05

1.3K 114 5
                                    

Perihal temu, datanglah bila sudah benar benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahului mu.”

————————————————————

"Momy..."

Kana terbangun dengan nafas tersengal senggal, keringat juga bercucuran dari kepelanya membuat rambutnya yang sudah kusut semakin lepek.

Ia melirik jam loker nya yang masih menunjukkan jam 12 malam. Apa yang terjadi? Apakah ia mimpi? Mengapa ia tidak mengingatnya, dan apa itu tadi. Ia seperti mendengar suara anak kecil.

"Itu tadi apa? Kok kayak suara anak kecil manggil Momy nya?" Gumam Kana dengan nafas yang masih belum teratur.

Ia ingin kembali tidur namun matanya sudah terlanjur terbuka, ia pun melangkah dan pergi ke dapur guna untuk mengambil minum.

"Momy..."

Langkah kaki Kana kembali terhenti saat samar samar suara itu kembali terdengar, "Ga ga ga, ini pasti cuma ilusi gue doang yang lagi kangen sama anak gue."

"Anak Momy sayang, kamu yang tenang ya nak di alam sana. Momy janji akan mengikhlaskan kepergian mu, Momy akan kembali menjalani kehidupan Momy seperti biasanya. Kamu yang tenang disana ya sayang nya Momy."

Kana diam sebentar kemudian kembali mengambil langkah menuju dapur, namun baru beberapa langkah ia kembali mendengar bisikan itu lagi.

"Momy..."

"DIAM!! MOMY BILANG DIAM YA DIAM!!! MAU JADI ANAK PEMBANGKANG KAMU HAH?!! DIAMMM!!!!" Kana berteriak histeris sembari menutup kedua mata dan telinganya.

"Kana!" Yoga yang pada dasar nya masih berkutat diruang kerja nya bergegas turun ketika mendengar teriakan Kana, ia segera membawa putra semata wayangnya kedalam pelukan hangat nya.

"Ada apa hum?"

Kana membalas pelukan Yoga tak kalah erat, ia mencengkram piyama yang di kenakan sang ayah. "Anak aku yah, anak aku manggil manggil aku terus. Berisik yah, suru dia berhenti sekarang." Lirih Kana membuat Yoga mengernyit.

"Itu hanya hayalan kamu aja Na, anak kamu sudah tenang di alam baru. Ini pasti efek karena kamu kangen dia kan?"

Kana tak menjawab, ia hanya menangis tersedu sedu dalam pelukan ayahandanya. "Besok Kana mau ke makam Baby yah, kayak nya dia marah sama Kana karena ga nganterin dia ke tempat peristirahatan nya."

"Ga perlu Na, pemakaman nya jauh dari sini."

"Ga yah, Kana mau ke makam Baby!"

"Kamu ke gereja aja ya, kamu kirim doa buat baby disana. Nurut sama ayah ya nak?" Kana mengangguk pasrah dan memilih menuruti saran dari Yoga, ia sendiri tidak tega untuk melihat gundukan kecil makam milik sang buah hati yang bahkan belum sempat ia sentuh.

"Maafin ayah nak, makam itu tidak pernah ada. Anak kamu masih hidup dan sekarang berada dalam dekapan ayah kandung nya."

  
*****
  

Disisi lain, baby Ziel juga tampak belum tidur. Ia terbangun dan langsung beranjak duduk, merangkak kebawah untuk mengambil mainan nya yang berada di karpet berbulu. Bibir nya tersenyum dengan sudut bibir nya yang mengeluarkan iler, bibir kecil itu juga tak henti henti nya mengoceh yang tidak dapat dimengerti oleh orang dewasa.

"Papapa phuuu~ nyah nyah." Oceh bocah yang masih berusia beberapa bulan tersebut.

Denis berbalik dengan mata yang masih terpejam berusaha menggapai sesuatu disebelah nya, merasa kosong membuat mata nya terbuka. "Ziel? Ziel dimana?" Denis mengedarkan pandangan nya kesana kemari mencari keberadaan sang bayi.

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang