Lucian terbangun dalam kegelapan, rasa lelah dan hampa menyelimutinya. Beberapa minggu terakhir terasa seperti mimpi buruk yang tak berkesudahan. Tubuhnya semakin lemah, dan pikirannya selalu dipenuhi dengan bayangan Seraphina dan Elias. Bahkan, ia hampir tidak lagi merasakan hasrat untuk bertahan hidup.
Amara, seorang teman lama yang pernah dekat dengan Lucian sebelum ia jatuh cinta pada Seraphina, mendengar kabar tentang kondisi Lucian dari teman-teman mereka. Dengan hati yang penuh keprihatinan, Amara memutuskan untuk datang dan membantu Lucian. Ia tahu bahwa Lucian membutuhkan dukungan lebih dari sekadar kata-kata penghiburan.
Pada suatu pagi yang kelabu, Amara tiba di rumah sakit tempat Lucian dirawat. Melihat Lucian yang terbaring lemah di tempat tidurnya, hati Amara terasa berat. Ia mendekati Lucian dengan hati-hati dan memegang tangannya.
"Lucian, ini aku, Amara. Aku di sini untukmu," bisiknya lembut.
Lucian membuka matanya perlahan, mengenali suara yang akrab itu. Dengan sisa tenaganya, ia mencoba tersenyum pada Amara. "Amara... aku... senang kau datang," katanya dengan suara lemah.
Amara duduk di samping tempat tidur Lucian, memegang tangannya dengan penuh kasih sayang. Ia tahu bahwa Lucian membutuhkan seseorang untuk membantunya bangkit kembali. Amara mulai merawat Lucian dengan penuh perhatian, memastikan ia minum obat tepat waktu dan makan makanan bergizi.
Namun, kondisi Lucian semakin memburuk. Rasa sakit di dadanya semakin sering muncul, dan tubuhnya menjadi semakin lemah. Suatu hari, ketika Amara datang untuk memberinya makan siang, ia menemukan Lucian terbaring tak sadarkan diri di tempat tidurnya. Panik, Amara segera memanggil dokter dan perawat.
Dokter segera memeriksa Lucian dan menyadari bahwa ia lupa minum obat dan makan dengan teratur. "Kondisinya semakin memburuk karena kurangnya nutrisi dan obat. Kita harus segera memberikan perawatan intensif," kata dokter dengan tegas.
Amara merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Lucian dengan lebih baik, namun ia tahu bahwa ia harus tetap kuat untuk mendukungnya. Selama beberapa hari berikutnya, Amara hampir tidak pernah meninggalkan sisi Lucian. Ia memastikan Lucian mendapatkan semua perawatan yang diperlukan dan terus memberikan dukungan emosional.
Saat Lucian perlahan-lahan mulai pulih dari kondisi kritisnya, Amara berbicara dengannya tentang pentingnya menjaga kesehatan dan tetap berjuang. "Lucian, aku tahu ini sulit, tapi kau harus tetap berjuang. Kau tidak sendirian. Aku di sini bersamamu," katanya dengan tegas.
Lucian merasa tersentuh oleh perhatian dan kasih sayang Amara. Meskipun hatinya masih terluka oleh kehilangan Seraphina, ia merasa sedikit lebih kuat dengan kehadiran Amara di sisinya. "Terima kasih, Amara. Aku akan mencoba," jawabnya pelan.
Hari demi hari berlalu, dan kondisi Lucian mulai membaik perlahan. Amara terus memberikan dukungan yang tak kenal lelah, selalu berada di samping Lucian ketika ia membutuhkannya. Mereka berbicara tentang masa lalu, mimpi-mimpi mereka, dan harapan untuk masa depan.
Namun, meskipun kondisi fisiknya membaik, Lucian masih merasa hampa di dalam hatinya. Bayangan Seraphina dan Elias terus menghantuinya, dan ia merasa sulit untuk melepaskan perasaan itu. Amara menyadari hal ini dan mencoba untuk membantu Lucian menemukan cara untuk mengatasi rasa sakitnya.
"Lucian, kau harus bisa melepaskan masa lalu. Hidupmu masih panjang, dan masih banyak hal yang bisa kau capai. Aku tahu ini sulit, tapi kau harus mencoba untuk melangkah maju," kata Amara dengan lembut.
Lucian mendengarkan kata-kata Amara dan mencoba untuk menemukan kekuatan dalam dirinya. Ia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang dan penuh dengan tantangan, namun dengan dukungan Amara, ia merasa bahwa ia tidak sendirian.
Selama beberapa minggu berikutnya, Lucian berusaha untuk memulihkan dirinya, baik secara fisik maupun emosional. Dengan bantuan Amara, ia mulai membangun kembali hidupnya, sedikit demi sedikit. Meskipun bayangan masa lalu masih ada, ia mulai merasakan harapan untuk masa depan.
Dengan hati yang penuh tekad, Lucian berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan terus berjuang. Meskipun cinta antara dirinya dan Seraphina telah berakhir, ia tahu bahwa hidupnya belum selesai. Dengan dukungan Amara, ia akan mencari jalan keluar dari kegelapan ini dan menemukan cahaya baru dalam hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta tak harus memiliki
Ficção AdolescenteLucian, seorang pemuda introvert dan kalem dari Lunaria, menemukan pelarian dari rutinitasnya yang membosankan di sebuah aplikasi chat. Di sana, ia bertemu dengan Seraphina, seorang gadis populer dari Valoria yang memiliki ego tinggi namun berhati b...