06

1.1K 92 1
                                    

“Demi kesehatan hati, berhentilah memperlakukan seseorang melebihi apa yang sepantasnya mereka dapati.”

—————————————————————

MALAM sudah tiba namun Kana terlihat masih nyaman berada di rumah besar keluarga Adyaksa, beberapa waktu lalu ia baru selesai memandikan Baby Ziel. Namun karena bayi tampan itu yang kelewat aktif membuat pakaian yang di kenakan Kana ikut basah.


"Ah sorry Lo jadi kerepotan gini bahkan sampe basah kuyup, gue rasa cuma Hoodie dan celana training yang pas sama Lo." Ucap Denis sembari menyodorkan Hoodie dan celana training milik nya.

"Gapapa gue ga keberatan kok, gue seneng bisa main seharian sama baby Ziel. Rasa kangen gue bisa terobati." Denis ikut menyunggingkan senyumnya ketika melihat senyum sumringah lelaki manis di hadapannya.

Seharian ini Kana terlihat sangat bahagia, senyum cerah tidak pernah luntur dari bibir merah muda nya. Ah Denis jadi merasa ikut senang untuknya.

"Untuk mama nya Ziel, sorry ya gue ga tau kalo ternyata kalian udah pisah."

"Santai aja, Lo ga tau kan karena belum gue kasi tau."

"Iya juga hhe." Keduanya sama sama terkekeh dengan candaan kecil yang Denis lontar kan. Mendadak suasana canggung kembali menyerang.

"Lo sendiri, suami Lo mana? Kok kemaren Lo bilang punya pacar." Kana terdiam, ia tidak berniat berbohong. "Ah itu..."

"Gue belum nikah."

"Oh sorry bukannya Lo udah punya anak ya?" Tanya Denis dengan hati hati takut menyinggung perasaan si manis.

"Ya gitu, gue hamil di luar nikah."

Bangke. Denis merutuki dirinya, seharusnya ia tidak usah bertanya sampai sejauh itu sekarang kan jadi bingung harus bereaksi seperti apa. Ia benar benar takut menyinggung perasaan teman barunya itu.

"A- ah sorry kaya nya ga seharusnya gue tau yah."  Denis mengusap tengkuknya dengan perasaan akward.

"Gapapa, gue udah relain itu kok lagian anak gue juga udah pergi." Lagi. Keduanya kembali di serang kecanggungan sebelum rengekan dari Ziel terdengar di atas kasur king size milik Denis.

"Eh iya sayang Daddy disini."

"Eum.. gue ganti baju dulu ya." Setelah mendapat sautan dari Denis, Kana bergegas masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaian serta menetralkan jantungnya.

  
******

Disinilah ketiga nya sekarang, duduk di sofa dengan Ziel di pangkuan Kana sibuk memainkan jari jari lentik si lelaki manis serta Denis yang berada di sandaran samping sofa sambil memakan cemilan di dalam toples.

Dihadapan mereka ada Juhen dan Sena yang duduk berdampingan kemudian di sofa lainnya ada Kemal dan Haris.

"Eum maaf seharusnya saya ga disini, saya ke atas aja ya om, Tante. Sama Ziel biar saya tidurin habis itu saya pulang." Ucap Kana dengan hati hati lebih dulu membuka topik diantara keluarga yang hanya diam.

"Ga sopan, orang tua lagi pada diam." Seru Sena membuat Kana reflek menunduk.

"Lah anjir, bahkan lebih ga sopan kalo lo ngomong gue sela. Makanya gue ambil situasi lu yg lagi diem wahai camer—eh." Batin Kana menjerit.

Juhen terkekeh, ia tau istrinya itu hanya iseng kepada lelaki manis tersebut. "Gapapa, kamu disini aja. Anggap aja kamu istrinya Denis yang ikut kumpul keluarga bersama kami."

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang