11

1.1K 89 19
                                    

Pisau yang tertancap di belakangmu tidak akan membunuhmu, yang akan membuatmu terbunuh adalah ketika kau berbalik arah dan melihat siapa yang memegang pisau tersebut.”
___________________________________________

SAAT ini Kana tengah berada di dalam kamar rawat nya, setelah di larikan ke rumah sakit oleh Abi dan Rowen tadi, tidak ada yang perlu di khawatirkan dari kondisinya. Ia hanya mengalami panik dan pikiran yang berbelit belit membuat nya kesulitan mengontrol emosinya.

Terlalu mengejutkan baginya untuk mengetahui sesuatu yang entah itu fakta atau tidak, tapi jika dipikirkan kembali. Apa yang di ucapkan oleh Denis mungkin ada benarnya, anak nya di nyatakan meninggal namun ia sendiri tidak tau seperti apa makam sang anak.

"Na..." Rowen masuk ke dalam ruangan Kana dan mendapati hal yang sama ketika ia memasuki kamar Kana ketika di rumah, Kana tengah duduk di pinggiran brankar rumah sakit.

"Jangan pernah ngomong sama gue, kalo lo ga mau bawa gue ke makam anak gue Rowen." Mendengar itu, Rowen menghentikan langkah nya. Ia benar benar bingung harus bagaimana. Sebelumnya pun Kana sudah membahas ini, dan Rowen segera menghubungi Yoga, Yoga akan tiba dari Jepang secepatnya. Rowen sudah tidak kuat memberi kebohongan untuk sahabat manis nya itu.

"Gue ga tau pasti lokasinya dimana Na, yang pasti bukan di Seoul."

"Ya dimana?"

"Gue ga tau lokasinya dimana, yang gue tau itu di pemakaman umum yang jauh dari sini. Om Yoga sengaja makamin di tempat jauh biar Lo ga bisa kesana dan nangisin makam anak Lo."

"Yaudah bawa gue kesana."

"Tunggu om Yoga dulu, biar belio aja yang bawa Lo kesana, gue ga sanggup."

Kana terdiam, "Bilang aja Lo lagi ngulur waktu, biar di Gangnam orang suruhan Lo punya banyak waktu bikin makam palsu."

"Astaga Na, Lo seriusan ga percaya sama gue sahabat Lo?" Tanya Rowen dengan frustasi, Kana menyunggingkan senyumnya. "Ga ada alasan yang bikin Lo ga bisa bohongin gue Wen." Rowen menggeram frustasi, dari mana sebenarnya Kana tau hal ini.

"Terserah deh Na, Lo tunggu om Yoga aja. Biar om Yoga yang nganterin Lo ke Makam anak Lo." Tak ada percakapan lagi setelah nya, keduanya sama sama larut dalam kebisuan. Kana yang sibuk dengan pikiran nya sendiri dan Rowen yang sibuk dengan kekhawatiran nya.

Hingga tak lama, pintu ruangan terbuka menampilkan seseorang yang memberikan info tersebut pada Kana.

"Ngapain Lo disini?"

"Gue mau buktiin, kalo Ziel beneran anak Lo Na." Ucap Denis lalu memanggil seseorang lainnya untuk masuk, masuklah seorang wanita paruh baya. Mbo Diah.

Rowen yang melihat itu buru buru memalingkan wajahnya, sial. Semoga wanita tua itu tidak mengenalinya, pada saat itu ia memang memakai masker tapi mata nya tak tertutup apapun.

"Coba ingat ingat lagi siapa yang datang ngasi Ziel ke kita Mbo." Ucap Denis.

"Orang itu kan pakai masker tuan muda, cuma matanya yang keliatan." Denis pun melirik Rowen yang hanya membelakangi mereka.

"Heh Lo, ga sopan banget ada tamu malah di belakangin." Seru Denis pada Rowen.

"Tau ah Wen,  kenapa madep belakang sih. Ga sopan tau ada orang tua." Ujar Kana membetulkan.

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang