Erico Dwi Pratama seorang playboy kampus yang tiba-tiba naksir kepada Kakak tibgkatnya Kanaya Tri Wulandari yang tak sengaja menabraknya di lorong kampus.
Rico tergoda oleh tubuh Kakak tingkatnya itu, meskipun selalu tertutup oleh pakaian oversize...
Kanaya sudah mengganti pakaian mereka, karena malam ini para rekan kerja orang tua Rico datang. Pihak Kanaya sendiri hanya mengundang beberapa saudaranya dan tamunya datang saat siang tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Papa Rico beberapa kali mengajaknya untuk menyapa rekan kerjanya, memperkenalkan Kanaya sebagai menantunya. Rico tak usah, toh banyak dari mereka yang pasti sudah tahu bahwa ia adalah anaknya.
"Kak Farel nggak pulang Pah?" Tanya Rico.
"Kamu tau sendiri kakak kamu itu sibuk banget akhir-akhir ini" Ucap Papa Rico.
"Sibuk banget sampe nikahan adek sendiri nggak dateng" Dumel Rico.
Farel adalah Kakak Rico, ia adalah seorang dokter dan sudah menikah. Mempunyai 2 orang anak, dengan 1 istri yang sama-sama beprofesi sebagai dokter juga.
Kanaya merasa lelah, namun ia berusaha tetap tersenyum. Ia tak enak pada kedua orang tua Rico yangs ekarang sudah resmi menjadi mertuanya itu, tamu-tamu yang datang pun cukup berada.
"Kamu capek sayang?" Tanya Mama Rico yang ada di sebelahnya.
Kanaya menggeleng pelan, ia tak mungkin jujur bahwa ia sangat lelah berdiri seharian menyambut para tamu.
Mama Rico yang cukup peka akan keadaan menantunya pun menuntun Kanaya agar duduk, sembari memberikan gadis itu segelas air.
"Kamu duduk aja"
"Tapi Ma"
"Stttt, Rico sini" Panggil Mama Rico pada anaknya yang tengah bercengkrama dengan rekan bisnis Papanya.
"Kenapa Ma?" Tanya Rico menghampiri kedua wanita itu.
"Kamu temani istri kamu, kasian dia capek" Ucap Mamanya kemudian berlalu pergi menghampiri suaminya.
"Mau balik ke kamar aja?" Tawar Rico
Kanaya menggeleng, ia duduk disini saja rasanya sudah tak enak apalagi balik ke kamar.
Tiba-tiba saja Rico menunduk, melepas hells Kanaya.