Live Music

37 25 17
                                    

Hello, my dearest reader..
Bab 17..
Day 17 pensi, woow... Semakin dekat menuju finish..
Tetap semangat grup pensi vol12.. 💪

Buat para pembaca..
Happy reading..
🤗❣️

AESTHETIC ENGLISH

Akhir pekan pertama setelah pembukaan..

Ismy dan Iry menata kursi yang disusun berbaris di tengah toko buku. Di depan mereka, Dyfrigh dan Ivander sedang menata panggung kecil untuk live music malam ini.

Live Music dengan konsep sederhana. Hanya sebagai penghilang suntuk untuk mereka. Nilai tambah jika ada pengunjung yang tertarik menyaksikan, tentu saja sambil menikmati akhir pekan.

"Aku tidak menyangka Ivan ternyata bisa memainkan gitar listrik." Iry bercerita kepada Ismy dengan takjub.

"Ngh.. kau belum lihat saat dia memainkannya. Lebih keren lagi!" Ismy berkata dengan antusias.

"Benarkah? Aku sudah tidak sabar menunggu malam." Iry ikut antusias.

Mereka tertawa cekikikan bersama, tidak menyadari Ivander yang sedang menyetel gitar listrik merasakan hawa dingin di belakangnya. Saat dia menoleh ke belakang.. ia melebarkan matanya lalu segera berbalik sambil menahan nafas.

Dyfrigh dengan tatapan membunuhnya.

Oh tidak! Apa lagi salahku sekarang! Batin Ivander menangis.

Sementara Dyfrigh, ia yang sedang menyetel sound system itu sedang menahan emosi.

Bisa-bisanya kelinci itu lebih memperhatikan Ivander! Tidak sabar melihat penampilannya? Huh! Lihat saja nanti malam! Gerutu Dyfrigh dalam hati sambil menatap tajam dan membunuh ke arah Ivander.

.
.
.

Ismy sedang mempersiapkan pastry-nya untuk nanti malam. Sementara Ivander dengan milk tea dan coffee milk-nya.

Live music akan dimulai pukul 8 malam. Tapi sejak awal para pengunjung sudah berdatangan dan mengambil tempat.

Mereka menyukai suasana toko buku dan kafe yang cozy. Staf yang ramah. Selain itu juga karena ada pria-pria tampan. Xixi...

Ivander mengajak beberapa temannya untuk berpartisipasi. Mereka datang dengan gitar dan alat musik lainnya. Saat bertemu Ivander dan Dyfrigh, mereka saling bertukar sapa. Tentu tetap dengan Dyfrigh yang menolak disentuh.

"Brother Dy tetap dengan wajah datar dan tak tersentuh-nya."

"Bagaimana kau bisa memikat para gadis dengan wajah seperti itu, Bro!"

"Kurasa itu malah jadi nilai tambah bagi para gadis untuk mengejarnya!"

"Hahaha.. hanya dengan tatapan tajamnya, para gadis itu pasti langsung kabur!"

Mereka saling sahut meledek Dyfrigh, yang diejek diam saja sambil menyiapkan gitarnya.

"Kalian belum lihat bunny-nya! Hanya dia satu-satunya yang disentuh Bro Dy!" Dyfrigh spontan menatap tajam pada Ivander.

"Siapa?"

"Siapa, hei! Cepat katakan!"

"Mana dia? Apa dia ada di sini?"

Teman-teman nya itu menoleh ke kanan dan kiri mencari siapa yang dimaksud oleh Ivander.

"Lihat sendiri, nanti!" Ivander tertawa langsung di pukul teman-temannya karena membuat mereka penasaran.

.
.
.

Riuh suara tepuk tangan menggema di dalam toko. Seluruh kursi yang disediakan telah penuh oleh pengunjung yang ingin menyaksikan live music pertama toko Aesthetic English.

Aesthetic English ~END~ SEGERA TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang