Hello, my dearest reader..
Bab 19..
Day 19..
Grup penulis pensi vol12..
Tetap semangat..Buat para pembaca..
Happy reading..
🤗❣️AESTHETIC ENGLISH
Seorang nenek memasuki kafe. Ia tampak sedikit kebingungan.
Ismy melihat sang nenek lalu tersenyum sopan.
"Anda ingin membeli kue, nek?" tanya Ismy.
Nenek itu segera tersadar dan menuju meja pemesanan.
"Selamat sore, maaf, aku sedang bingung... Apa kalian menjual makanan kucing?" Nenek itu bertanya.
"Oh.. maaf, nek. Kami tidak menjual makanan kucing. Kami menjual kue dan kopi. Mungkin kucing nenek suka roti atau kue?" tanya Ismy memberi pilihan.
"Hm.. mungkin sebungkus roti sudah cukup," jawab nenek sambil tersenyum.
Ismy tersenyum, "baiklah, nek!" Ia segera membungkus 1 buah roti isi kacang merah. Nenek itu lalu membayar rotinya.
"Terima kasih, nak!"
"Sama-sama, nek... Datang lagi!" kata Ismy sambil tersenyum.
Nenek itu lalu keluar dari kafe dan duduk di kursi panjang depan toko.
Miaw.. Mew...
Miaw... Miaw...
Segera beberapa kucing berdatangan menghampiri sang nenek. Kucing-kucing itu mengusapkan kepala mereka ke kaki sang nenek.
"Hehe... Hari ini aku hanya bisa memberi kalian roti, ya! Ini, makanlah!"
Nenek itu mencubit roti menjadi potongan kecil dan memberikan kepada kucing yang berjumlah 5 ekor itu.Iry melihat nenek itu dari dalam toko. Saat ia melihat banyak kucing yang menghampiri sang nenek, Iry langsung tersenyum gemas. Ia segera keluar untuk menemui sang nenek dan kucing-kucing nya.
"Halo, nenek!" Sapa Iry sambil perlahan duduk di samping nenek agar tidak mengagetkan kucing-kucing yang sedang makan itu.
"Oh, halo.. apa kau pemilik toko buku ini? Apa kami mengganggu?" Nenek bertanya dengan nada khawatir.
"Oh.. tidak, nek! Tidak menggangu! Aku keluar karena melihat nenek dan kucing-kucing ini. Mereka sangat lucu," jelas Iry sambil menggoyangkan tangannya.
"Oh.. ya.. ya... Apa kau suka kucing?" tanya nenek.
Iry mengangguk dengan semangat. "Suka.."
"Kau pernah punya kucing?" tanya nenek lagi.
"Pernah. Namanya Melody. Aku sangat menyayanginya, tapi dia sudah meninggal," cerita Iry membuat sang nenek menatap sedih kepada Iry.
Kucing yang bernama Melody meninggal tepat setelah papa Iry meninggal, yang menambah kesedihannya.
"Apa nenek selalu memberi makan kucing-kucing ini?" tanya Iry.
"Tidak. Aku selalu memberi makan kucing jalanan yang kutemui." Nenek mengelus kepala salah satu kucing yang sedang makan.
"Wah.. berarti nenek pergi ke mana pun pasti para kucing akan mengikuti nenek?" Iry begitu antusias jika bicara tentang kucing.
"Ha.. ha.. ha.. anak-anak ku pun menyebutku ailurophile," ucap nenek sambil tertawa.
"Apa artinya?" tanya Iry penasaran.
"Orang yang sangat mencintai kucing." Kemudian nenek tertawa lepas, membuat Iry ikut tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aesthetic English ~END~ SEGERA TERBIT
Teen FictionIrylina... Seorang gadis 18 tahun yang bersusah payah kabur dari pernikahan paksa yang di atur oleh ibu tirinya.. Dalam pelarian yang tak pernah tenang, suatu hari Irylina dipertemukan dengan seorang pemuda bernama Dyfrigh.. Bersama pemuda itu, Iryl...