Bab 17 bagaimana bisa?

22.1K 483 31
                                    

     Sepulang sekolah, mimy dan Sean mampir ke apartemen Devan.

     Di sinilah saat ini

     Di saat mimy sedang sibuk di dapur membuat bubur, dua pria tampan yang saling meng klaim sebagai rival itu saling memandang dengan tatapan tajam nya masing masing.

     Sampai beberapa saat berlalu, Sean menyernyit heran saat melihat Devan yang merubah raut wajah nya, seolah menjadi pria paling tersakiti di dunia ini.

     "Sean, jaga tatapan mu itu"

     Suara mimy mengejut kan Sean, pria tampan itu menoleh ke samping dan menemukan mimy yang sedang melotot ke arah nya.

     Tanpa menjawab, Sean berlalu dan duduk dengan angkuh nya di sofa , namun tatapan nya tak pernah teralih kan dari dua makhluk di depan nya itu.

     Mimy menghela nafas nya kasar, lalu duduk di samping Devan dan hendak menyuapi nya.

     Ekhem

     Namun gadis cantik itu malah terlonjak kaget saat mendengar deheman keras Sean , hingga sebagian bubur panas itu tumpah pada tangan Devan yang terdapat goresan goresan kecil yang Baru saja dia obati.

     Awwh

     Mimy dengan cepat menyimpan mangkuk bubur di tangan nya , meraih tangan Devan dan membersih kan nya dengan kain, setelah itu dia meniup niup luka itu.

     Sean berdiri sambil melotot tak terima, apa lagi saat mimy dengan berani nya mencium luka itu .

     Cup

     "bentar lagi sembuh" celetuk mimy sambil mengoles kan salep pada luka kecil itu.

     Hidung mancung Sean kembang kempis Dengan wajah memerah menahan emosi. sementara Devan, diam diam melirik nya dengan senyum kemenangan.

     Sial, apakah mimy lupa, bila ada Sean di sana?

     Sean berjalan kembali menghampiri ke dua sejoli itu dan duduk di belakang mimy lalu memeluk nya dengan posesif.

     Grep

     Eh?

     Mimy kicep sambil memandang tangan kekar yang melilit di perut nya, apalagi bahu nya terasa berat dan leher nya terasa panas di saat bersamaan.

     Glek

     Gadis cantik itu menelan ludah nya kasar saat melihat tatapan Devan yang terluka, mimy tersenyum kaku sambil berusaha melepas kan tangan itu dari perut nya.

     "Lepas" desis mimy masih dengan senyum kaku nya.

     Sean diam tak bergeming, dia malah semakin mengerat kan pelukan itu.

     Devan memaling kan wajah nya saat mimy kembali menatap nya. Membuat rasa bersalah mimy semakin menjadi, apa lagi saat tahu alasan Devan terluka.

     'sis' panggil mimy dalam benak nya.

     [ Sistem : iya nona?]

     'kenapa Devan bisa terluka seperti ini?' tanya nya lagi

     [ Sistem : semalam, saat anda sedang di beri hukuman oleh Sean, Devan juga melihat nya , lalu menghancurkan barang barang di kamar nya ]

     'hah? Bagaimana bisa?'

     [ Sistem : tentu saja bisa nona, karena Sean saat itu melakukan panggilan video dengan Devan]

      Deg

     Jantung mimy berdetak tak karuan. Jadi? Devan telah melihat sisi nakal nya? Apakah pemuda itu kini membenci nya? Tapi, kenapa dia malah mencari cari mimy?

      Mimy menoleh kan kepala nya dan mendorong kepala Sean dari pundak nya.

     "Bisa keluar sebentar? Aku mau bicara sesuatu sama Devan" pinta nya pada Sean.

     Sean hendak protes, tapi langsung di dahului oleh mimy

     "Tolong, hanya 5 menit" pinta nya dengan memohon, Sean memandang Devan dengan penuh permusuhan sebelum keluar dari dalam kamar itu, lalu menutup pintu nya dengan keras.

     Brak

     Mimy dan Devan sama sama terlonjak kaget.

***

Layar Hologram Mimy (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang