Why life like this?

50 33 15
                                    

Hello, my dearest reader..
Bab 9..
Pensi hari ke-9..
Tetap semangat ya..

AESTHETIC ENGLISH

Pukul 5 subuh..
Di rumah sakit..

Dyfrigh tidur dalam posisi duduk sambil melipat kedua tangan di depan dada dengan kepala tertunduk.

Di depannya, Iry terbaring di ranjang akhirnya bisa tertidur dengan tenang setelah 1 jam kesakitan.

Sebelumnya, saat menemukan Iry yang berteriak kesakitan, Dyfrigh panik tapi tetap dengan wajah datarnya, segera pergi ke rumah nenek yang berjarak 5 rumah dari rumah sewanya.

Ia berlari secepat yang ia bisa. Begitu sampai, ia menggedor pintu rumah nenek sampai sang nenek dan tetangga sekitar marah-marah.

"Apa sih?!" gerutu nenek saat membuka pintu.

"Hhh... Hhh... Iry... Hhh... Hhh... Sakit!" Dyfrigh berseru disela nafasnya yang kembang-kempis.

Nenek membulatkan matanya. Ia masuk ke rumah sebentar mengambil sweater-nya lalu mengikuti Dyfrigh kembali ke rumah sewa.

Nenek segera panik mendengar teriakan histeris Iry.

"Kau kenapa, dear?" tanya nenek dengan khawatir.

Iry tak bisa menjawab lagi. Sakitnya terasa seperti tubuhmu ditarik!

"Cepat bawa ke rumah sakit!" perintah nenek.

Tanpa pikir panjang, Dyfrigh segera menggendong Iry dan membawanya menuju rumah sakit terdekat diikuti sang nenek.

Sampai di rumah sakit, Iry segera ditangani oleh dokter jaga dan diberi infus dan obat pereda nyeri.

.
.
.

"Dyfrigh.."
Sebuah tepukan dibahunya membangunkan Dyfrigh.

"Mm?"
Dalam keadaan linglung, Dyfrigh melihat Iry yang masih tidur.

"Pulanglah dulu dan tidur di rumah! Biar Iry nenek yang jaga." kata nenek.

"Nenek saja yang pulang! Aku akan menjaganya," kata Dyfrigh sambil menatap sang nenek.

"Kau yakin? Bukankah kau harus kuliah?" tanya nenek.

"Aku akan izin," jawab Dyfrigh.

"Baiklah kalau begitu. Nenek akan datang lagi sambil membawa sarapan. Telpon nenek jika terjadi sesuatu, ya!" kata nenek.

"Mm..." Dyfrigh mengangguk.

Kemudian, nenek memutuskan untuk pulang ke rumah dulu untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.

Dyfrigh menatap Iry yang sedang tidur.

Semalam sangat menakutkan baginya. Iry kesakitan sementara dirinya tidak tau harus melakukan apa. Benar-benar tidak berguna!

.
.
.

Paginya...

Iry telah bangun, dan nyeri pada perutnya sudah tidak terlalu parah.

Aesthetic English ~END~ SEGERA TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang