.
.
.
Terry yang bersandar di tembok sesekali melirik jam tangannya menunggu Moana yang akan keluar kelas. Hari ini adalah hari terakhir misi yang harus ia jalankan. Dan hari ini ia akan membuat Moana bergabung dalam timnya bagaimanapun caranya. Meskipun ia harus menunjukkan pesan dari Ethan sekalipun.Helaan nafas keluar dari bibir Terry saat Moana tak kunjung keluar. Saat ia hendak memasuki ruang kelas Moana, cewek itu akhirnya keluar kelas dengan satu temannya.
Moana yang menyadari kehadiran Terry mengerutkan alisnya. "Lo yang kemarin kagak sengaja gue tabrak kan?"
"Iya!"
"Kenapa lo disini?" tanya Moana dengan menatap penasaran akan alasan Terry ke kelasnya.
"Gue mau minta tolong ke lo," pungkas Terry.
"Apaan?"
Terry terdiam. Cowok itu melirik ke arah cewek yang berada di dekat Moana, lalu menoleh menatap Moana. "Gue mau bicara berdua aja ama lo!"
Moana melirik ke arah temannya itu. "Sal, lo bisa ke kantin dulu kan? Nanti gue nyusul."
Salsa, cewek itu mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan Terry dan Moana berduaan di depan pintu kelas.
"Dia udah pergi, apa yang bisa gue bantu?" tukas Moana.
Terry menghela nafas. Cowok itu menarik lengan Moana agar mengikutinya ke tempat sepi. Hingga akhirnya, ia sampai di atap sekolah. Tempat yang jarang dikunjungi.
"Mungkin ini terdengar kagak masuk akal buat lo, tapi gue bener-bener butuh batuan lo. "
Moana semakin penasaran akan bantuan apa yang diinginkan Terry padanya. "Emang lo butuh bantuan apaan?"
Terry terdiam. Cowok itu menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan pesan anonim dari Ethan Lebanin.
Moana mengernyitkan alisnya bingung melihat ada namanya dipesan itu. "Ini maksudnya apaan? Kenapa nama gue disebut? Terus Ethan ini siapa?"
Terry membuang nafas kasar. "Maksud dari pesan itu, Ethan nyuruh gue buat ngasih masuk lo dalam tim gue. Dan gue juga belum tau Ethan itu siapa. Itu sebabnya gue mau lo masuk dalam tim, supaya kita bisa nyari tau siapa itu Ethan. Karena gue juga penasaran alasan dan tujuan Ethan ke gue."
Moana terdiam. Ia sedikit ragu masuk dalam tim yang dikatakan oleh Terry. Namun ia juga penasaran akan sosok Ethan ini. Sosok Ethan yang menyebut namanya. Moana mendongak menatap Terry. Helaan nafas keluar dari bibirnya. "Oke!"
Terry tersenyum lega. Namun senyumannya pudar saat mendengar perkataan Moana.
"Gue bakal masuk dalam tim lo, tapi ada syaratnya."
"Syarat apa?"
"Gampang kok syaratnya, gue cuma mau lo harus ngasih tau gue apapun yang Ethan kirimin ke lo. "
"Apapun?"
"Iya, semuanya!"
Terry terdiam sesaat untuk memikirkan syarat dari Moana. "Oke, gue bakal ngasih tau lo semuanya."
***Terry mengerutkan alisnya saat melihat sebuah amplop hitam dan bunga mawar putih yang berada di dalam laci mejanya. Ia yang tadi hendak meraih buku paketnya harus berhenti saat ia malah tak sengaja menemukan amplop hitam dan bunga mawar putih itu.
Tanpa berlama-lama lagi, ia langsung membuka amplop hitam itu. Saat melihat isi kertas di dalam amplop itu semakin membuatnya mengernyitkan alisnya bingung.
Di kertas itu hanya ada 26 kotak berjejer panjang. Dimana barisan pertama berjumlah 10 kotak, dan ditengah ada 9 kotak. Sedangkan yang di bawah berjumlah 7 kotak. Bukan hanya itu, di beberapa kotak ada arsiran abstrak yang membuat Terry pusing memikirkan maksud dari kotak yang di arsir abstrak itu. Terry menebak bahwa seseorang yang meletakkan amplop hitam itu pasti Ethan Lebanin. Namun ia tak tahu maksud dari kertas itu.
Helaan nafas keluar dari bibir Terry. Ia memijat pangkal hidung sambil memikirkan arti kotak-kotak itu dengan mata terpejam. Ia merasa bahwa kotak yang di arsir abstrak itu adalah pesan tersembunyi dari Ethan. Namun ia tak tau bagaimana cara memecahkan kode itu. Ethan tak mungkin menaruh amplop hitam itu tanpa ada maksud dan tujuan.
Terry meraih ponselnya dan membuka aplikasi catatan untuk bisa melihat keyboard di ponselnya. Karena ia berpikir bahwa kotak-kotak itu merujuk pada keyboard, dilihat dari jumlah dan cara susunan kotak-kotak itu sangat terlihat seperti keyboard.
Senyuman pongah terbit di bibirnya setelah mengetahui maksud dari kotak yang di arsir abstrak itu. "Gila! Lo bener-bener gila Ethan Lebanin!"
Helaan nafas keluar dari bibirnya. Senyuman miring terbit di sudut bibirnya sambil menatap keluar jendela. "Thanks atas ucapan selamat dari lo!" gumamnya.
Terry meraih ponselnya yang berdering. Matanya terbelalak saat melihat nama Ethan Lebanin terpampang disana. Tanpa berlama-lama, ia mengangkat panggilan telepon itu.
"Congrats, misi selanjutnya menantimu Terry Fernando."
Saat Terry hendak berucap, sambungan telpon langsung dimatikan oleh Ethan, membuat Terry berdecak kesal. Suara Ethan di samarkan dan itu membuat Terry semakin penasaran, namun itu sudah termasuk peningkatan baru untuk Terry.
"Ethan Lebanin, tunggu aja! Gue bakal nemuin lo," gumam Terry menatap kertas dan bunga mawar putih ditangannya dengan tatapan tajam.
_________
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Invitation (TXT)
Misterio / SuspensoWARNING!!! DILARANG PLAGIAT!!! SEDANG DALAM PROSES PERBAIKAN DAN ADA BEBERAPA TYPO YANG TAK DISENGAJA Terry merupakan murid berprestasi di sekolahnya. Namun meskipun demikian, ia merasa bahwa hidupnya sangat membosankan. Dimana dia hanya belajar, se...