TANDAI TYPO⚠️
Jangan lupa kasih 🌟 dan komennya 💬 biar aku nambah semangat nulisnya.
BUAT READERS, FOLLOW DULU AKUN AKU BIAR BISA DAPAT NOTIF :v
SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA AMIN,,,,,
*
*
*
*"segera pulang ke rumah masing-masing ya, nak. Sudah hampir jam setengah sembilan sekarang."
Karena kebetulan aku dan aza satu arah rumahnya, jadi kami rencananya akan pulang bersama di jemput oleh ayahnya aza.
Setelah ku turun dari bus, langsung ku telpon aza untuk bertanya di mana posisinya sekarang karena dari tadi ku tak melihat sosoknya turun dari bus satu
"Kamu di mana zaa?"
"Di warung depan. Aku habis beli minuman, kesini aja, zell."
"Oke."
Panggilan tertutup, aku melangkahkan kaki ke belakang bus yang langsung tertuju pada warung depan sekolah. Dapat ku lihat aza yang duduk di salah satu bangku panjang yang disediakan.Dan di depan pendingin es Karel Tengah mengambil sebotol air.
Dahiku mengernyit bingung. Bukankah ia sedang sakit? Kenapa malah minum air dingin?
Karena aza sudah melambaikan tangan, jadi ku hampiri mereka. Karel melirikku sekilas, kemudian masuk ke dalam warung entah untuk membayar minuman atau sekalian
duduk disana."Aku udah telpon ayah. Lima belas menit lagi kayaknya udah nyampe." Ujar aza
Aku duduk sambil sesekali melirik ke dalam warung. Karel tak kunjung keluar, sepertinya ia memang tengah duduk di dalam dan menunggu sesuatu."Karel katanya sakit?" Bisik aza kepadaku. Yang hanya ku balas dengan anggukan.
"Kenapa dia nggak langsung pulang ya, bukannya pas berangkat dia bawa motor?"
Aza mengangkat bahu. "Gak tau, deh."Lalu selama sepuluh menit ke depan, aku dan aza membicarakan banyak hal dengan topik berbeda-beda. Dari cerita tentang olimpiade.
Di tengah pembahasan, ada salah satu gadis datang menghampiri kami. Ia datang celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.
"Misi, kalian ada yang kenal Karel."
Aku dan aza saling pandang kemudian kompak mengangguk."Katanya dia ada di warung depan sekolah. Kalian ada yang liat gak?"
"Tadi dia masuk ke dalam." Tunjuk ku kedalam
Gadis itu mengangguk. "Oke. Makasih, ya." Kemudian ia melangkah masuk ke dalam warung, meninggalkan aku dan aza yang lagi-lagi saling berpandangan dengan ekspresi wajah bertanya.
"Kamu kenal, zaa?"
Aza mengangguk, kemudian ia berbisik. "Itu mantannya Karel"
Nyatanya kesenangan hanya sesaat, kini ku di buat bingung lagi dengan kehadiran seseorang yang mungkin pernah berperan penting di hidupnya Karel.
"Gak usah overtaking, kan udah jadi mantan."
Aku berdehem Kecil. Tak berselang lama ku lihat gadis itu dan Karel keluar dari dalam warung, mereka berjalan menuju parkiran seraya asik membicarakan sesuatu sambil tertawa. Kalau di lihat mereka tampak akrab.
Karel mengeluarkan motor sport berwarna putih kebanggaannya dan berhenti di depan parkiran sekolah tempat si gadis itu menunggunya.
Mereka berbincang sedikit, lalu gadis itu naik ke atas motor dan menggenggam hoodie hitam Karel di sisi kiri dan kanan.
Setelah cinta, dan gadis itu, apakah suatu hari nanti aku juga bisa duduk di tempat yang mereka duduki? Di belakang Karel, menggenggam sisi tubuhnya dan berbicara akrab seperti yang mereka lakukan? Apa bisa?
Selama ini aku hanya pendam dalam-dalam keinginannku itu. Melihat cinta yang tiap hari pulang bersama Karel, kemudian gadis itu yang dapat berbicara akrab dengannya, membuat rasa disudut hatiku berdenyut nyeri.
Aku memang orang asing baginya. Tapi bisakah kami melangkah mendekat?
Menjadi sepasang kekasih sepertinya terlalu jauh. Tapi setidaknya untuk menjadi teman. Apa aku bisa menghapus jarak yang ada sampai ia akhirnya mempersilahkan ku untuk sekedar duduk di jok motor belakangnya seperti yang ia lakukan dengan cinta dan si gadis itu?
Apa bisa, Karel?
*
*
*Hallo,, gimana dengan part ini?
Jangan lupa kalau komen dan vote ya gayss!
Span next disini 👉👉
Satu kata buat part ini?
Sekian dan terimakasih sudah berkenan membaca💚
Penasaran? Tunggu chapter selanjutnya yahh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu kisah untuknya
Teen Fiction"kita ditakdirkan hanya untuk saling mengenal tidak lebih" Yaps dia adalah Karel ivander aswangga. Seorang laki-laki dingin dan dengan sikapnya yang penuh dengan tanda tanya. "Apa yang harus ku lakukan supaya Tuhan bisa ubah takdir kita untuk saling...