Penasaran

4.4K 602 26
                                    

Sudah satu minggu semenjak kiriman buket bunga matahari itu datang Rony masih belum mengetahui siapa pengirim nya. Pasalnya di buket bunga tersebut tidak ada nama pengirim maupun toko tempat buket tersebut dipesan. Rony sudah mencoba melacak kurir yang mengantarkan kiriman itu, tapi hasilnya nihil, dia tidak menemukan jejak sedikitpun.

Kini Salsa dan Rony tengah menemani Alif belajar merangkak, Salsa dan Rony bergantian membantu Alif untuk merangkak. Sekarang giliran Salsa, dan Rony duduk di sampingnya sambil bermain handphone.

"Sa mantan kamu ada berapa sih?"

Salsa mengangkat Alif dari playmate nya, dia kemudian menggendong anaknya. Salsa menatap tajam kearah Rony "Apaan sih mas nanya-nanyain mantan"

"Aaaaakk...amaaaamamaa" Alif berteriak karna di gendong, dia masih ingin merangkak

"Ohh iya iya ayo nak belajar lagi"

Salsa kembali memegang badan Alif, sementara telapak tangan dan lutut Alif sudah menyentuh karpet. Dengan hati-hati salsa menuntun Alif untuk menggerakkan kaki dan tangannya ke depan secara bergantian

"Apaa..apaaaa..paaaaa" Alif duduk dan melihat kearah Rony

"Tuh di panggil anaknya"

"Iya sayang sama mama dulu ya, papa lagi nyari orang ini"

"Udah ya nak sama mama aja, kita main berdua, papa kamu ga asik" Salsa kembali mangajak Alif untuk merangkak tapi anaknya tetap duduk

"Apaaa....paaaaa..paaaa"

Rony melepaskan handphone nya, kemudian mendekat pada Alif dan Salsa

"Apa nak kenapa?"

Alif mengulurkan tangannya ke arah Rony, dia meminta di gendong oleh papanya. Setelah Rony membawa Alif ke gendongannya, Alif mengulurkan tangannya ke lantai, sepertinya ingin merangkak lagi

"Dia maunya kamu yang ngajarin dia merangkak itu mas"

Rony mengikuti kemauan anaknya, dia menurunkan Alif di playmate, kemudian mengajarkan Alif untuk merangkak

"Belum 5 menit kamu sama mama, udah minta sama papa lagi kamu nak"

"Dia kan maunya cuma sama kamu mas, yaudah sih ikutin aja" Salsa berkata sambil tersenyum mengejek suaminya

Rony duduk, sambil memangku Alif, berhenti sejenak.

"Ngapain senyum-senyum begitu, ngejekin suaminya?"

"Ngga ada yang senyum"

"Apaaaapapapaaaaa" Alif berteriak, dia sudah tengkurap, bersiap kembali untuk merangkak

"Tuh anaknya udah protes, ayooo kita merangkak lagi papa"

Rony menghembuskan nafasnya, kemudian kembali berjongkok, memegang badan Alif

"Lama-lama encok papa nak"

"Yaudah sihh di turutin aja, kamu kan bisa full ngajarin dia kayak gitu cuma dua kali seminggu, sisanya palingan kamu ketemu Alif malam sama pagi aja,makanya sekarang pas kamu bisa nemenin, Alif seneng banget sampai ga mau lepas dari kamu"

Salsa sedikit menyindir suaminya, pasalnya seminggu ini suaminya sangatlah sibuk, ada proyek baru yang dia tangani, ditambah lagi dia sibuk mencari siapa orang yang mengirim buket untuk Salsa, Rony memang selalu pulang tepat waktu, tapi sampai di rumah dia kembali menghabiskan waktunya di ruang kerjanya, tak jarang juga ada Ajik yang datang ke rumah mereka.

Rony menghembuskan nafasnya, ada rasa bersalah dalam hatinya karna lupa meluangkan waktu ketika weekdays untuk anak dan istrinya

"Aku minta maaf ya sayang, maafin papa ya nak"

Seperti Seharusnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang