16. RACHAL

19 2 1
                                    


Udah lama banget ga up😢

Maaf ya aku udah masuk kuliah jadi ga sempet deh:(



HAPPY READING!🏐🦋






"Mau jalan kemana?"

Rebil menoleh tanpa menjawab. Ia sendiri tidak tau tempat yang sekarang ingin dia kunjungi. Baru kali ini dirinya merasa begitu senang diajak keluar kota. Terlebih lagi lelaki ini dengan mudahnya menuruti permintaan konyol Aldana.

"Kak, kalo capek kita langsung balik aja."

Lelaki itu menaikkan kupluk hoodie hitamnya ketika keluar gedung. Sekedar berjaga-jaga kalau bertemu dengan penggemarnya. Padahal dia bukan artis, namun sudah seperti artis yang tak jarang dimintai tanda tangan dan foto.

Rachal berhenti mendadak membuat Rebil juga berhenti melangkah. Rachal bergerak menjauh, mengangkat panggilan dari nomor yang bahkan bisa ia kenali tanpa menyimpannya.

Rebil melihat perubahan di wajah lelaki itu. Rachal tampak gusar bahkan saat menatapnya ada raut tidak tenang di maniknya. Namun lelaki itu tidak mengatakan apapun.

"Gue mau pergi, lo balik sama Aldana."

Meski ragu Rebil mengangguk dengan bahu merosot turun. Entah kenapa agak kecewa.

"Aku bisa ke dalam sendiri kak."

"Gue anter," jawab Rachal.

"Gak usah, kamu buru-buru kak," kata Rebil menolak lelaki itu. Kalau memang Rachal tidak mau memberitahunya Rebil seharusnya tidak bisa marah pada lelaki itu. Lagi pula dia siapanya.

Rachal menarik bahu Rebil masuk tanpa mendengar jawaban gadis itu. Rebil hanya menatap punggung Rachal yang sudah menjauh setelah menghampiri Aldana sebentar.

Dan setelah dua minggu kemudian pun Rachal belum kembali pulang ke rumahnya. Rebil tak bosan menatap pagar rumah Rachal, berharap lelaki itu pulang.

Yumi muncul diantar teman sekolahnya. Rebil yang sudah duduk di ayunan menatap interaksi Yumi demgan teman-temannya yang mengantar hingga ke depan rumah.

"Nungguin siapa kak?" tanya Yumi heran. Anak itu membenarkan tali tasnya setelah menutup pagar.

Rebil menghela napas sambil menggeleng. Kepalanya bersender di besi ayunan yang semakin kencang lajunya karena diduduki oleh Yumi.

"Kak Rachal belum balik?" Yumi menyodorkan permen dari saku tasnya.

Rebil menggeleng lagi. Kembali menjatuhkan kepalanya di besi setelah memasukkan permen ke dalam mulutnya.

"Pantesan galau banget. Pacarin aja gak sih kak?"

"Mana bisa gitu."

"Kenapa gak bisa? Kak Rachal kan masih jomblo, terus perhatian banget kalau diliat-liat."

Rebil tidak mau berpikir sejauh itu. Untuk dekat dengan Rachal rasanya sudah cukup. Terlebih lelaki itu sangat jauh bila dibandingkan dengannya.

"Gak ada yang tau, bisa aja punya pacar."

Karena selama ini Rachal tidak pernah bercerita apapun. Lelaki itu seakan tidak bisa ditebak isi pikirannya. Bahkan seperti hari ini, Rebil sendiri tidak tau Rachal pergi selama itu entah menemui siapa. Bisa saja pacarnya.

"Telpon lah kalo gitu."

Rebil mengerutkan kening setelah menegakkan kepalanya. Segera menyembunyikan ponselnya dari jangkauan Yumi. Anak itu cerdik, dia mengeluarkan gantungan kunci pompom ke leher Rebil. Gadis itu sontak menjauh dari sana saat rasa geli itu membuatnya kaget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RACHALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang