Jealous?

344 35 1
                                        

Tumpukkan kertas makin lama semakin menggunung setiap harinya. Entah itu isinya soal pekerjaan maupun tentang urusan rumah. Meski sudah diselesaikan, gunung kertas itu akan kembali keesokan harinya. Meskipun telah dibantu oleh Sebastian dan Ciel, kertas itu terus menumpuk.

Tak tahan dengan hal itu, Cayena pun memutuskan menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Ia merasa cukup 3 bulan terakhir mengajarkan adiknya dan pelayannya untuk beradaptasi. Jadi hari ini ia meninggalkan ruang kerjanya tanpa ada kertas tugas di mejanya. Ia pergi ke sebuah daerah yang sangat ia kenal sebagai kampung halamannya, meski telah berubah menjadi tanah kosong dengan sisa-sisa bangunan.

Sebastian telah menemukan beberapa pelayan yang cocok dirumah, seperti maid, chef, dan tukang kebun. Meski mereka semua aneh dalam menjalankan tugasnya. Biasanya Nona Cayena akan membuat pelayan-pelayan baru itu ramai karena ia mengambil alih beberapa tugasnya. Namun hari ini tidak ada keramaian itu.



"Sebastian, apa kamu melihat nee-san?"

" Maaf Boochan, saya tidak melihatnya dari pagi hari."

"Tidak biasanya"


"Hu hu hu...." sambil mengelap air matanya yang turun di pipi

"Tanaka-san, apakah tau keberadaan nee-san?"



Tanaka memberikan 2 lembar surat kepada Ciel. Dan tak lama kemudian pelayan perempuan, Mey Rin datang dengan beberapa surat yang ditujukan kepada Cayena. Ciel yang penasaran pun mengambilnya dan membuka semuanya. Setelah membacanya, raut mukanya memerah.


"SEJAK KAPAN SURAT SEPERTI INI ADA?!!?”


Reaksi Ciel yang tak seperti dirinya yang tenang hingga membanting surat-surat itu, membuat kaget seluruh pelayan yang secara tiba-tiba berkumpul di sana. Sebastian yang tak paham meminjam salah satu surat yang dibanting tadi dan membacanya.


" Oh.. Jadi begitu." 

" Apa maksudnya semua surat ini." tuntut Ciel 

"Yang saya tau, Cayena-sama sering kali membakar surat-surat ini."

"Cayena-sama sudah lama menerima surat lamaran, namun ia menolak semuanya karena ia membenci laki-laki yang melamarnya. Meski telah ditolak, semakin banyak laki-laki diluar yang ingin melamarnya, entah karena posisinya yang baru ini atau parasnya." jelas Tanaka

"Apa mungkin Cayena-sama memiliki kekasihnya sendiri?" bisik  Baldroy

" Lalu apa mungkin sekarang hojou-sama sedang menghabiskan waktu bersamanya?" balas Mey Rin

"Hmm~ Finni tak paham." 

" Kalian....." geram Ciel

"Maafkan kelancangan kami."

"Huhhh~..... Nee-san tak mungkin punya kekasih." Ciel berusaha menyakinkan dirinya sendiri

"Oya, Ciel-sama apakah anda cemburu?" pancing Sebastian

" Cih. Cari nee-san sekarang. Ini perintah."







Seketika semua orang dirumah mencari Cayena disegala ruang rumah itu. Bahkan mereka juga mencarinya hingga di hutan hutan sekitar.















Meanwhile~


Cayena setelah meletakkan bunga di sisa sisa reruntuhan dan berkeliling sebentar. Ia pergi ke sebuah batu nisan. Dan menatapnya dengan tatapan kosong.

"Sebentar lagi, aku dapat melakukannya. Ayah..... Ibu.......  Chris. "

Dengan sedikit mengingat kenangan indah yang telah ia lalui, Cayena kembali meneguhkan hatinya untuk melanjutkan balas dendamnya.

