03

1.9K 133 17
                                    

“Pada dasar nya cinta yang tidak diungkapkan itu tidak akan pernah menjadi apa apa.”

————————————————————

KEMAL sekarang tengah duduk dengan muka di tekuk, ia menatap lesu Baby Ziel yang tengah tertidur lelap di dalam box bayi.

Denis sedang membeli keperluan bayi, Daddy dan Momy nya mendadak keluar kota karena urusan kantor yang tidak bisa di wakilkan. Juhendrik yang tidak mau jauh dari sang istri pun menyeret Sena ikut dengan nya, Sena yang notabenya penurut dengan suami pun dengan senang hati ikut. Toh ia juga tidak ada kerjaan dan anak anak nya juga sudah besar bisa mengurus diri sendiri.

Juhendrik masih aktif di kantor membantu Denis, apalagi sekarang Denis harus membagi waktu dengan kantor dan Anak nya. Membuat masa pensi nya tertunda.

"Untung Lo lucu dek, kalo ga ga mau uncle jagain kamu." Celetuk Kemal sendirian.

Ting!

Sebuah email masuk membuatnya harus segera mengecek pemberitahuan tersebut. Namun dengan waktu yang bersama Baby Ziel menangis, ia jadi kalang kabut. Email yang masuk itu notif penting yang harus segera ia tangani sedangkan Baby Ziel menangis semakin kencang.

"Eh aduh jangan nangis dulu dek, aelah." Kemal yang kebingungan pun entah dorongan dari mana tiba tiba saja mendial nomor Haris.

Sedangkan di seberang sana, Haris masih menangis dengan segukan kecil sembari mengaduk aduk makanannya tanpa nafsu. "Kamu ini sebenarnya kenapa sih Kak, dari kemaren nangis ga mau makan."

Haris mendengus tak ingin menjawab pertanyaan dari mami nya, ia masih saja setia mengaduk aduk makanan nya membuat sang Mami kesal sendiri.

Ddrrtttt... Drrrttt...

Tiba tiba saja ponsel nya berdering, Haris yang mengira itu dari Denis pun memilih abai. Ia sedang tidak ingin di gangggu, lebay sekali anak Jonat ini.

"Angkat kak, itu siapa yang nelpon siapa tau penting." Peringat sang Mami.

"Bodo ah, palingan juga Denis mau ngebeban." Saut Haris dengan nada ketusnya.

Aming—adek Haris dengan iseng melirik ponsel sang kakak. Membaca nama kontak yang tertera dilayar ponsel.

"Hah? 'calon?❤️' IDIHHHHHHH~"

Mendengar itu dengan cepat Haris mengambil ponselnya yang berada di atas meja sebelah piringnya, matanya membola kala melihat siapa yang menelpon.

"Ngaku ngaku ye lu kak? Mana ada orang yang Sudi jadi calon kakak."

"Bacot bocah, mi Aming tadi malem ga tidur sampe jam 4 main game."

"Kaka!"

"HARMI ARMADA!!!"

"AMPUN MII!!!!"

Haris tidak memperdulikan sang adik yang di gebuk oleh maminya, ia memilih berlari ke kamar untuk menjawab panggilan dari Kemal.

"Ekheemm~"

"H- halo kak Mal."

"Oh halo Haris, Lo lagi sibuk ga?"

"Engga kok Haris kan pengangguran." Diseberang sana Kemal hampir tergelak mendengar celetukan Haris yang cukup lucu menurutnya.

"Kalo gitu gue boleh minta tolong?"

"Boleh banget kak Mal, dengan senang hati."
 

*****
 

"Lo yakin ini pas?"

From an Incident || NOMIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang