Aku menyelinap masuk ke dalam kamar, sementara di bagian belakang vila masih ramai dengan tamu yang datang ke pesta ulang tahun pernikahan ini. Seharusnya aku sudah datang sejak kemarin, mengikuti keseluruhan acara. Namun pekerjaan membuatku terpaksa menunda kedatangan.
Dari bandara, aku langsung ke vila. Vila ini milik keluarga Armand. Dia selalu menginap di kamar yang sama setiap kali berada di vila ini. Ke kamar itulah aku beranjak.
Aku bermaksud memberi kejutan kepadanya. Armand tidak tahu aku akan datang hari ini. Dia sempat kecewa ketika aku tidak jadi ikut bersamanya kemarin, dan aku juga tidak tahu kapan bisa berangkat. Kedatanganku hari ini begitu tiba-tiba sehingga kenapa enggak sekalian saja memberi kejutan kepada Armand?
Baru setelah itu, aku akan menemui orangtua Armand dan mengucapkan selamat atas ulang tahun pernikahan mereka.
Vila ini berbatasan langsung dengan pantai. Di sore hari, cahaya masuk melalui jendela besar yang memenuhi salah satu sisi dinding. Pemandangan di luarnya begitu indah. Aku selalu suka setiap kali diajak menginap di vila ini.
Kamar dalam keadaan kosong ketika aku datang. Namun, aku mendengar suara air dari kamar mandi. Senyum merekah di wajahku. Suatu keajaiban aku bisa menemui Armand sendirian, karena biasanya dia sedang dipamerkan oleh orangtuanya ke rekan bisnisnya. Armand adalah pewaris yang mereka banggakan.
Rencana semula, aku akan menunggu Armand di kamar lalu mengirim pesan agar dia ke kamar. Ternyata Armand sudah lebih dulu berada di kamar. Aku segera mengubah rencana.
Aku meletakkan tas dan membuka pakaian. Karena Armand, aku memakai underwear baru dengan potongan yang begitu seksi. Bra dengan hiasan lace itu membuat payudaraku terlihat lebih penuh. Aku berdiri di depan cermin hanya mengenakan pakaian dalam. Seketika wajahku memerah. Aku membayangkan apa yang akan dilakukan Armand kepadaku. Semoga bisa membuat hubungan yang sudah dingin menjadi kembali panas.
Aku membuka pakaian dalam tersebut hingga berdiri telanjang, lalu meletakkannya di atas sofa di seberang tempat tidur. Lalu, aku mengeluarkan borgol dari dalam tas. Itu milik Armand. Dia yang membelinya. Sambil menahan senyum, aku membawa borgol tersebut ke tempat tidur. Aku berbaring di sana, lalu memasang borgol di pergelangan tanganku, membuatku terikat ke tempat tidur dengan tangan terangkat. Bulu-bulu yang menghias borgol tersebut menggelitik, membuat fantasiku semakin liar.
Suara air dari kamar mandi berhenti. Gemuruh jantungku semakin keras. Aku membusungkan dada sekaligus membuka kaki sehingga benar-benar terbuka. Begitu Armand keluar dari kamar mandi, dia langsung melihatku.
Saat pintu kamar mandi dibuka, aku menahan napas.
Sosok laki-laki keluar dari dalam kamar mandi. Dalam keadaan telanjang. Dia mengelap rambut yang basah sehingga tidak langsung melihatku.
Aku refleks berteriak.
Laki-laki itu terkejut. Dia menoleh ke arahku. Bola matanya nyaris meloncat keluar saat melihatku. Meski aku sudah menutup kaki, tidak ada yang bisa kulakukan untuk menutup tubuh telanjangku.
Saat dia tersadar, dia segera menutup kejantanannya dengan handuk.
"Kamu siapa?" tanyanya.
"Kamu siapa?" aku balas bertanya. "Mana Armand?"
"Di kamarnya."
"Ini kamar Armand," balasku.
"Not today." Dia menggeram. "Please go away from my room."
Dia berbalik dan bermaksud masuk ke dalam kamar mandi.
"Wait," seruku. "Aku enggak bisa ke mana-mana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman's Need
RomanceKumpulan cerita pendek Only for 21+++ Disclaimer: adult romance, mature, sex scene