barang-barang aesthetic. Suamiku sakit beberapa tahun, kemudian meninggal. Aku sendirian tidak akan mampu mengelola toko. Jadi, akhirnya aku menutup toko dan menjadikannya rumah sewa untuk para mahasiswa."

"Oh.. aku turut berduka atas meninggalnya kakek.." lirih Iry sambil memegang tangan nenek.

Nenek tersenyum kecil.

Aesthetic English ~END~ SEGERA TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang