TANDAI TYPO⚠️
Jangan lupa kasih 🌟 dan komennya 💬 biar aku nambah semangat nulisnya.
BUAT READERS, FOLLOW DULU AKUN AKU BIAR BISA DAPAT NOTIF :v
SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA AMIN,,,,,
*
*
*
*"OSIS, rapat hari ini?" Tanyaku pada Alana
"Enggak, kok, aku bisa ikut ekskul hari ini." Balas Alana dengan senyuman
"Bagus." Aku tersenyum senang. Akhir-akhir ini Alana sangat sibuk dengan kegiatannya sebagai anggota OSIS. Membuatku yang belum punya temen lain di seni tari jadi lumayan bosan karena nggk ada teman bicara.
"Kamu tau, 'kan? Waktu itu Bu iyam ngumumin ke semua anak kelas sepuluh kalau mereka kekurangan anggota laki-laki OSIS. Tebak siapa yang daftar?"
Tanpa berpikir pun aku tau itu siapa. "Karel, ya?"
Alana dengan antusias mengangguk."Keren deh kamu langsung bisa nebak."
Aku tertawa sumbang. "Kamu gak bakalan ngomongin orang kalo orang itu gak ada hubungannya sama aku, jadi siapa lagi kalau bukan dia."
" Bener, sih. Aku iri sama Karel. Dia bisa langsung masuk tanpa di tes. Sedangkan aku harus berusaha mati-matian." Ujar Alana
"Gak perlu iri dengan orang lain, yang penting kan kamu udah masuk." Ujarku dengan senyuman dan dilanjutkan dengan berucap. "Tapi aneh, aku kira karel gak suka ikut organisasi intens semacam OSIS gitu. Kenapa dia tiba-tiba daftar?"
"Aku dengar Karel udah masuk OSIS sewaktu SMP kok." Ucap Alana
"Oh, ya?"
"Iya, itu yang aku dengar."
Inilah pertanyaan yang sedari tadi bergelut di kepala ku. Melihat dari sifatnya, sosok Karel itu sama sekali bukan seperti orang yang tertarik dengan organisasi.
Tak lama, kami sampai di depan ruang seni. Seperti biasa, aku dan Alana selalu menjadi orang pertama yang datang. Kami pun duduk dan berbincang sambil menghabiskan cireng selama menunggu ekskul mulai.
Sampai ketika lima menit menunggu ekskul dimulai, cinta datang, menyapa Alana, dan duduk disisi kirinya.
Memang sejak hari Senin kemarin, cinta resmi mengikuti ekskul seni tari
_menjadi murid baruKenapa tiba-tiba daftar Seni tari, cin? Bukannya ekskul kamu udah banyak?"
"Aku keluar dari PMR. Ikut seni tari karena harinya barengan sama ekskul basket."
"Kamu ikut basket juga?"
"Karel yang ikut basket."
Itulah percakapan Alana dan cinta, Senin lalu dan sudah dapat ditarik kesimpulannya bahwa cinta ikut seni tari hanya karna ingin pulang bersama Karel.
"Kamu satu kelas sama Alana, 'kan?" Pertanyaan Keluar dari mulut cinta. Ku rasa ini pertama kalinya ia bertanya kepada ku.
"Iyah." Ujarku singkat. "Kamu kelas berapa?"
"Sepuluh IPS 2." Balas cinta kepada ku.
Dan Ku mengangguk kecil.
Hening kembali. Aku sedikit menengok ke pintu keluar, untuk memastikan apakah Alana sudah selesai dengan urusannya atau belum. Tapi gadis itu masih sibuk mengoceh di telepon dengan alis menyatu, sepertinya ada masalah.
"Aku dengar kamu suka Karel." Aku mengalihkan pandanganku ke cinta, sedikit terkejut dengan ucapannya. Tau darimana dia?.
"Kata siapa?" Tanyaku lugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu kisah untuknya
Teen Fiction"kita ditakdirkan hanya untuk saling mengenal tidak lebih" Yaps dia adalah Karel ivander aswangga. Seorang laki-laki dingin dan dengan sikapnya yang penuh dengan tanda tanya. "Apa yang harus ku lakukan supaya Tuhan bisa ubah takdir kita untuk saling...