TANDAI TYPO⚠️
Jangan lupa kasih 🌟 dan komennya 💬 biar aku nambah semangat nulisnya.
BUAT READERS, FOLLOW DULU AKUN AKU BIAR BISA DAPAT NOTIF :v
SELAMAT MEMBACA SEMOGA SUKA AMIN,,,,,
*
*
*"CLARA JANGAN DI INJAK GORDENNYA!!"
"Sepuluh gelombang kanan, sepuluh gelombang kiri~"
"CLARA!!!"
"Iya, adek kak Jill? Jangan marah-marah terus, dong. Sayang."
Pemandangan Clara memasang gorden ditambah Omelan dari Vania menjadi hal yang pertama kali yang kulihat ketika masuk kelas. Anak kos, itulah sebutan yang kami berikan pada Clara karena ia gemar bikin Vania naik darah. Dan ibu kos, adalah sebutan untuk Vania karena ia gemar marah-marah. Pagi-pagi saja udah bikin siswa di sepanjang koridor menutup kuping.
"Zell, santai banget baru datang." Tegur Clara setelah beberapa detik aku diam di depan kelas menunggunya selesai memasang gorden.
"Makanya masuk tim Bazaar, donggg."
SombongkuClara melipat kedua tangannya di dada dengan ekspresi heran yang di dramatisasi. "Emang harusnya gue masuk ke bazaar, gak, sih? Bu ewi apa gak liat gue udah berjiwa seni bangettttt anaknya???"
"Prettt. Bu ewi pun kayaknya berat hati mau masukin kamu ke pameran."
Aku tertawa mendengar celetukkan wardiah. Dia tuh orangnya emang bermulut pedas, cerewet dan bar-bar.
"Itu lukisan? zell? Mau liat, dongg!" Celetuk wandi
"Ih, iya? Liat dongg, zell??" Ujar Clara
Dengan sigap ku peluk kanvas-kanvas kecil tersebut seraya menggeleng.
"Nanti liat pas bazaar aja biar surprise." Ku menoleh pada Clara dengan cengiran.
"Nah, setuju." Ujar azaa
Lalu setelah bincang-bincang singkat, kami kembali sibuk dengan tugas masing-masing. Pameran mulai lebih dulu dibanding bazaar walaupun tempatnya berbeda, jadi mau tak mau tim bazaar harus keluar dari kelas dan langsung berkumpul di lapangan.
Aku keluar seraya menenteng beberapa gantungan kunci dan lukisannya dibawah oleh anak laki-laki karena totalnya lumayan banyak.
Ku intip pameran kelas IPA 7 karena sedari dalam kelas tercium bau bunga melati. Dan benar saja dugaanku, kelasnya menggarap tema rumah hantu. Dan aku lanjut berjalan ke lapangan.
Baru beberapa langkah berjalan, suara Baldi sudah mengudara. Ia menyebut nama Karel tapi sejauh mata memandang ku tak melihat wujudnya di depan kelas.
"Karel kan banyak fansnya. Biarin aja dia di bazaar biar banyak yang beli. Padahal gue lebih ganteng dari Karel, tapi kenapa gk ada yang naksir gue, sih." Ucap baldi yang membuatku jadi prihatin pada azaa. Benar-benar friendzone ternyata.
"Eh, baldi? Karel udah di bawah? Ini buku-bukunya belum gue kasih. Bantuin gue dong ngasihin ini ke Karel lo kan temanya."
"Aduhh males ke bawah..."
Ku lihat baldi mengedarkan pandangannya sampai matanya bertubrukan dengan mataku.
"Lo,"
"Apa?" Tanyaku kaget.
"Mau ke bawah, kan? minta tolong kasih ke Karel, dong."
"Ball, emang dia kenal." Tanya temen sekelas baldi.
"Kenal, kok." Baldi tersenyum lebar dengan alis terangkat ke arahku. "Kenal, kan? Pasti." Menyebalkan mukanya itu seperti mengejek diriku dasar kutu kampret.
Mau tak mau ku menggangguk. "Iya..."
"Gpp, nih, kita nitip ke lo? Kalau keberatan biar baldi aja yang turun ke bawah."
"Gak papa, kok." Ucapku
Sedangkan baldi yang berdiri di sebelah teman sekelasnya masih memandangku dengan senyum meledek seperti awal tadi.
"Oke..." Baldi menyenangkan totebag berisi setumpuk buku-buku yang kukira isinya tak sampai sepuluh biji. " Berat, gak?"
"Enteng, kok. Bukunya tipis-tipis juga."
"Iya, ini sisaan yang belum dibawah tadi, makasih banyak, ya..?"
"Oh, namaku Hazel panggil aja azell."
"Oh iya mksh banyak, azell." Bastian melirik baldi. "Bilang mksh cepetan."
"Thanks, ya. Gue doain sat-set-sat-set sama Abang Karel, hahahah." Ujarnya diakhiri tawaan keras.
Wah, baldi benar-benar gemes dan saking gemesnya rasanya pengen aku injak-injak tuh anak.
*
*
*Hello,, gimana dengan part ini?
Jangan lupa kalau komen dan vote ya gayss!
Span next disini 👉👉
Satu kata buat part ini?
Sekian dan terimakasih sudah berkenan membaca💚
Penasaran? Tunggu chapter selanjutnya yahh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu kisah untuknya
Teen Fiction"kita ditakdirkan hanya untuk saling mengenal tidak lebih" Yaps dia adalah Karel ivander aswangga. Seorang laki-laki dingin dan dengan sikapnya yang penuh dengan tanda tanya. "Apa yang harus ku lakukan supaya Tuhan bisa ubah takdir kita untuk saling...