Kuda yang menarik kereta dengan dipimipin kusir menyusuri jalanan di hutan dengan jalan seirama suasana yang sedang dibuat oleh 2 wanita dalam kereta itu. Pelayan dan nonanya seperti sedang membuat sebuah rencana untuk seseorang.
"Jadi bagaimana menurutmu?"
" Itu ide yang sangat bagus nona. Pasti Cayena-sama menyukainya."
"Ahhh~ aku jadi tidak sabar memberinya kejutan."
~ Meanwhile~
Yang sedang dibicarakan tiba-tiba bersin berkali-kali sehingga tumpukkan kertas yang ada di meja kerjanya berserakan.
"Ou astaga nona. Apakah anda sakit?"
" HA... Ha... Huhhhh- aku tidak sakit."
Mendengar jawaban nonanya setelah dia masuk ke ruang kerja karena suara bersin Cayena yang bergema di rumah itu, Sebastian mengecek debu di perabotan ruangan tersebut setelah menyelamatkan tumpukan kertas itu. Di jarinya, tak ada debu yang menempel. Segera dia menempelkan punggung telapak tangannya di dahi Cayena sambil meminta maaf atas ketidak sopanannya.
"Sudah kubilang aku tidak sakit."
Katanya sambil mendorong jauh tangan Sebastian dari mukanya. Yang awalnya untuk mengecek suhu, berakhir menjadi pertarungan menangkis setelah Sebastian gagal merasakan suhu Cayena."Kalau bukan sakit lalu apa nee-san?" Ciel masuk ke ruang kerja saat mereka berdua sibuk berdebat tentang bersin berlebihan Cayena.
"Mungkin saja ada yang membicarakanku." ia pun berdiri dari kursinya dan menatap ke jendela dibelakangnya.
" Anda perlu istirahat hojou-sama. Anda mungkin kelelahan karena sibuk mengerjakan kertas-kertas itu dan juga mengatur materi untuk pelajaran tuan muda."
"Sebastian, siapkan teh herbal untuk kakak dan beberapa camilan. Dan kakak, istirahatlah sebentar saja ya? "
Tanpa ingin mendengar penolakan dari kakaknya, ia langsung menuntun paksa sang kakak untuk duduk kembali di kursi kerjanya. Sedangkan Sebastian pergi menyiapkan makanan dan teh yang diminta.
"A-...."
Mulutnya terbuka untuk mengatakan, namun suara kereta kuda terdengar mendekati kediaman. Cayena yang melihatnya dari jendela langsung panik. Ia bingung harus menyembunyikan Ciel entah dimana. Karena kepanikannya, ia menarik tangan Ciel dan berlari ke kamarnya menghiraukan adiknya yang terus bertanya.
Sesampainya di kamarnya, Cayena membuka sebuah pintu yang jarang diketahui orang lain selain dirinya dan ayahnya. Tempat itu minimalis namun cukup menampung semua hal yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
"Dengarkan aku, yang mengetahui keberadaanmu saat ini hanya aku dan Bibi An. kalau Elizabeth tau aku tak tau harus apa. Jadi diamlah di sini, nanti Sebastian akan ke tempat ini."
Dengan langkah cepat, ia menghiraukan apa yang dikatakan adiknya lagi. Ia segera keluar dan meninggalkan ciel sendirian. Saat berlari menuruni tangga ia merasa lega bahwa sang tamu belum sampai. Namun..... takdir berkata lain, pintu utama terbuka dengan lebar dengan diikuti suara pintu terbanting.
"NEEEE-SANNNN, AKU SUDAH DATANG!!"
"Aa--- Selamat datang Elizabeth. kamu membuatku terkejut."
"Yakta, nee-san terkejut."
"Hm hm rencana hojou-sama berhasil."
"Jadi Lizzy kenapa datang tanpa memberitahu nee-san?" Dengan pengaturan napas yang berusaha di sesuaikan dengan aktingnya, ia berjalan pelan menuju anak tangga paling dasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
never let you go again
Fanfictionbercerita kakak angkat dari Ciel Phantomhive yang ikut serta dalam mencari orang yang membunuh keluarganya dan membalaskan dendam keluarganya Just fans fiction Karakter : Black Butler