TANDAI TYPO⚠️
Jangan lupa kasih 🌟 dan komennya 💬 biar aku nambah semangat nulisnya.
BUAT READERS, FOLLOW DULU AKUN AKU BIAR BISA DAPAT NOTIF :
SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA AMIN,,,,,
*
*
*Apa kalian ingat agenda yang wajib tiap bulan yang Hazel dan teman-temannya jalankan. Yaitu menginap di salah satu rumah mereka.
Tak terasa sudah setahun mereka berteman dan kegiatan itu masih berjalan tanpa satu bulan pun terlewati.
"zell..."
Clara tiba-tiba menghampiri Hazel yang tengah duduk di balkon kamar.
Sekarang sudah hampir tengah malam dan Hazel tak bisa tidur sehabis belajar bersama setengah jam yang lalu. Jadi Hazel pergi ke balkon dengan membawa secangkir cokelat panas dan termenung dengan banyak pikiran di kepalanya.
"Kebangun?" Tanya Hazel pada Clara
Sehabis belajar bersama, kami semua berniat tidur. Dan Clara lah yang terlelap duluan, tapi entah apa ia kebangun.
"Aku tadi kebelet pipis." Clara duduk di samping Hazel dan menunjuk secangkir cokelat panas Hazel. "Mau ini, boleh?"
Hazel terkekeh melihat ekspresinya. Wajah polos dengan khas bangun tidur, lucuuuu.
"Boleh,"
Mereka berdua sama-sama diam selama beberapa detik ke depan. Clara asik meminum coklat panas.
"Mikirin apa, sih? Olimpiade besok?" Suara Clara mengudara.
"Banyak, itu salah satunya."
"Pasti berhasil."
Hazel menoleh padanya dengan senyum tipis, tapi Clara tak menatap Hazel. Asik saja ia meminum coklat panas.
"Harus berhasil, kan? Kalian udah bantu banyak dan pastinya berharap besar." Balas Hazel
"Aku gak berharap." Clara menatapku. "Tapi aku yakin pasti kamu berhasil."
Hazel percaya semua omongan yang keluar di malam selarut ini seratus persen benar-benar di hati. Mungkin esok Clara aka menyesali ucapannya sekarang, karena Hazel tahu Clara tak banyak mengungkapkan perasaan atau menyampaikan petuah seperti Vania dan azaa.
Tapi bisa Hazel lihat dan Hazel rasa kalau ucapannya tulus.
"Jangan bikin aku nangis, Ra. Sesi sedih-sedih udah selesai loh."
Clara terkekeh. "Iya-iya."
Hazel lihat Clara mengeluarkan ponselnya di saku celana tidurnya. Kemudian membuka galeri dan menunjukkan salah satu folder.
"Maaf kalau baru kasih tau sekarang..."
Astaga, Clara.
Di folder itu berisi berbagai foto Hazel dan Karel dalam satu frame. Foto ketika mereka berpapasan di koridor, foto ketika Hazel diam-diam melihat Karel dari jauh, bahkan ada juga foto hazel dan Karel tengah berhadapan memegang lukisan dan sama-sama tertawa ketika Bazaar lalu.
"Kok bisa?"
"Pengen aja." Clara mengangkat bahu. "Kamu keliatan tulus sama Karel, kadang gemes liatnya, jadi aku foto."
Rata-rata dari foto itu memang tampak hanya Hazel yang kedapatan melihat Karel.
"Yang itu juga pasti berhasil."
"Gimana?"
"Karel." Clara menggeser foto itu satu-persatu. "Karel nantinya harus tau kalau kamu setulus itu. Suatu saat dia harus lihat foto ini."
"Aku gak pernah yakin soal itu."
"Kenapa? karena cinta, Alin?"
Hazel menggeleng. "Karena diriku sendiri. Aku gak percaya sama diriku sendiri."
"Berarti kamu bukan Hazel. Hazel itu selalu bisa dapetin apa yang dia suka, apa yang dia mau. Kalau gagal, pasti dia coba lagi sampai berhasil, kok ini belum apa-apa udah nyerah."
Hazel tak pernah mengira kalau Clara akan mengeluarkan kalimat semacam itu. Hebat sekali, rasanya Hazel ingin menangis sekarang juga.
"Hazel itu ambisius, pantang menyerah. Kalau kamu gak percaya diri, mending kamu berhenti suka sama Karel karena itu bikin kamu jadi orang lain."
Hazel masih dia menunggu Clara melanjutkan ucapannya.
"Terusin aja. Walaupun aku gak sepenuhnya percaya sama Karel, tapi gak ada salahnya berusaha dulu."
"Makasih, raa."
"Jangan nangis, dongg. Karel gak suka sama orang cengeng." Clara menyenggol lengan Hazel.
"Aku minta fotonya dongg, raa." Rengek Hazel
"Aku kirim beberapa foto kamu pas ngeliatin dia, tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Besok harus berhasil, berhasil buat diri kamu puas atas usaha kamu seminggu ini. Gak peduli menang kalah. Kalau kamu besok gak kecewa dan tetap percaya diri apapun hasilnya, bakal aku kasih."
Hazel tersenyum kecil. "Terus sisa fotonya kapan?"
"Kalau kamu berhasil dapetin Karel."
apakah Hazel akan berhasil mendapatkan Karel, ataukah akan gagal di tengah jalan?
*
*
*
Jangan lupa kalau komen dan vote ya gayss!Span next disini 👉👉
Satu kata buat part ini?
Sekian dan terimakasih sudah berkenan membaca💚
Penasaran? Tunggu chapter selanjutnya yahh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu kisah untuknya
Teen Fiction"kita ditakdirkan hanya untuk saling mengenal tidak lebih" Yaps dia adalah Karel ivander aswangga. Seorang laki-laki dingin dan dengan sikapnya yang penuh dengan tanda tanya. "Apa yang harus ku lakukan supaya Tuhan bisa ubah takdir kita untuk saling...