Finding the Team

44 27 12
                                    

Hello, my dearest reader..
Bab 15..
Penulis pensi vol12.. day 15, nih..
Tetap semangat sampai finish, ya..

Buat para pembaca..
Happy reading, ya..
🤗❣️

AESTHETIC ENGLISH

Iry berjalan menuju dapur dengan mata tertutup.

Ia mendidihkan air dengan ketel listrik, lalu membuat teh.

Sambil menikmati udara pagi dari jendela ruang makan, ia menyeruput teh hangatnya.

Hidup itu terkadang menjadi misteri. Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi besok.

Iry juga tidak pernah membayangkan kehidupan yang seperti ini. Baru sebulan yang lalu ia merasa kehidupannya sungguh sulit hingga ingin menyerah. Namun sekarang, hidupnya terasa menjadi mudah, dengan orang-orang baik yang mengelilingi dan membantunya.

Ia tidak bisa menerka akan seperti apa kehidupannya esok atau lusa. Yang ia bisa.. hanya menjalani hidupnya hari ini.

.
.
.

Dyfrigh baru bangun dan naik dapur lantai 3 untuk membuat kopi dan sarapan.

Saat dia menuju dapur, ia terpaku sejenak.

Iry dengan gaun tidur putih berenda itu terlihat cantik. Rambut terurai, mata menutup.. wajahnya disinari sinar matahari pagi dan diliputi uap dari teh hangat.

Ketika Iry membuka mata, senyum mengembang di bibirnya saat melihat Dyfrigh.

"Dyfridge.."

Pemuda itu tersadar dari lamunannya.

"Mau teh?" Tanya Iry sambil mengangkat cangkir tehnya.

"Mm.." jawab Dyfrigh sambil mengangguk singkat.

Iry kemudian menuju dapur dan membuatkan teh dan roti oles selai untuk Dyfrigh.

Dyfrigh sedang menikmati pemandangan bukit dari jendela ruang makan.

Ia berbalik saat Iry meletakkan sepiring roti dan secangkir teh ke meja makan.

"Ayo sarapan!"

Dyfrigh menarik kursi dan segera duduk.

"Mm.. selamat makan.." ucap Dyfrigh agak canggung.

"Selamat makan.." seru Iry sambil menatap roti miliknya.

Dyfrigh mendesah.. gadis ini jika sudah berhadapan dengan makanan, maka dia tidak akan peduli pada apa pun lagi.

"Mm.. apa hari ini mulai perekrutan karyawan?" Tanya Dyfrigh.

"Mm... Iya.. mulai jam 10." Jawab Iry sambil memakan roti hingga mulutnya belepotan selai.

Dyfrigh melihat itu ingin sekali membersihkannya, tapi takut gadis itu akan mengamuk.

"Jadi karyawan yang kau cari untuk penjaga kafe?" Tanya Dyfrigh lagi.

"Ng... Jika ahli di bidangnya, itu nilai tambah." Jawab Iry masih sambil memakan roti dengan belepotan. Ia mengusap lelehan selai di sudut bibir dengan jari telunjuk lalu mengecapnya.

Jantung Dyfrigh berdetak kencang melihat pemandangan di depannya. Ia segera mengalihkan pandangan dan pikirannya dengan menyantap roti.

Sarapan dengan suasana canggung bagi Dyfrigh akhirnya selesai.

.
.
.

"Begitu selesai, aku akan segera pulang untuk membantu interview," ucap Dyfrigh sambil mengenakan sepatu.

Aesthetic English ~END~ SEGERA TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang