17

976 70 7
                                    

"Karena payung butuh hujan agar keberadaannya punya arti, dan aku butuh kamu untuk menyempurnakan keberadaan ku.”

-------------------


BESOKNYA seharian penuh Denis tidak pergi ke kantor, ia hanya uring uringan dirumah sambil mondar mandir mengecek ponselnya. Ia ingin sekali pergi menemui Kana namun ia tak tau dimana keberadaan lelaki manis tersebut.

"Kamu dimana sih Na, kamu ngilang bawa anak kita. Kamu beneran ga mau denger penjelasan dari aku?" Itu voice note yang di kirim Denis ke WhatsApp Kana, entah sudah berapa banyak spam dari chat, voice note sampai telepon yang ia kirim namun tak kunjung mendapat jawaban atas pertanyaan nya.

Dengan berani ia menghubungi telepon rumah Yoga namun lagi lagi ia tak menemukan jawaban, keluarga nya benar benar tidak membantu.

"Denis, kamu belum bersiap?"

"Mom aku ga usah ikut aja ya? Aku mau nyari Nana mom, dia sama Ziel ga ada kabar."

"Itu urusan nanti, Momy bisa bantu kamu. Untuk sekarang kamu siap siap dulu, makan malam nya tinggal 30 menit lagi."

"Mom~" Rengek Denis terdengar frustasi namun Sena tak mengindahkan, ia mendorong tubuh bongsor si bungsu untuk masuk kedalam kamar mandi.

Akibat tidak fokus membuat Denis mandi secara awur awuran, ia lupa apakah ia memakai sampo dan sabun yang benar ke tubuh nya? Bodo amat.

Yang penting ia harus segera menyelesaikan ritual mandi nya kemudian mengikuti orang tua nya ke acara makan malam yang entah dengan siapa itu Denis tidak perduli. Setelah itu ia akan lanjut keliling Jakarta untuk menemukan dua orang berbeda usia yang dicintainya tersebut.

Saat di perjalanan matanya membelalak kala melihat notifikasi chrome yang mengatakan kalau artis bernama Arkana Maharaja telah bertunangan dengan seorang direktur perusahaan. Hal itu membuatnya terlonjak kaget spontan kepala nya membentur bagian atas mobil.

"Denis! Kamu kenapa sih?! Kayak lihat setan aja sampe segitunya."

"Ini lebih menyeramkan dari setan mom!"

"Apa coba Momy liat!?"

"Ini, masa katanya Nana udah tunangan."

Sena terlihat seperti menahan tawa melihat reaksi yang di berikan Denis, "Dari chrome ya itu?" Denis mengangguk polos membuat Sena tidak mampu untuk tidak meledakkan tawa nya.

Denis seperti kembali ke usia sepuluh tahun.

"Kamu ini, masa percaya sama gosip dari chrome gitu sih?" Ucap Sena sambil tertawa terkekeh kekeh.

"Ya kan sebagian besar besarnya benar, mom." Ucap Denis dengan suara pelan, tiba tiba saja mood nya menjadi tidak baik. Tadinya yang sudah stabil kini kembali cemberut lagi.

Sena sudah lelah menegurnya, jadilah ia memilih acuh dan saat tiba di tempat tujuan. Denis menyadari tempat tersebut, ini adalah restaurant milik Yoga. Wajah Dawin terpampang jelas di bagian atas Restaurant.

"Kita ketemuan nya di restaurant om Yoga, mom?"

Sena hanya tersenyum tanpa berniat menjawab, begitupun Juhen yang berjalan selangkah di depan. Denis merasa bingung namun tetap mengikuti langkah kedua orang tuanya,

Mereka berjalan menelusuri lantai satu yang ramai pengunjung, menaiki lantai dua yang diisi oleh pelanggan pelanggan VIP. Dan disini lah pertemuan mereka, dia sebuah rooftof yang terdapat meja panjang dengan dua kursi tunggal dimasing masing sisi meja. Disana duduk Yoga dan seorang anak kecil yang Denis sangat kenali. Ziel, bocah itu terlihat tengah bercanda bersama sang kakek.

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang