15

1K 77 8
                                    

Cinta adalah kata kerja, perihal memperjuangkan atau merelakan.”

------------------------

KANA baru saja menyelesaikan konsernya di ibu kota sore ini, saat ke backstage ia mendapati Abi yang berdiri tak jauh dari tempatnya melepas jaket nya. Ia tersenyum tipis kemudian melangkah mendekati lelaki yang masih menjadi kekasihnya tersebut.

"Hei..." Seru Kana kala sudah berdiri dihadapan laki laki itu, Abi balas tersenyum lalu mengeluarkan bunga Anyelir kuning dan Orange Lily lalu menyerahkannya pada Kana. "Ini untuk hari ini, kamu keren banget diatas panggung." Kana terkekeh lalu meraih bunga itu dan menciumnya, bunga itu terlihat sangat indah namun entah mengapa terasa sangat aneh dengan sikap Abi hari ini.

"Tumben banget ngasi bunga." Ujar Kana namun masih asik menelisik serta mencium bunga indah tersebut.

"Kamu tau kenapa aku kasi kamu bunga anyelir kuning sama orange lily?" Kana menggeleng, "Kenapa?"

"Itu sebagai symbol perpisahan, karena sore ini adalah akhir dari hubungan kita." Kana terdiam, senyum nya luntur ia menyelami kedua bola mata Abi, tidak ada candaan didalam nya.

"Maksud kamu?"

Abi tersenyum hangat, ia mengulurkan tangan nya dan menaruh nya diatas pucuk kepala yang lebih pendek,  mengusapnya pelan dengan lembut. "Maaf karena udah ga sengaja nguping obrolan kamu sama Rowen kemaren, niat nya aku cuma pengen ngajak kamu jalan taunya aku nemuin fakta kalo ternyata aku adalah beban pikiran buat kamu."

"Maka dari itu dengan itikad baik aku mutusin hubungan kita, aku ga mau kamu yang mutusin aku lebih dulu jadi aku putusin kamu duluan hehe. Janji sama aku ya Na, kamu harus selalu bahagia, jangan sia sia-in keputusan aku buat mengalah."

Kana terharu mendengarnya, bagaimanapun juga ia masih mencintai Abi. Namun sepertinya memang mereka tidak bisa bersama dengan berbagai alasan. Ia mendekat lalu memeluk Abi dengan erat, cukup berat juga rasanya melepaskan pria humoris seperti Abi.

"Makasih ya, kamu bener bener yang paling bisa ngertiin aku. Aku janji, aku janji akan terus bahagia. Kamu juga ya?" Abi mengangguk dalam pelukan Kana, astaga pelukan itu terasa sangat nyaman. Namun sayangnya, itu akan menjadi kali terakhir nya merasakan pelukan senyaman itu.

"Kamu juga harus bahagia sama pengganti aku nantinya." Ucap Kana dengan jemarinya yang menghapus jejak air mata di pipi tirus mantan kekasih nya tersebut.

Keduanya saling berpandangan dengan perasaan yang masih sama, "Ekhemmmm... Udah belom ini drama nya?" Keduanya menoleh ketika mendengar suara Rowen, dan terkejut ketika melihat  siapa di samping pria cindo tersebut.

"Denis?" Denis tersenyum, tersirat senang bercampur kesal dari raut wajahnya. Senang karena akhirnya Kana mengakhiri hubungan dengan pacarnya, dan kesal karena meski hubungan sudah berakhir namun Kana masih memeluk serta menatap penuh cinta pada lelaki yang sekarang sudah menjadi mantan kekasih nya.

"Kok disini?" Kana bertanya, Denis menunjuk dengan dagunya Ziel yang tertidur di punggungnya. "Anaknya nangis mau ketemu Buna katanya, jadilah tadi aku sama Ziel nonton konser kamu. Dia aktif banget teriak teriak melebihi fans kamu, akhirnya kecapean deh." Jelas Denis.

Kana terkekeh sembari mengelus sayang pipi anak nya, "Yaudah pulang yuk, gue juga udah selesai. Wen, Bi, gue duluan ya." Abi dan Rowen mengacungkan jempol masing masing, Kana dan Denis pun pamit undur diri. Abi hanya menatap punggung Kana yang berjalan beriringan bersama orang lain menjauh darinya. Ia tidak menyangka hubungan asmara nya selama 4 tahun ini kandas begitu saja.

Terdengar helaan nafas dari Rowen lalu ia mulai mendrama, "kisah kita hebat, tidak pernah debat lalu tamat."   Ucap nya dengan ekspresi wajah di buat seolah sedang menangis. Lalu kembali datar dan merangkul pundak Abi yang lebih tinggi darinya, membuat nya sedikit berjinjit untuk meraih bahu lebar tersebut.

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang