05

9.5K 234 18
                                    

Happy Reading 🍒



Dua hari kemudian ~

Saat ini, Gavin tengah berada di depan kontrakan Wulan untuk menjemput wanita yang masih ia anggap sebagai kekasihnya itu untuk pergi ke kantor bersama sama. Namun, sudah sedari tadi ia mengetuk pintu rumah Wulan dan Wulan tak muncul muncul dari dalam rumahnya.

"Maaf, mas. Cari mbak ulan, ya?" Tanya tetangga Wulan

"Iya"

"Mbak Wulan nya udah pulang kampung kemarin sore, katanya gak bakal balik ke sini lagi" jawab tetangga Wulan

Mendengar jawaban dari tetangga Wulan, gavin langsung menganggukkan kepalanya lalu mengucapkan terima kasih. Setelah itu, ia berjalan menuju mobilnya dan akan menyusul Wulan yang sudah berada di kampungnya saat ini.

Gavin mengetahui semua tentang Wulan karna wanita itu sering bercerita tentang dirinya sendiri dan kehidupan keluarganya dengan Gavin walaupun Gavin tampak tak perduli dan tak tertarik sedikitpun. Namun, Gavin selalu mendengar semua ceritanya diam diam dan mengingat semua apa yang sudah Wulan ceritakan kepadanya.

"Kamu gak bisa lari begitu saja dari hidup aku, Wulan" gumam Gavin

Gavin langsung menjalankan mobilnya menuju bandara untuk terbang ke kampung Wulan yang berada di Jawa tengah pagi ini juga dengan melupakan akan acara penting di kantor hari ini.

Di sisi lain, tepatnya di kediaman Wulan yang berada di kampung. Wanita itu saat ini sedang menjemur pakaian yang baru saja selesai ia cuci tadi pagi.

"Nduk, sarapan dulu" ajak ibu Wulan yang bernama Yati

Wulan menolehkan kepalanya ke belakang lalu tersenyum manis saat melihat wajah sang ibu yang sudah sangat menua.

"Sebentar ya, buk. Ulan jemur pakaian dulu. Ibuk duluan saja" balas Wulan dengan sangat lembut

Buk Yati pun tersenyum sama seperti Wulan dan kini ia duduk di kursi yang terbuat dari bambu untuk menunggu anak kedua nya itu selesai menjemur pakaian.

"Buk! Masa kita sarapan singkong rebus terus sih tiap hari? Aku bosen tau gak" bentak suci, kakak dari Wulan

Suci yang baru bangun tidur itu pun langsung memarahi ibunya di saat ia melihat di meja makan hanya ada singkong rebus dan teh hangat.

"Mbak, bisa gak sih jangan bentak bentak ibuk terus" balas Wulan yang kini meninggalkan pakaian yang belum ia jemur untuk menghampiri sang ibu

"Heh! Kamu juga, ulan. Ngapain kamu balik ke sini, ha? Terus nanti siapa yang ngasih kita duit kalau kamu berhenti kerja?" Marah suci pula

"Ibuk sakit, mbak. Kalau bukan aku yang ngurus, siapa lagi? Memangnya mbak mau ngurusin ibuk?" Balas Wulan

Suci tampak tak bergeming dan kedua matanya masih menatap tajam ke arah Wulan yang berdiri di sebelahnya.

"Mbak gak mau tau, kamu harus balik ke jakarta dan kerja seperti biasa" ucap suci

"Dih! Mbak aja lah yang kerja sana. Aku masih punya uang untuk aku sendiri dan untuk ibuk. Mbak masih punya kaki dan tangan untuk bekerja dan cari uang, jadi berhenti minta minta uang sama aku terus" balas Wulan lagi

Dengan geram, suci berjalan menghampiri Wulan dan..

PLAK..

Suci menampar wajah Wulan dengan keras hingga wajah adiknya itu tertoleh ke kiri.

"Brengsek kamu, ya! Udah berani ngelawan kamu sekarang" ujar suci

"Kenapa aku harus takut sama mbak, ha? Kemarin aku selalu ngirim mbak uang karna aku takut mbak gak ngurusin ibuk dengan baik karn mbak selalu ngancem akan biarin ibuk yang lagi sakit ini sendirian. Tapi, sekarang aku udah di sini dan aku sendiri yang bakal ngurusin ibuk tanpa minta bantuan sama anak yang berguna kayak mbak" ucap Wulan pula

MY LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang