04

26 17 1
                                    

TANDAI TYPO⚠️

Jangan lupa kasih 🌟 dan komennya 💬 biar aku nambah semangat nulisnya.

BUAT READERS, FOLLOW DULU AKUN AKU BIAR BISA DAPAT NOTIF :v

SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA AMIN,,,,,

*
*
*
*

Karena hari ini hari Senin, sepulang sekolah aku ada jadwal ekskul seni tari untuk pertama kalinya. Sepanjang perjalanan menuju ruang ku habiskan untuk berfikir kata-kata apa yang harus ku ucap ketika perkenalan nanti, sembari menyuap cireng isi yang masih hangat dari kantin.

"Azel, kamu ekskul seni tari juga?"

"Eh?" Aku menoleh, kemudian menelan lebih dulu cireng yang ada di mulut sebelum berucap, "Iya, nih. Kamu juga, na?."

Ya, dia Alana Maddison gadis yang mempunyai paras cantik dan bulu matanya yang lentik dan dia adalah pacar kesayangan seorang rysa geofano Mahendra. "Ayo.. bareng aja, aku gk ada temennya nih"

"Sama, aku juga."

Kami pun tertawa bersama

"Hari ini cuman perkenalan, kan?" Tanya ku basa-basi setelah kami sampai di ruangan seni.

"Iya"

Melirik ke dalam sekilas, aku sontak menahan langkah Alana hendak masuk ke dalam. "Nanti dulu, na. Masih ada orang di dalem."

"Oh, ya?" Alana pun mengintip. Kami berdua saling pandang seakan saling bertanya satu sama lain siapa yang berada di dalam ruangan sana.

"Anak padus, deh kayaknya."

"Ekskul padus hari ini juga emangnya." Tanyaku berbisik karena siswa lainnya tengah berjalan menuju pintu tempat ku dan Alana berdiri.

Alana menggeleng. "Setahuku jadwal mereka besok."

"Ekskul seni tari, ya?"

Tanya salah satu dari mereka.

"Iya." Ucap kami berdua serempak.

"Tadi kata Raya, ekskulnya di pindahin ke kelas 11 MIPA 5. Soalnya ruangan seni mau di pake latihan padus buat lomba. Kalian belum di infoin, ya?"

"Belum, kak." Jawabku

Memang kami berencana untuk membuat grup chat hari ini, jadi mungkin kak Raya kesulitan menginfokan satu-satu kabar ini ke sisbar.

Akhirnya aku dan Alana pergi setelah mengucapkan terimakasih. Kami turun lagi ke lantai satu karena kls 11 MIPA 5 berada di bawah.

"Alana."

Seruan seseorang terdengar, aku dan Alana sontak menoleh dan menemukan gadis yang tak ku kenal tengah melambaikan tangan ke arah ku dan Alana... Atau lebih tepatnya ke Alana.

Gadis itu mendekat.

"Alana kamu liat Karel, gak?."

Ooh, lagi-lagi Karel.

"Gak, liat sih. Kenapa emngnya?." Tanya Alana

"Aku tuh mau pulang bareng dia. Tapi kebiasaan dia suka tiba-tiba ngilang gitu aja." Ujar gadis itu, terdengar menggerutu di akhir kalimat. "Yasudah kalau kalau kalian gk liat, aku mau di lain dulu. Makasih yah!."

Ia pun pergi. Aku dan Alana kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan kami. Tapi di tengah itu, Alana nanya.

"Kamu tau cewek tadi?."

Dan aku menggeleng.

"Dia tuh anak kepsek disini."

"Oh, ya."

Alana mengangguk. "Dia pinter banget. Orang tuanya udah daftarin dia di sklh ternama tau. Tapi dia lebih milih buat sklh di sini."

"Karena orang tuanya disini?"

"Karena mau satu sklh sama Karel."

Wow, seberpengaruh itu, kah, dia?

Di otakku terbesit sebuah pertanyaan. Dengan raguku bertanya, "Karel, itu pacarnya?"

Alana menipiskan bibir, seperti berfikir. "Dibilang pacar, juga bukan sih. Tapi terlalu dekat untuk dibilang temenan doang. Hmm frienzone mungkin? Kayaknya Karel cuman anggap dia temen deh."

Semakin hari, semakin banyak hal-hal yang mengejutkan yang ku ketahui tentang Karel. Dan semakin besar juga rasa penasaran ku di buatnya.

Aku mau lebih kenal Karel lebih jauh, tpi rasanya ada benteng besar di antara kami. Aku bukan siapa-siapa, temanku pun tak terlalu banyak, tpi Karel sebaliknya.

Laki-laki itu sulit di tebak, dan sepertinya juga sulit di dekati.

Tapi aku suka tantangan. Dan benar kata aza, aku selalu bisa mendapatkan apa yang aku mau.

Jadi, bolehkah aku mencoba?

*Di hari itu, aku
berfikir mudah*
_2024-25-07_

*****

Hallo,, gimana dengan part ini?

Jangan lupa kalau komen dan vote ya gayss!

Span next disini 👉👉

Satu kata buat part ini?

Sekian dan terimakasih sudah berkenan membaca💚




Satu kisah untuknya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang