Kalo ada typo bilang yaHAPPY READING!🐣
🏐🏐🏐
"Seru banget ternyata tapi agak susah sih," ucap Rebil menatap Cika. "Makasih ya kak Cika."
"Kapan-kapan ke sini aja. Kirim salam sama bu Dian ya."
"Oke kak nanti aku sampein."
Rebil berjalan keluar namun dia sungguh dibuat terkejut dengan kehadiran Rachal. Lelaki itu tampak sudah berganti pakaian dan bersiap pulang.
Rachal hanya diam menatapnya. Rebil menunduk akan melewati lelaki itu tapi berhenti ketika akhirnya Rachal buka suara.
"Aldana pergi tadi, katanya ada urusan mendadak."
"Urusan apa kak?"
"Mana gue tau," katanya agak sewot. "Cepatan kalau mau pulang."
Rachal berjalan menjauh dengan Rebil yang mengekor di belakangnya. Matanya memandang Rebil dari kaca spion motor. "Jaketnya mana?"
"Oh iya ketinggalan di dalam. Bentar ya kak aku ambil dulu."
Rebil berlari kecil kembali masuk ke gedung itu. Rambutnya sampai bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Sttt..." bisik seseorang saat Rebil mengambil jaket itu.
Rebil menoleh mendapati seorang cowok yang sedang menatapnya dengan tatapan menyeramkan. Gadis itu berdiri kaku di tempatnya sekarang. "Hai cantik!" Cowok itu lalu berjalan mendekatinya.
"Mama tolong!!" teriaknya membuat beberapa orang yang berada di luar tertarik untuk melihat. Bersamaan dengan itu Rachal yang juga datang karena Rebil lama sekali, dia takut kehujanan di jalan karena awan terlihat mendung.
"Eh ehh gue bercanda anjir, ga ngira bisa sampe nangis gini," wajah cowok itu tampak agak panik. "Sorry ya kalo keterlaluan gue ga bermaksud buat lo takut."
"Anjing lo Gi! Ga lucu candaan lo!" Rachal mendorong bahu Hegi kuat agar menyingkir dari gadis itu, membuat cowok itu mundur beberapa langkah.
Hegi, salah satu pemain yang menjadi andalan Manster Abadi. Dia juga sering bermain karena kehebatannya dalam mencetak sebuah service ace.
Namun belakangan menjelang pertandingan kemarin dia diistirahatkan dulu karena mengalami cedera. Dan salah satu alasan mereka kurang dekat ya karena cowok itu suka sekali mengganggu para gadis.
Rachal menepuk punggung gadis itu pelan. "Ini gue Rachal." Bisiknya sambil berjongkok dengan sebelah kaki menekuk ke bawah lantai. Rachal menahan tangan dingin itu yang mencengkram lututnya sendiri.
"Yang lo takutin itu ga akan terjadi, gue di sini heii," Rachal mencoba menenangkan kepanikan itu. Tau hal ini berasal karena pikiran Rebil yang entah memikirkan apa.
"Sorry ya bro!"
Ucapan Hegi tidak dia pedulikan. Diraihnya bahu Rebil untuk keluar dari sana. Kemudian membiarkan gadis itu menenangkan diri di dekat motornya sebelum kembali pulang.
Mengambil botol air minum dari dalam tasnya kemudian menyodorkan ke hadapan Rebil yang langsung meneguknya tanpa melihat bahwa isi botol itu hanya setengah. Artinya sudah ada yang lebih dulu meminumnya.
"Udah?"
Rebil mengangguk dengan napas teratur, menatap Rachal sekilas kemudian menatap lantai lagi. Menyerahkan kembali botol air itu.
"Maaf kak, a-aku tadi keinget--"
"Gak usah cerita kalo bikin sakit."
Rebil terdiam cukup lama menatap wajah tenang lelaki itu, dia kemudian meraih helm yang disodorkan Rachal. Helm yang dipinjamkan oleh temannya Cika tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RACHAL
Teen FictionBak putri yang sudah terkurung selama ratusan tahun Rebilla Elasy tumbuh menjadi gadis anggun dan penurut dengan segala kecemasan yang membuatnya mengekang kebebasannya untuk mengenal dunia karena trauma masa lalu. Rebil berpikir dengan tidak mengen...