Alaric Malvin Karta adalah seorang CEO sukses yang merawat keponakannya, Arkana Prince Karta, yang berusia lima tahun setelah kecelakaan tragis merenggut nyawa kedua orang tuanya. Kecelakaan tersebut membuat Prince yang ceria menjadi murung dan pend...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi, kapan kamu dan calon suamimu ke Bandung?" tanya Nyonya Salma dari balik telepon.
Livia, yang sedang duduk di sofa ruang tamunya, menghela napas pelan. "Kami masih menyesuaikan jadwal masing-masing dulu, Bu," jawabnya dengan suara lembut namun tegas. "Tapi aku pastikan secepatnya kami akan ke sana."
Nyonya Salma mendengarkan dari balik telepon, wajahnya terlintas berbagai perasaan. Ia sudah tahu tentang Alaric, pria yang kini mengisi hari-hari Livia, dan juga tentang Gavin, mantan tunangannya yang menyelingkuhinya. Mendengar tentang perselingkuhan Gavin dulu sangat mengecewakannya, tetapi kabar bahwa Livia telah menemukan seseorang yang lebih baik dan serius membuat hatinya lega dan bahagia.
"Baiklah, Nak.Yang penting kalian berdua bahagia dan nyaman dengan keputusan kalian," kata Nyonya Salma dengan penuh kasih sayang. "Ibu senang mendengar kamu sudah dilamar dan ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius."
Livia tersenyum, "Terima kasih Bu, doakan aku terus ya bu agar hubunganku dengan Alaric lancer sampai kami menikah."
"Tentu Nak. Ibu selalu mendoakanmu dari sini." Kata Nyonya Salma.
***
"Ayah, nanti ayah dan bunda akan menjemputku di sekolah?" tanyanya dengan suara ceria.
Alaric mengangguk dengan senyum lembut. "Iya, Prince. Ayah dan bunda akan menjemputmu," jawabnya.
Prince tersenyum sumringah, wajahnya cerah penuh kegembiraan. "Yeay! Aku senang sekali, Ayah!" serunya sambil melompat-lompat kecil.
Alaric tertawa melihat antusiasme putranya. "Sana, masuk kelas dan belajar yang baik," ujar Alaric sambil mengusap kepala Prince dengan penuh kasih sayang.
Prince berdiri tegap, memberikan salam hormat seperti seorang prajurit kecil. "Siap, Bos!" jawabnya dengan suara lantang sebelum berlari menuju kelasnya.
Alaric tersenyum melihat kelucuan putranya yang penuh semangat. Seiring berjalannya waktu, Prince sudah mulai pulih dari traumanya. Dukungan dan kasih sayang yang tulus dari Alaric dan Livia telah membantunya menemukan kembali keceriaan dan kepercayaan diri yang sempat hilang.
Seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang tergerai, menyeret kopornya dengan langkah penuh semangat di bandara. Matanya bersinar dan senyuman manis terukir di wajahnya.
"Aku kembali, Alaric. Aku tidak sabar bertemu denganmu," gumamnya dengan senyum di wajahnya. Rambutnya yang panjang tergerai indah di pundaknya, dan langkahnya penuh dengan semangat saat ia melangkah keluar dari bandara.
"Apakah dia akan terkejut? Apakah dia masih mengingatku?" pikirnya sambil menarik koper besar di belakangnya.
***
Livia membuka ponselnya dan terdiam sejenak ketika melihat nama Gavin muncul di layar. Dengan rasa penasaran, ia membuka pesan tersebut dan menemukan undangan pernikahan digital dari mantan kekasihnya. "Dia akan segera menikah," gumam Livia dengan senyum tipis.