.
.
.
Keenam orang yang berkumpul menjadi tim itu hanya terdiam memandangi surat dan bunga mawar putih yang ada diatas meja itu. Sudah tiga hari ini Ethan belum juga ada kabar. Sosok itu kembali menghilang bak ditelan bumi. Terry menghela nafas kasar. Cowok itu memijat keningnya yang terasa pening. Dan semuanya disebabkan oleh sosok Ethan."Gimana selanjutnya? Apa si Ethan belum ngirimin lo pesan atau apapun itu setelah dia ngirimin lo surat sama bunga mawar putih itu?" tanya Kai.
Terry menoleh menatap Kai. Cowok itu menggelengkan kepalanya. "Kagak ada!"
"Sebenarnya Ethan juga nelpon gue saat itu, tapi suara dia disamarin. Gue juga bingung harus gimana, karena gue cuma ngikutin semua perintah dia. " Terry melanjutkan.
"Apa kagak ada petunjuk lain selain itu?" tanya Moana.
Terry kembali menggelengkan kepalanya. "Belum ada!"
"Terus apa yang bakal kita lakuin? Kita kagak mungkin cuma diem aja kan?" tanya Ben.
Semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing.
"Ethan kagak mungkin menghilang tanpa sebab, mungkin saat ini dia lagi ngerancanain sesuatu." Terry berceletuk hingga membuat beberapa orang di sana terdiam memikirkan rencana apa yang kira-kira akan dilakukan oleh Ethan. Sampai-sampai orang itu tidak lagi menghubunginya.
"Tapi meskipun kita tau itu, kita kagak tau apa yang lagi dia rencanain!?" Daniel menimpali.
"Dan buat menemukan Ethan, kita juga kesulitan. Apalagi kita kagak tau apapun tentang Ethan, kita kagak tau gimana caranya buat menemukan Ethan!? Karena pada kenyataanya, Ethan yang saat ini kendaliin kita! Dia yang memegang setirnya," ucap Steve.
Mereka kembali terdiam setelah mendengar ucapan Steve yang ada benarnya. Hal paling sulit yang mereka lakukan adalah menemukan Ethan yang bahkan tidak diketahui bagaimana rupa, suara, bentuk tubuh, karakter, dan segalanya tentang dia. Ethan adalah sosok misterius yang penuh misteri, memecahkan sosok dirinya sama saja mencari jarum dalam jerami. Namun, sesulit apapun menemukannya pasti nanti akan ada petunjuk yang akan membawa mereka bertemu dengan Ethan.
***
Sosok berhoodie hitam itu memandangi satu foto yang akan menjadi targetnya. Target pertama yang akan memulai permainan balas dendamnya. Target pembuka dari pembalasan dendamnya. Ia sangat tak sabar melihat kehancuran orang-orang yang sudah menghancurkan keluarganya. Ia ingin orang-orang itu juga merasakan bagaimana penderitaannya selama ini. Dan ia akan membuktikan pada orang-orang itu, bahwa mereka salah karena sudah membuat keluarganya hancur.
"Cika Permatasari," gumam sosok itu.
Foto Cika yang ada di papan ia usap dengan seringai di bibirnya. Namun kemudian, senyumannya memudar. Helaan nafas keluar dari bibirnya. "Sebenarnya lo kagak ada salah, tapi sayangnya lo lahir di keluarga yang salah."
Sosok itu lalu mengangkat sebelah tangannya untuk meraih salah satu foto Terry yang berada diatas meja.
Senyuman miring terbit di sudut bibirnya saat melihat foto Terry. "Lo adalah tokoh utama sempurna, Ry. Dan selamat datang di permainan pembalasan dendam gue," pungkas sosok itu sambil mengusap foto Terry. Ia mulai menaruh kembali foto Terry ke atas meja bersama dengan foto-foto tim yang sudah dibentuk Terry.
Sosok itu menatap papan yang berisi beberapa potongan koran, foto orang lain, kertas yang tertulis banyak hal, dan coretan spidol yang memenuhi papan itu dengan tatapan yang sulit artikan. "Kali ini, pembalasan versi gue bakal gue jadiin pembalasan yang akan selalu dikenang sebagai pembalasan sempurna."
Sosok itu meraih ponselnya dan mulai mendial nomor seseorang. "Letakkin pisau itu di lokernya, malam ini semuanya harus beres."
"Lo serius dengan balas dendam lo ini?"
"Kenapa lo nanya kayak gitu? Emang lo pikir gue bakal ragu sama rencana gue sendiri?"
Seseorang yang berada di seberang sana terdiam.
"Lakuin aja semua yang udah gue rencanain," pungkas sosok itu.
"Karena malam ini bakal menjadi akhir dari Cika Permatasari." Sosok itu melanjutkan dengan senyuman smirk di bibirnya.
Helaan nafas terdengar dari seseorang yang berada di seberang sana. "Oke!"
Sosok itu menoleh menatap kembali pada papan yang berisi orang-orang yang akan ia balas. Seringai terbit di bibirnya saat melihat satu foto seorang pria berkacamata hitam, pria yang seumuran dengan kakaknya. Pria yang akan ia balas lebih menderita lagi. Pria yang menjadi awal kehancuran kakaknya. Namun belum saatnya pria itu merasakan kekejamannya. Waktu pembalasan dendam untuk pria itu masih panjang. Karena saat ini, prioritas utamanya adalah bermain permainan gila bersama Terry dengan menggunakan orang-orang tersayang dari mereka yang sudah membuat kakaknya depresi. Dan Cika adalah target pertama dan pembuka dari aksi permainan gila ini.
____________
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Invitation (TXT)
Mystery / ThrillerWARNING!!! DILARANG PLAGIAT!!! SEDANG DALAM PROSES PERBAIKAN DAN ADA BEBERAPA TYPO YANG TAK DISENGAJA Terry merupakan murid berprestasi di sekolahnya. Namun meskipun demikian, ia merasa bahwa hidupnya sangat membosankan. Dimana dia hanya belajar, se...