21. Tercyduk

52.3K 668 27
                                    

Kanaya segera melepaskan pelukan cowok di depannya, sebelum Kanaya mendengar protes cowok itu ia segera pergi menyusul Rico.

Ia berlari mengejar Rico, namun langkahnya yang kecil tak cukup mengimbangi langkah kaki Rico yang besar.

Namun ia bisa melihat kemana cowok itu pergi, ia menuju ke belakang gedung yang memang jarang dilewati oleh orang.

"Rico" Panggil Kanaya setelah sampai.

Ia lihat cowok itu tengah merokok diatas meja yang sudah tak terpakai, sembari memainkan ponselnya.

"Lo ngerokok?" Tanya Kanaya.

Ia tak pernah melihat cowok itu merokok, jadi wajar saja jika Kanaya terkejut.

"Ngapain kesini?" Bukannya menjawab, Rico justru balik bertanya.

"Jangan ngerokok" Ucap Kanaya.

"Gue lagi pusing ngeliat istri gue pelukan sama cowo lain" Ucap Rico.

Kanaya merasa sangat bersalah, biar bagaimanapun Rico adalah suaminya dan tak seharusnya ia begitu, namun kejadian tadi terjadi begitu saja. Kanaya bahkan tak tau apa maksud seniornya itu tadi memeluknya.

"Gue nggak tau kenapa Mas Pras tiba-tiba meluk gue" Jelas Kanaya.

"Gausah sebut namanya" Kesal Rico.

Rico membuang putung rokoknya yang tersisa sedikit, merogoh kantongnya dan kembali mengambil sebatang yang baru.

Namun belum sempat Rico menyalakan rokoknya, Kanaya lebih dulu mengambilnya dan membuangnya.

Kembali Rico ambil satu batang, namun saat akan mengambilnya Kanaya lagi-lagi merebut semuanya dan segera membuangnya.

Ia tak suka Rico merokok, Kanaya tau bahwa itu tidak baik.

"Mau lo apa sih Nay? Gue mau nenangin pikiran"

"Nggak usah pake rokok" Ucap Kanaya.

"Terus pake apa? Pake tete lo?" Tanya Rico melihat dada Kanaya.

Kanaya tak menjawa, ia tampak ragu.

"Gaboleh kan? Yaudah gue--"

"Boleh" Ucap Kanaya cepat.

Mendengar itu Rico langsung turun dari atas meja dan mengangkat Kanaya, kini Kanaya yang sudah terduduk diatas meja itu.

"Disini?" Tanya Kanaya.

Rico mengangguk, ia malas jika harus ke markas atau mencari ruangan kosong lain.

"Buka" Titah Rico.

Kanaya mulai membuka kancing kemejanya sembari melihat sekitar, takut jika akan ada yang lewat dan memergoki mereka.

"Cepet, nggak akan ada yang lewat" Ucap Rico.

Setelah kemeja itu terbuka semua, Rico langsung menenggelamkan wajahnya di belahan payudara istrinya itu. Sesekali ia jilat daging payudara yang tak tertutup oleh bra, tak lupa gigitan kecil ia berikan.

"Shhh" Desis Kanaya.

"Buka ya" Izin Rico, tangannya sudah bertengger manis siap melepas kait bra yang ada di depan.

Kanaya mengangguk.

Ctak.

Akhirnya kait bra itu terlepas dan menampilkan dua payudara bulat nan padat itu, putingnya yang berwarna merah jambu itu seakan menggoda Rico untuk segera menghisapnya.

Namun Rico akan sedikit bermain-main, ia akan membuat Kanaya memohon.

Rico pilin kedua puting itu bersamaan, sesekali ia tarik gemas.

KATING SEXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang