Little Brothers

429 44 0
                                    

Cayena Rosehill secara resmi telah mati, dan sekarang hanya ada Cayena Phantomhive. Dengan dalih keluarga Phantomhive menyembunyikannya karena masalah kesehatannya, bangsawan-bangsawan lain mempercayai karena kecantikannya yang diwariskan oleh kedua orang tuanya.

Beberapa bulan setelah pulih sepenuhnya, ia selalu hadir bersama Vincent dalam acara sosial dan juga ia selalu cepat belajar dalam banyak hal. Vincent, sang ayah, merasakan bangga melihat perkembangan anaknya yang melampaui perkiraannya. Ditambah pula kabar baik istrinya sedang hamil, membuat keluarga Phantomhive terlihat lebih indah dan harmonis.

Sejak istrinya memperlihatkan perut buncitnya, Cayena lebih sering menghabiskan waktunya bersama Rachel, entah itu hanya minum teh, belajar menyulam dan merajut, atau hanya membaca buku.

"Cayena, apakah kamu suka adikmu?" tanya Rachel sambil mengelus kepala Cayena yang terlentang disebelahnya dengan alas kain piknik.

" Aku suka adik. Aku akan memiliki teman di rumah dan tidak akan sendirian lagi." Dengan sedikit memiringkan badannya, ia meletakkan tangannya di perut ibunya dan mengusapnya dengan lembut.

"Cayena pasti menjadi kakak terbaik."

"Ibu berlebihan memujiku."
Sang ibu hanya bisa tertawa kecil melihat reaksi anak perempuannya yang imut.

"Ahhhh Astaga, dari tadi aku mencari kalian dari ujung ke ujung, ternyata kalian bersantai santai di sini." Perempuan dengan rambut merah sebahu mendatangi mereka berdua.

"Bibi/ Ann" mereka berdua terkejut melihat kehadirannya hingga Cayena langsung berdiri dari posisinya.

" Ara.... Keponakan imut ku terlihat lebih imut." Tanpa menunggu jeda Angelina Dalles memeluknya dengan erat dengan sedikit berputar. Yang dipeluk hanya terkikik diperlukan seperti itu.

"Ann, mau gabung minum teh?"

"Oho tentu nee-chan, terimakasih"

Acara minum teh itu pun berlanjut dengan pembicaraan yang menyenangkan hingga tanpa orang dewasa sadari, Cayena tertidur dengan pulas.




Kelahiran adiknya semakin mendekat, Cayena sedikit kuatir dengan ibunya yang sering terlihat meringis sambil memegang perutnya yang besar. Kekuatiran itu pun tidak lepas dari adik Rachel, Angelina. Bibi Angelina, akhir-akhir ini lebih sering berkunjung hingga menginap di kediaman itu. Namun sesekali dia harus pergi karena panggilan tugasnya sebagai dokter.

"Ehhhgggggg" Erangan yang dikeluarkan oleh Rachel membuat Cayena membeku disaat ia menjenguknya. Dengan tangan yang berada di perut, Cayena tersadar dan mendekati ibunya.

"Ibu, apa yang harus aku lakukan?"

"Cayena, bisa panggilkan bibi Ann?"

Sebuah anggukan Rachel Terima, dan selanjutnya Cayena lari keluar dari kamarnya dan berteriak di koridor sambil berlari mencari ayah dan bibinya.

Karena kehebohan yang ia ciptakan, Rachel segera ditangani oleh Angelina dan beberapa pelayan. Cayena sekarang berada di gendongan ayahnya. Vincent sudah mencoba beberapa hal untuk menenangkan Cayena dari tangis tanpa isakannya. Namun air matanya tetap saja mengalir.

"Apakah ibu akan baik baik saja?"

"Tentu saja, ibu akan baik baik saja. Cayena tenang saja, Angelina sedang menanganinya."

Merasa sedikit tenang, Cayena langsung memeluk Vincent dengan erat. Tak berlangsung lama, suara tangis bayi menggema di mansion itu. Cayena pun turun dari gendongan, tak lupa ia menunjukkan wajah bingung.

"Adikmu sudah lahir Cayena"
Kalimat itu merubah wajah kuatir menjadi senyum gembira. Ia berharap kesepiannya akan hilang dengan kehadiran anggota keluarga barunya.

Hari-hari dilewati dengan kebahagiaan, namun Cayena sering menyembunyikan kesedihanya karena merindukan keluarga lamanya yang tidak dapat ia lihat kembali.

Dikamarnya yang cukup luas, ia memperhatikan sebuah kotak berisi cat warna warni dengan kuas dan pallet disebelahnya. Tak lupa dengan kanvas putih yang ia elus.
Dengan perlahan, ia memegang pallet dan kuas. Tangannya tak bisa berhenti bergerak tak lupa juga matanya yang fokus pada lukisannya. Cukup lama ia melukis hingga Vincent memasuki kamarnya.

"Lukisan yang indah."

"Ayah?"

" Apakah lukisan ini yang membuatmu tidak keluar dari kamar setelah sarapan? "

"Maaf ayah. Aku hanya..... sedikit rindu adikku"

"Tidak apa-apa Cayena. Hanya saja jangan lupa makan dan istirahat. Ganti gaunmu, kami menunggumu di meja makan." Segera Vincent meninggalkan Cayena dengan beberapa pelayan setelah mengacak-acak rambut anaknya.

*Ilustrasi lukisan Cayena*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi lukisan Cayena*

'Mungkin sudah saatnya untuk lepaskanmu,
Namun, aku masih belum bisa melupakan apa yang mereka lakukan pada kita.
Doakan aku berhasil melakukannya dengan baik my brother'








TBC

never let you go againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang