Epilog

556 46 3
                                    

"Kalau ada yang lebih indah dari intro lagu kisah cinta untuk starla, mungkin itu adalah kisah cinta mereka yang setara."

_______________

KANA berjalan menghampiri Denis yang berdiri di balkon kamar. Jam menunjukkan pukul tiga pagi, Denis yang hanya menggunakan celana training tanpa atasan dan Kana yang memakai Hoodie kebesaran menutupi hingga setengah paha nya. Sekedar informasi jika keduanya tidak memakai dalaman:)

"Kok bangun lagi?" Denis menarik Kana kedalam pelukannya, memberikan kehangatan dari tubuh nya pada si manis.

"Dingin~" Rengek Kana membuat Denis tertawa gemas. "Kalau dingin ngapain keluar? Ga pake Daleman lagi."

"Seribu selimut tebal pun ga bisa ngalahin pelukan kamu." Kini Denis tergelak, sejak kapan si manis nya ini bisa berkata demikian.

"Yaudah kita masuk ya, aku peluk sampe pagi." Kana mengangguk lucu, ia kemudian meloncat ke gendongan Denis seperti seekor Kuala.

Denis tersenyum hangat, ia menyapu hidung nya pada ujung hidung Kana. Kemudian keduanya kembali masuk ke kamar, berbaring di kasur empuknya dan membagi kehangatan. Tak terasa sudah delapan bulan usia pernikahan mereka.

Kini Denis membawa keluarga kecil nya tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu besar untuk di tinggali. Kana menolak memiliki asisten rumah tangga dan memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Mengurus anak dan suaminya sendiri tanpa ada campur tangan orang lain, ia ingin menghabiskan waktu bersama suami dan anak nya. Apalagi ia tidak ikut andil membesarkan Ziel sejak bayi.

Itulah mengapa Denis memilih rumah berukuran tidak terlalu besar di perumahan elit, agar Kana tidak terlalu lelah mengerjakan pekerjaan nya di rumah.

Kebiasaan Kana ketika hendak tidur adalah di elus elus perut nya oleh Denis, dan Denis pun memiliki kebiasaan hendak tidur yaitu mengelus perut Kana. Tepat nya perut yang terdapat bekas jahitan Caesar pasca melahirkan Ziel.

Hingga dalam sekejap, rasanya baru saja keduanya menutup mata dan masuk ke alam mimpi. Tiba tiba saja keduanya terbangun karena gedoran brutal yang berasal dari pintu. Dapat di tebak siapakah gerangan di balik pintu tersebut.

"BUNAA!!! DADDY!!! BANGUNNNNNNNNNN!!!" Bergegas Denis bangun kemudian membuka pintu dengan cepat, Ziel yang terlalu bersandar di pintu pun terhuyung kedepan dan terjatuh tepat di bawah Kaki Denis.

"Astaga Ziel, ada apa? Kenapa ribut ribut di depan kamar Daddy pagi pagi?"

Ziel bangun sendiri kemudian melempar tatapan galak ke arah Denis, "Ini sudah jam sepuluh siang Daddy, Iel telat sekolah." Denis membelalak kemudian melirik Kana yang duduk di atas Kasur.

Kana menepok jidatnya, "Sayang maafin Buna, Buna lupa Ziel sudah pulang dari rumah Grandma."

Ziel menggeleng gelengkan kepalanya, anak itu melipat tangannya di depan dada kemudian bersikap seolah sedang merajuk. "Buna dan Daddy pasti tidur pagi lagi kan? Sampe sampe kesiangan bangun." Denis dan Kana saling melirik kemudian sama sama mengangkat bahu.

"Sudah sudah, Buna dan Daddy mending mandi terus turun kebawah untuk sarapan, Iel pun mau mandi dulu."

Ziel terlihat lebih dewasa dari kedua orang tuanya sekarang, Denis dan Kana terkekeh melihat punggung si kecil berjalan menjauh. Lucu sekali melihat nya mengomel, fisik nya terlihat seperti Denis tapi sifat nya duplikat Kana.

Suka ngomel namun sangat lembut dan penyayang.

"Anak ku sudah besar sekarang." Gumam Kana. Denis mendekat kemudian menggendong tubuh Kana membawa nya ke kamar mandi.

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang