Kanaya merebahkan tubuh lelahnya diatas ranjang, setelah kepergian Ayahnya dan kedua kakaknya ia memutuskan untuk cepat-cepat menuju kamarnya dan melewatkan makan malam.
"Huft" Kanaya menghela nafas lelah.
Ia akan menikah dengan Rico, adik tibgkatnya yang bahkan memacarinya dengan jalur ancaman. Apakah ia akan bahagia bersama Rico? Apa mereka berdua akan bisa menjadi sepasang suami istri?"
Memori apa yang mereka berdua lakukan berputar dikepalanya, mengingatnya membuat Kanaya berfikir bahwa ia tak pernah merasa terpaksa melakukannya.
Memang saat awal perkenalan mereka ia terpaksa, namun seiring berjalannya waktu Kanaya menikmatinya, apalagi yang barusan mereka lakukan tadi.
Kanaya menggeleng keras, menghilangkan ingatan kegiatan mereka tadi, ia kemudian memutuskan untuk mandi.
Ia mematut dirinya di depan cermin, melihat bentuk tubuhnya terutama bagian dadanya. Tampak beberapa bercak merah disana akibat perbuatan Rico.
Ia sentuh putingnya yang mengeras karena dingin, kemudian memilinnya pelan.
"Shhh, rasanya beda kalo dipegang Rico" Ucap Kanaya pelan.
Ia kemudian mengurutnya, hingga air susu sedikit keluar disana.
"Ughh lebih enak di isep" Ucap Kanaya lagi.
Tok.
Tok.
Tok.
Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk, kanaya melongokan kepalanya keluar kamar mandi.
"Ya, siapa?" Tanya Kanaya.
"Sayang kamu nggak makan malam?" Tanya Mama Rico dibalik pintu.
Kanaya akhirnya keluar kamar mandi kemudian membuka pintunya, tentu saja Kanaya tidak telanjang bulat, ia memakai kimono.
"Kanaya masih kenyang Ma" Jawabnya.
"Yakin kamu? Kata Rico kalian tadi nggak sempet makan malam" Tanya Mama Rico lagi memastikan.
Kanaya mengangguk mantap.
"Yaudah kalo gitu Mama kebawah, kalo laper makan ya. Nggak usah diet-diet" Ucap Mama Rico.
"Iya Ma" Jawab Kanaya.
Setelah itu Mama Rico melegang pergi meninggalkannya, ia segera masuk dan segera mandi, semakin malam justru akan semakin dingin.
Setelah kira-kira 20 menit Kanaya mandi, ia keluar dari kamar mandi sembari menggosok rambut basahnya.
Dan ia sedikit terkejut melihat Rico sudah terbaring diatas ranjangnya sembari memainkan game di ponselnya, tampak sebuah nampan berisi makanan ada di nakas samping tempat tidurmya.
"Rico, lo kok bisa masuk?" Tanya Kanaya heran, padahal cowok itu seringkali masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuan Mamanya.
"Tuh" Sambil menunjuk makanan yang ia bawa "Mama cerewet banget tau lo belom makan, mangkanyague diauruh nganterin. Gue juga belom makan tapi orangnya malah gk heboh, heran yang anak sebenernya siapa sih?" Dumel Rico masih memainkan game nya.
Kanaya mendengus nafas lelahnya lagi, ia duduk di samping Rico memperhatikan cowok itu.
Tumben, biasanya jika melihat Kanaya yang begini cowok itu akan langsung menyentuhnya.
Kanaya merasa bahwa cowok itu memliki 2 kepribadian, kepribadian satu dengan sifat pemaksa dan engas nya, sedang kepribadian kedua yang ia lihat sekarang, tampak seperti bocah saat bermain game.

KAMU SEDANG MEMBACA
KATING SEXY
Novela JuvenilErico Dwi Pratama seorang playboy kampus yang tiba-tiba naksir kepada Kakak tibgkatnya Kanaya Tri Wulandari yang tak sengaja menabraknya di lorong kampus. Rico tergoda oleh tubuh Kakak tingkatnya itu, meskipun selalu tertutup oleh pakaian oversize...