Ia pun pergi ke kota menjelajahinya. Sesekali ia mampir ke tempat dagangan yang menarik perhatiannya dan membeli beberapa oleh-oleh untuk orang di kediamannya. Hingga langit berubah warna menjadi oren, ia masih terus berjalan. Sampai ia tak sengaja menabrak seseorang dan terjatuh dengan barang-barang yang dia bawa.


"Oya~. Lady

" Ita ta taaa..." (kesakitan)

"Maaf maaf, aku tidak sengaja menabrakmu, nona.

" Maafkan saya juga tuan."

"Apa anda bisa berdiri?" ( mengulurkan tangannya)

" Sebentar "


Tangan yang terulur ia pegang dan menjadikannya tumpuan untuk berdiri, namun rasa sakit di kakinya terasa lebih kuat saat ia berdiri. Pria dengan pakaian serba hitamnya menyadari rintihan Cayena, dan tanpa babibu dia menggendongnya bersama barang bawaannya yang telah dia bereskan.


"Sebagai permintaan maaf karena telah membuatmu seperti itu, biarkan saya mengobatinya."



Cayena yang kaget dan tak biasa dengan situasi ini, hanya diam mengangguk dan menyembunyikan wajahnya dibalik rambutnya yang terurai. Pria itu membawanya ke tempat yang tidak asing untuk Cayena.
Setelah melewati pintu dan orang tadi mengobatinya, Cayena baru menyadari sesuatu.




"Undertaker?"

" Yes my lady?" dia menoleh sambil membereskan perban yang tidak digunakan.

"Kau yang menabrakku tadi? "

" Ara~ lady tidak menyadarinya kah?"

"Kau mempermalukanku" Sambil memukul dada pria yang menggendongnya.

"Khe Khe Khe namun seperti biasa, anda terlihat cantik dengan wajah tersipumu."

"Antarkan aku pulang." Cayena dengan sadar berusaha menetralkan hawa panas di wajahnya sambil memalingkan wajahnya.

"Ehhh? Lady bukanlah biasanya anda pulang sendiri?"

" Urusai, siapkan saja kereta kudanya. Mana mungkin aku bisa berkuda dengan kaki terkilir."

"Khe Khe Khe kalau begitu biar saya antarkan."

Cayena dan Undertaker sudah lama saling kenal, namun tak sedekat sekarang.  Hanya sekedar saling mengenal dan Undertaker suka ekspresi yang ditunjukkan Cayena.















Di depan kediaman Phantomhive, Ciel dan yang lain berkumpul setelah tidak menemukan Cayena. Dari kejauhan, Sebastian mendengar suara tapak kuda dan samar-samar melihat wajah sang penunggang. Kuda itu terus mendekat hingga tampaklah Cayena dan pria asing menunggangi kuda itu. Mey Rin dan Finni heboh melihat nonanya duduk di depan pria asing yang dimata mereka telihat seperti pangeran yang telah menyelamatkan putri.  Sedangkan Baldroy langsung tancap gas ke dapur membuat hidangan yang akan menjadi sarana mengenal pria yang dibawa Cayena.

Ciel menatap tak suka pada laki-laki itu menggendong kakaknya turun dari pelana. Segera dia memerintah Sebastian untuk membawa kakaknya masuk ke dalam rumah dan Tanaka membawa kuda kakaknya ke tempatnya. Angin kencang tiba-tiba berhembus diantara Ciel dan pria asing itu. Pria itu hanya tersenyum lebar tanpa ada yang lucu atau menarik di sekitarnya dan itu membuat Ciel bertambah kesal.

"Jangan dekati kakakku lagi. Pergilah! "


"Khe Khe Khe.... Omoshiroi. Soredewa mata aimasho Phantomhive -sama."

(Menarik. Kalau begitu, sampai bertemu lagi tuan Phantomhive)










TBC

never let you go againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang