04. BELUM ADA KABAR

27 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Gerbang yang sudah di tutup dan dikunci membuat Terry yang terlambat menghela nafas kasar. Alasan dirinya terlambat pun disebabkan karena dirinya yang insomnia dikarenakan selalu memikirkan sosok Ethan. Bukan hanya hari ini ia terlambat, ia kemarin juga terlambat. Sosok Ethan sangat mempengaruhi isi pikirannya.

Bahkan setelah menjadi murid baru di SMA ARUTALA selama tiga hari, ia tetap belum bisa mendapatkan petunjuk apa-apa tentang sosok Ethan. Sosok Ethan sangat misterius. Seolah-olah sosok Ethan tidak pernah ada. Lalu jika benar sosok Ethan itu tidak ada, siapa orang yang sudah mengirimkannya undangan digital itu? Bahkan sosok itu juga belum pernah lagi menghubunginya sama sekali setelah kode penyambutan dan bunga mawar putih itu. Ia seolah menghilang bak ditelan bumi.

'Sebenarnya apa maksud dan tujuan lo Ethan?' batin Terry.

"Hoy!"

Teriakan seseorang membuat Terry menoleh mencari asal suara.

Alis Terry terangkat satu saat melihat seorang cowok dengan kemeja putih yang berlogo SMA ARUTALA yang kancingnya terbuka semua dan memperlihatkan kaos hitam polos di dalamnya disertai dengan piercing dikuping cowok itu kini berjalan mendekatinya.

"Lo mau masuk ke dalam kan?"

Terry hanya terdiam. Ia masih bingung menanggapi cowok di sampingnya itu.

"Woy," teriak cowok itu saat tak mendapat balasan dari Terry.

"Udah telat," pungkas Terry.

"Telat apaan?"

"Gerbangnya udah tutup," ucap Terry.

"Gerbang udah tutup bukan berarti kita kagak bisa masuk," tutur cowok itu.

"Caranya gimana?"

Cowok dengan piercing di kuping itu menyeringai. "Ikut gue!" ajaknya seraya berjalan pergi disisi samping pagar.

Terry hanya terdiam dan mengikuti langkah cowok dengan piercing itu.

"Nama lo siapa?" tanya Terry penasaran akan sosok cowok yang terlihat seperti preman itu.

"Gue Daniel Pratama, lo panggil gue Daniel aja!"

"Kalo gue Terry Fernando, di panggil Terry."

"Lo kelas berapa?"

"Gue kelas 11 MIPA A," jawab Terry.

Daniel menoleh ke arah Terry. "Berarti kita tetangga kelas, gue 11 MIPA B. Gue sebenarnya pindahan dari New York, dan tinggal kelas. Jadi secara otomatis, gue senior lo."

Terry terdiam sesaat. "Gue harus apa? Gue harus manggil lo abang?"

"Terserah lo sih! Setiap manusia punya hak, begitupun lo. "

"Emang lo kagak masalah kalo gue kagak manggil lo abang?" tanya Terry.

"Gue sih b aja," balas Daniel.

Daniel menghentikan langkahnya setelah sampai di tempat tujuannya. Cowok itu menoleh menatap Terry. "Lo bisa manjatkan?"

"Dindingnya kagak terlalu tinggi, mungkin gue bisa!"

"Yaudah ayok sebelum ada guru yang ngeliat," ujar Daniel mulai melakukan aksinya.

Terry yang melihat itu juga ikut memulai aksinya.

***

Kai berjalan mendekati Terry yang sibuk dengan ponselnya, entah apa yang membuat cowok itu tampak sedikit frustasi.

"Ry, lo baik-baik aja?"

Terry mendongak menatap Kai. "Kenapa Kai?"

"Kenapa lo frustasi gitu? Lo ada masalah?"

Terry membuang nafas. "Gue cuma sedikit dapat masalah," ujar Terry.

"Masalah apaan?" tanya Kai penasaran.

"Kagak penting!" Terry bangkit dari duduknya. "Lo mau ngajak gue ke kantin kan?" tanya Terry berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Iya!" balas Kai.

"Yaudah ayok," ajak Terry sembari melangkahkan kakinya terlebih dahulu.

Kai menatap punggung Terry yang menjauh dengan tatapan yang sulit diartikan.

Terry yang tak merasakan kehadiran Kai menoleh ke belakang. "Cepetan Woy!" serunya.

Kai menghela nafas pelan lalu berjalan mendekat ke arah Terry. Cowok yang memiliki paras bule itu menoleh menatap Terry setelah sampai di samping cowok itu.

"Lo ..." Kai terdiam.

Terry yang penasaran menatap Kai dengan alis terangkat satu. "Gue kenapa?"

Kai tersenyum tipis. Ia melangkahkan kakinya tanpa berniat melanjutkan ucapannya.

"Woy Kai, gue kenapa?" seru Terry mengikuti langkah Kai. Ia sangat penasaran apa yang ingin diutarakan oleh cowok blasteran bule itu kepadanya.

Tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang menatapnya dari jauh dengan senyuman miring. "Selamat datang Terry Fernando, tokoh utama dalam permainan gue kali ini."

____________







Terry

Terry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Daniel

Daniel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Mysterious Invitation (TXT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang