15. Kesal

40.9K 568 14
                                    

Ganti.

Ganti.

Ganti.

Huft.

Kanaya menghela nafas lelah, ini sudah ke 3 kalinya Rico memintanya untuk berganti baju.

Setelah kejadian yang membuat mereka kepergok oleh Mama Rico yang kedua kalinya, akhirnya seluruh keluarga memajukan tanggal pernikahan mereka menjadi 3 hari lagi.

Saat ini keduanya tengah berada di salah satu butik langganan milik Mama Rico untuk fitting pakaian yang akan mereka gunakan nanti, mereka berencana untuk memilih 2 pasang pakaian untuk akad dan resepsi.

Namun 1 pakaian pun belum disetujui oleh Rico dengan berbagai alasan.

"Lo keliatan gendut"

"Nggak cocok"

"Tete lo kemana-mana"

Begitulah kira-kira komentar yang dilontarkan Rico, Kanaya rasanya sangat lelah mencoba pakaian-pakain ini.

"Rico please" Mohon Kanaya.

Rico tak peduli, ia mengibaskan tangannya, meminta agar pegawai itu menunjukkan pakaian yang lain. 

"Maaf ya mbak" Ucap Kanaya dengan muka memelas pada pegawai butik itu yang membantunya berganti pakaian.

Pegawai itu hanya tersenyum kemudian mengangguk, sudah biasa jika client rewel dan baju tak sesuai keinginannya.

Akhirnya setelah Kanaya berganti pakaian untuk keempat kalinya Rico pun menyetujuinya, Kanaya langsung bernafas lega.

"Sekarang kemana?" Tanya Kanaya.

"Kita cari cincin" Ucap Rico.

Keduanya menaiki mobil dan segera meluncur ke salah satu mall yang terkenal di kota mereka, mencari toko perhiasan yang lagi-lagi langganan Mamanya.

"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu pegawai saat keduanya memasuki toko.

"Saya mau cari cincin nikah kak" Jawab Rico.

"Mari, saya tunjukkan" Ucap pegawai itu dan menggiring keduanya untuk duduk.

"Kakaknya mau cari yang type apa?" Tanya pegawai lain yang kini sudah ada di hadapan mereka.

"Yang... "

"Yang paling mahal" Jawab Rico cepat, padahal Kanaya juga ingin berusara.

Pegawai itu kemudian menunjukkan beberapa koleksi cincin, tentu saja sesuai permintaan Rico, yang paling mahal.

"Saya ambil yang ini" Ucap Rico kemudian.

Kanaya melirik cowok itu, Rico memilih tanpa bertanya pendapatnya?

"Baik, saya kemas dahulu" Ucap pegawai itu.

Rico bangkit dan segera menyelesaikan pembayarannya.

Huft.

Kanaya kesal, hari ini ia sangat kesal pada Rico. Mulai dari pakaian dan cincin semua kemauan Rico.

"Ayo" Ajak Rico kemudian berlalu pergi sembari menenteng papper bag berlogo toko itu.

"Mau makan?" Tawar Rico.

"Nggak" Jawab Kanaya ketus.

"Mau beli sesuatu yang lain?" Tanya Rico lagi.

"Nggak"

Rico mengangguk kemudian mengajak Kanaya untuk pulang saja.

'Nggak peka banget sih" Batin Kanaya.

KATING SEXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang