.
.
.Di ruang kelas yang sepi, Terry duduk bersama Ben, Steve, Daniel, Kai, dan Moana, membentuk lingkaran kecil dengan ekspresi wajah yang lesu dan penuh keputusasaan. Meskipun sudah berminggu-minggu mereka berusaha keras, tidak ada petunjuk baru yang berhasil ditemukan. Semua upaya mereka berakhir di jalan buntu, dan senjata pembunuhan Cika pun masih menjadi misteri yang tak terpecahkan.
“Jadi, kita udah cari di mana-mana?” gumam Kai sambil memainkan pena di tangannya, nada suaranya menunjukkan frustrasi yang mendalam. “Kita udah cek gudang belakang, taman, ruang bawah tangga, tapi nggak ada yang bisa bawa kita ke pelaku.”
Moana menghela napas panjang. “Kalau kita kagak punya bukti, gimana bisa nunjuk siapa pun? Kita udah nemuin beberapa tersangka—Ethan, Bian, dan Mike. Tapi tanpa bukti yang kuat, semua itu cuma spekulasi.”
Daniel menatap kosong ke arah jendela, seolah mencari jawaban di luar sana. “Ethan itu sosok misterius yang nyuruh kita cari tau pelaku utama dari pembunuhan Cika. Tapi kenapa dia pengen kita melakukannya? Ada motif tersembunyi nggak sih?”
Ben menunduk, suaranya pelan dan penuh keraguan. “Terus ada Bian. Dia orang yang dicintai Cika, tapi sepertinya ada perasaan benci juga di sana. Katanya, karena Cika, Mike selalu ngebully dia. Mungkin ada drama yang lebih rumit di antara mereka.”
“Tapi Mike, mantan pacar Cika, gila-gilaan sama dia. Kayaknya dia kagak bisa nerima perpisahan,” tambah Kai. “Kita perlu pastiin semua sudut pandang dan kemungkinan yang ada.”
Terry mendengarkan semua keluhan teman-temannya dengan serius. Ia tahu betapa beratnya semua ini bagi mereka, tetapi di dalam hatinya, ia merasa ada sesuatu yang terlewatkan. Biasanya, Terry tida terlalu mengandalkan firasat, tetapi kali ini, ada sebuah ketidakpuasan yang menggelayuti pikirannya. Ia merasa seakan-akan mereka berada di jalur yang salah.
Dia mulai mempertanyakan keberadaan sosok misterius di balik semua ini—Ethan Lebanin. Terry masih bingung mengapa Ethan memintanya untuk pindah ke SMA Arutala. Meski sudah membentuk tim sesuai permintaan Ethan, kebingungan tetap menghantuinya. Setiap kali ia berusaha mencari tahu lebih dalam tentang tujuan di balik perintah Ethan, ia hanya mendapatkan jawaban samar.
“Apa sebenarnya yang Ethan inginkan dari kita?” Terry berpikir, berusaha memahami motif di balik semua ini. Ethan seolah memberikan tugas tanpa menjelaskan tujuan akhirnya. Terry merasa ada sesuatu yang lebih besar yang mungkin disembunyikan Ethan, sesuatu yang berkaitan erat dengan Arutala dan kasus pembunuhan Cika. Terlebih lagi, Terry adalah orang yang menemukan buku harian Cika, sebuah petunjuk penting yang semakin membingungkan ketika mereka tidak bisa menemukan hubungannya dengan pelaku.
Keheningan di ruang kelas terasa berat, seolah ada awan gelap yang menggelayuti suasana. Terry bertanya-tanya apakah mereka akan menyerah begitu saja. Ia melihat ke wajah teman-temannya—ketegangan, keputusasaan, dan harapan yang semakin pudar. Tetapi di dalam hatinya, Terry merasa bahwa mereka tidak bisa berhenti sekarang. Mereka telah datang terlalu jauh.
“Guys, kita kagaj bisa nyerah gitu aja!” Terry akhirnya berkata dengan semangat. “Mungkin kita emang belum nemuin petunjuk yang jelas, tapi itu kagak berarti kita kagak bisa nemuin. Kita harus terus cari!”
“Lo yakin kita masih bisa melanjutkan?” tanya Steve, skeptis tetapi masih berharap.
“Yakin, dan gue percaya kita pasti bisa!” jawab Terry tegas. “Ada sesuatu yang lebih besar yang terlibat di sini, dan kita kagak boleh berhenti mencari. Ethan mungkin punya alasan tersendiri untuk semua ini. Kita perlu ngerti apa yang dia tahu dan apa yang kita belum tahu.”
Kai mengangguk, tampak lebih termotivasi. “Oke, jadi apa langkah selanjutnya?”
Terry merapatkan barisan. “Kita bakal mulai dengan ngevaluasi semua info yang kita punya. Mungkin ada detail kecil yang kita lewatin. Kita juga harus cari tahu lebih banyak tentang Ethan—siapa dia sebenarnya dan apa hubungannya dengan semua ini. Dan tentu aja, kita perlu menggali lebih dalam tentang Bian dan Mike—apa motif mereka sampai tega ngebunuh Cika, dan apa di antara mereka nggak ada pelaku sebenarnya?!”
Dengan tekad yang bulat, mereka tahu bahwa jawaban atas semua misteri ini mungkin lebih dekat dari yang mereka kira. Mereka harus terus berjuang, karena Cika dan kebenaran di balik kematiannya layak untuk diperjuangkan. Terlebih lagi, mereka merasa bahwa setiap detik yang terlewat adalah kesempatan yang hilang untuk mengungkap misteri ini dan mencegah terulangnya tragedi yang sama.
Dalam keheningan, mereka mulai merumuskan rencana. Masing-masing dari mereka menyumbangkan ide dan pendapat, dan meski semangat mereka masih goyah, ada secercah harapan yang mulai tumbuh. Mereka menyadari bahwa satu sama lain adalah kekuatan mereka, dan bersama-sama, mereka akan menggali lebih dalam, menemukan petunjuk yang selama ini terlewatkan, dan berusaha mengungkap misteri yang menyelimuti Cika dan keberadaan Ethan Lebanin.
__________
Jangan lupa vote dan komen
Aku kasih double update untuk kalian readers🥰😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Invitation (TXT)
Misterio / SuspensoWARNING!!! DILARANG PLAGIAT!!! SEDANG DALAM PROSES PERBAIKAN DAN ADA BEBERAPA TYPO YANG TAK DISENGAJA Terry merupakan murid berprestasi di sekolahnya. Namun meskipun demikian, ia merasa bahwa hidupnya sangat membosankan. Dimana dia hanya belajar, se...