the real crime

14 6 0
                                    

Hello, my dearest reader..
Bab 24..
Mendekati ending cerita..
Day 24.. pensi vol12.. hitung mundur... 1......
Tetap semangat.. garis finish hampir sampai...

Buat para pembaca..
Happy reading..
🤗❣️

AESTHETIC ENGLISH

"Kamu yakin dengan keputusan kamu, Dyfrigh?" tanya Emma dengan nada ragu.

"Mm.." lagi.. jawaban khas dari Dyfrigh, yang akan membuat siapa pun kesal mendengarnya.

"Kalian saling mencintai, lalu kenapa kau memutuskan untuk membatalkan pernikahan!?" Emma mendesah tak percaya akan pemikiran putranya ini.

Dyfrigh menundukkan kepala. Ruang tamu kediaman Craig sekarang terasa seperti ruang persidangan untuknya, dengan sang mama yang menjadi jaksa penuntut umum.

.
.
.

Setelah sadar, yang pertama ia lakukan adalah mencari Iry. Saat sang mama mengatakan Iry telah aman di rumah, baru ia merasa tenang.

Ia memaksakan diri untuk segera pulang meski dokter belum mengizinkannya.

Saat dia tiba di kamar Iry...

"Siapa pun dia... Aku membencinya seumur hidupku!"

Kalimat yang paling tidak ingin Dyfrigh dengar dari orang yang ia cintai.

Jika ditelisik, perjodohan itu memang awal dari penderitaan Iry. Bahkan menghadapi wanita iblis seperti Hellena dan putrinya belum apa-apa dibandingkan harus menikah dengan orang yang tidak kau kenal.

Bagi Iry.. pernikahan itu seumur hidup, harus didasari cinta, bukan paksaan. Apalagi ia harus menikahi pria beristri.

Ehemm..

Iry sedang duduk di tempat tidur sambil memeluk lututnya. Matanya sembab dan kepalanya sudah pusing karena terlalu banyak menangis.

Ia memikirkan Dyfrigh. Bagaimana keadaannya? Apa dia selamat?

Sembari berpikir, Iry tersentak kaget saat pintu kamar dibuka.

"Nona, Tuan dan Nyonya Craig ingin bertemu Anda di ruang keluarga!" ucap seorang pelayan wanita.

Iry mendengus kesal. Mau apa lagi mereka?

Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Nyonya Craig menyetujui pernikahan ini.

Iry segera beranjak dari tempat tidur. Ia tak ingin membuat masalah yang mungkin akan mengancam keselamatan Dyfrigh lagi. Meski ia tidak tau bagaimana keadaannya saat ini.

Iry menuruni tangga diikuti sang pelayan.

Saat menuju ruang keluarga, ia terbelalak.

Tuan Gallan sedang duduk bersama Emma, mamanya Dyfrigh.

"Mama Emma.." seru Iry panik segera menghampiri Emma dan memeluknya.

Emma menyambut Iry dan memeluk erat putri kesayangannya.

Iry melepaskan pelukannya. "Bagaimana mama bisa ada di sini? Apa mereka juga mengancam mama? Dyfrigh di mana, ma? Apa dia baik-baik saja?" Iry membanjiri Emma dengan banyak pertanyaan.

"Satu-satu, sayang!" Emma berkata sambil tersenyum dan mengelus rambut Iry.

"Ada yang harus mama katakan padamu. Tapi, janji kau jangan marah, ya!" Emma berkata dengan serius sambil menggenggam erat tangan Iry.

"Ada apa, ma?" tanya Iry penasaran.

Emma dan Gallan saling menatap sejenak. Lalu, Emma kembali menghadap Iry.

Aesthetic English ~END~ SEGERA TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang