miss

79 7 0
                                    

Di sebuah tempat yang gelap tanpa adanya bantuan cahaya selain lilin yang menyinari dirinya sendiri dan tampatnya berdiri, sebuah suara lemah terdengar meminta tolong berkali-kali. 

sedangkan di tempat lain, seorang wanita dengan pakaian serba hitamnya duduk di singgahsananya dan mendengarkan diskusi para bangsawan parlemen. ditemani dengan pria serba putih bernama John Brown dibelakangnya, wanita itu berbisik padanya dibalik kipas tangan yang dia buka.

"apakah masih lama?"

"ada apa ratu? apakah ada yang anda inginkan?"

"tidak, tidak, aku hanya ingin menemui Cayena sesegera mungkin."

"yes my majesty. setelah ini saya siapkan pertemuan anda dengan lady cayena."

dengan penutupan kipas tangannya yang menimbulkan suara, para bangsawan langsung terdiam di tempat mereka duduk dan tak berani mengangkat wajah mereka. Si John pun mengumumkan bahwa rapat telah selesai untuk hari ini dan akan dilanjutkan esok hari. dengan kepergian ratu dari ruang rapat parlemen, para bangsawan hanya mengelus dada karena belum mendapatkan solusi dari permasalahan yang ada.


Cayena yang sedang membaca buku di taman ratu, tiba-tiba di tarik oleh pria yang serba aktif. tak lain dan tak bukan kalau itu adalah Grey. dengan semangat 45-nya dia menarik Cayena yang masih saja sibuk membaca buku sambil menyumpahi grey tentunya. yang awalnya tarikkan, tibatiba berubah mendadak, ia tak merasakan pijakan di bawah sepatunya, segera ia menjauhkan buku dari wajahnya. dan ia melihat  wajah pria dengan penutup mata hitam.

".... "

"Brukk" Suara benda menabrak sesuatu.

"Siapa kamu!?!” kata Cayena sambil mengeluarkan senjata yang dia sembunyikan di kakinya setelah turun dari gendongan orang asing.

Pria dengan pakaian serba putih serta dengan penutup matanya, memegang wajahnya yang terasa sakit karena lemparan buku tebal Cayena.

"Ini aku John! Shh " Ringisnya

"O" Cayena perlahan menurunkan todongan senjatanya.

"Apa hanya itu reaksimu?”

"..... Apakah aku harus menarik pelatuknya tadi? " Cayena dengan fokus merapikan kembali senjatanya ke tempat semula.

Saat akan meletakkannya kembali, John dan  Grey menutup pandangannya dengan telapak tangan meski tetap mengintip dari sela-sela jari mereka.

Tak berselang lama, Ratu datang dan duduk di kursi taman. Mereka bertiga yang kaget pun langsung memberi salam dan mendekati ratu. Tanpa basa basi lagi, ratu pun memulai diskusinya.

Cayena yang ditugaskan menginterogasi orang yang dipilih ratu, memberikan informasi terbaru yang ia dapatkan. Meski hasilnya Sang ratu kurang puas dengan informasinya, Cayena berusaha menggantinya dengan informasi lainnya yang ia dapat dari rumor baru masyarakat.


















"Jadi..... Apakah kamu mau jadi informanku?”

" Akan saya lakukan apa saja lady Cayena. Asalkan anak saya tidak dibunuh."

" Tidak buruk...Baiklah, tanda tangan kontrak ini."Segera pria itu menandatanganinya.

"Dengan ini, aku biarkan anakmu hidup, dan kamu bekerja untuk ku.... Jadi jangan sampai mengecewakan ku." Dengan itu Cayena melepas pria yang ia sekap beberapa hari yang lalu dan meninggalkan orang itu sendirian.













Tak berselang satu minggu, Cayena kira akan mendapatkan informasi yang ia inginkan dari pria yang ia sekap. Nyatanya Sang adik tiba-tiba datang ke ruangannya di restorannya.

"Oneesan menikah dengan siapa? Siapa pria tak tau diri itu?”

Cayena yang berharap Ciel mengatakan 'aku merindukan mu neesan' seketika air wajahnya berubah murung sekali. Tak mendapatkan jawaban dari Sang kakak, Ciel diam diam memperhatikan kakaknya yang menunduk. Melihat buliran cahaya yang turun dari wajahnya, Ciel panik tak tau harus apa.

"Padahal aku sangat merindukanmu, aku ingin mengunjungi mu tapi selalu dilarang ratu....... sob.....Dan sekarang kamu langsung menanyakan rumor ANEH ITUUUU!?? HUaHH.... " Tangis Cayena pun keluar.


Sebastian yang dari awal mengikuti tuan mudanya, sekarang menahan tawa melihat tuannya kesulitan menenangkan kakaknya.

"Sebastian, jangan diam saja. Bantu aku. Lakukan sesuatu"

"Ara~ saya tidak bisa melakukan apapun Bbochan, hanya anda yang bisa melakukannya."

"Ahhhrrrgggg" Ciel dengan frustasinya mengacak acak rambutnya.

"Ciell~" Dengan sekali tarik, Ciel sudah berada dalam pelukannya dan hanya bisa membalas pelukannya dan sesekali menepuk pelan punggungnya.

Sebastian, yang berada di sebelah mereka, tiba-tiba tertarik dalam pelukan itu. Merasa tak nyaman, dia pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Hojou-sama, anda kenapa?”

Yang ditanya hanya mengeratkan pelukan teletubbies itu.

" Kakak.... Lepaskan kak, aku tak bisa napas...."

".... "

TBC




Holaaa para readers ku yang kucintai, maaf ya tidak bisa update rutin setelah ini

mengingat jadwal deadline tugas yang mulai menggila....

Selain itu sih... Jadwal kelasku juga berantakan jadi.....

AKAN AKU USAHAKAN UNTUK TETAP UPDATE...

Stay tuned for it...

(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆






never let you go againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang