Alaric tidak bisa mengalihkan pandangannya, terpesona oleh kecantikan Livia. Penampilannya yang begitu segar dalam outfit yang modis membuat Alaric terpesona. Hari ini, mereka berencana untuk berkencan pertama kali. Uniknya, biasanya pasangan akan berkencan dulu sebelum memulai hubungan, namun berbeda dengan Alaric dan Livia. Ini adalah kencan pertama mereka tanpa Prince yang biasanya selalu ikut kemanapun Alaric dan Livia pergi. Lucu sekali, bukan? Kencan ini merupakan kesempatan bagi mereka untuk lebih mengenal satu sama lain, tanpa kehadiran si kecil Prince yang selalu menambahkan keceriaan dalam setiap momen mereka.
Alaric menjemput Livia di rumahnya, senyum lebar terlukis di wajah pria tampan itu saat melihat Livia mulai berjalan ke arahnya. "Cantik," gumam Alaric tanpa sadar. Ia terpesona oleh penampilan Livia yang memukau.
Ketika Livia sudah berdiri di depannya, Alaric mengulurkan tangannya dengan sopan. Pipi Livia merona merah, merasa gugup dan berpikir ada yang salah dengan penampilannya karena Alaric tidak berhenti-berhenti menatapnya.
"Kamu terlihat luar biasa," kata Alaric lembut, matanya bersinar penuh kekaguman.
Livia tersipu, merasa lega sekaligus senang mendengar pujian itu. "Terima kasih, Alaric. Kamu juga terlihat sangat tampan," jawabnya malu-malu.
***
"Ayo, sekarang kamu sudah menjadi istriku, kamu harus membuatkan aku makanan, Tasya," ujar Prince dengan suara tegas tapi penuh tawa.
Kedua bocah menggemaskan itu sedang berperan sebagai pengantin. Mereka sedang cosplay menjadi pasangan suami istri dalam permainan imajinatif mereka. Tasya mengenakan gaun putih kecil yang dihiasi dengan bunga-bunga plastik, sementara Prince mengenakan jas hitam mini yang kebesaran.
Dengan ekspresi serius yang dibuat-buat, Tasya menjawab, "Baik, suamiku. Apa yang ingin kamu makan?"
Prince berpura-pura berpikir keras, lalu menjawab, "Aku ingin makan spaghetti dan es krim!" Mereka tertawa bersama, menyadari betapa konyolnya permintaan tersebut.
Tasya mengangguk dengan semangat dan berlari menuju dapur mainan mereka, mengambil piring plastik dan sendok, serta beberapa makanan mainan. Sementara itu, Prince duduk di kursi kecil, menunggu dengan penuh antusiasme.
"Ini dia, spaghetti spesial dan es krim untuk suamiku tercinta," kata Tasya sambil menyerahkan piring mainan kepada Prince.
Prince pura-pura mencicipi makanan tersebut dan berseru, "Wah, enak sekali! Kamu memang istri yang hebat, Tasya!"
Sementara itu, Nyonya Sania yang melihat mereka bermain dari kejauhan hanya menggeleng-geleng kepala, tersenyum melihat kelakuan kedua bocah tersebut.
***
Di belahan bumi lain, seorang wanita cantik menggeram marah saat mendapatkan informasi tentang saingan cintanya. "Jadi, dia seorang dokter? Cih! Berasal dari keluarga yang tidak sepadan dengan Alaric. Beraninya jalang itu menggoda Alaric," desisnya dengan penuh kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT DI TENGAH KITA (END)
RomantikAlaric Malvin Karta adalah seorang CEO sukses yang merawat keponakannya, Arkana Prince Karta, yang berusia lima tahun setelah kecelakaan tragis merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kecelakaan tersebut membuat Prince yang ceria menjadi murung dan pend...