S4. Lia & Felix

14 3 0
                                    

Playlist:
¤ Deep End - Felix ¤

.

.

Side stories of Ephimeral pt.1

.

Casts:
ITZY Lia as Luna &
Stray Kids Felix as Fero

Casts:ITZY Lia as Luna &Stray Kids Felix as Fero

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

~

~

~~~

"Kita putus."

Ucapan Luna yang diserukan dengan amarah kembali terngiang dengan jelas di kepalanya.

Ia ingat betul ekspresi gadis itu yang merengut kesal, dengan wajah memerah dan kedua mata yang menatapnya tajam sebelum berbalik pergi.

Sepasang mata menyerupai bentuk kacang almond itu kembali terbuka, lalu menatap langit-langit kamar yang lampunya dibiarkan padam. Ia tidak bisa tidur sejak tadi karena pikirannya fokus untuk mencari solusi atas permasalahan yang tengah ia alami saat ini.

Fero mengubah posisi tidurnya yang terlentang menjadi miring ke kanan.

Ia menghembuskan napas panjang, menatap lurus ke arah jam dinding. Dengan bantuan dari pencahayaan lampu jalan, ia bisa melihat kedua jarum di jam dinding itu berhenti di angka 3.

"Tidak. Bukan karena orang ketiga." Desisnya frustrasi.

Ingatannya kembali pada kejadian saat ia bertengkar dengan Luna. Waktu itu seharusnya mereka pulang bersama setelah selesai eskul. Tetapi karena ada materi tambahan yang harus diberikan kepada para junior, gadis itu terpaksa menunggu Fero setengah jam lebih lama.

Seharusnya semua baik-baik saja. Tapi ketika mereka sudah jalan berdua, tiba-tiba ada empat adik kelas perempuan yang menyusul, ingin bertanya lagi tentang materi tadi. Fero ingat betul gadis itu sudah mengeluh lelah dan ingin segera pulang. Ketika ia meminta Luna untuk menunggu sebentar, gadis itu memutuskan untuk langsung pulang sendiri tanpa mengatakan apapun pada Fero.

Ia sempat mengengejar, namun perkataan yang dilontarkan oleh Luna membuatnya berhenti dan memutuskan untuk tetap membiarkan gadis itu pergi.

"Ini semua salahku." Gumam Fero berikutnya.

Remaja laki-laki itu tertawa kecil menyesali keputusannya. Karena terlalu berbuat baik, ia lupa dengan tugasnya untuk menjaga perasaan gadis yang sudah menjadi semestanya.

Kini ia mengembuskan napas panjang. Sepanjang malam itu, ia tidak tidur. Kegelisahan dan rasa bersalah seoalah memaksanya untuk tetap terjaga, sekaligus memikiran cara paling efektif untuk memperbaiki hubungan mereka.

SKAETZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang