15. RACHAL

10 2 1
                                    


MAAF YA BEBERAPA HARI INI GA SEMPAT UP






HAPPY READING!🏐🦋

🏐🏐





Hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Rebil akhirnya telah tiba. Ya, pertandingan final dari klub Manster Abadi akan segera dimulai 10 menit lagi.

Dian sudah duduk di kursi barisan paling depan, tampak sedang berbincang dengan beberapa temannya yang salah satunya merupakan seorang wasit yang akan memandu jalannya pertandingan malam hari ini.

"Lo deket sama Rachal?"

Cika, salah satu pemain voli putri yang memang ikut ke Gresik meskipun tim voli putri mereka memang sudah dipastikan tidak lolos dan hanya menempati peringkat ke empat.

Seharusnya Rebil bisa saja duduk di sana bersama Dian. Namun, dia memilih melihat dari tribun tengah agar dapat melihat pertandingan di kedua sisi secara jelas juga merasakan rasanya menjadi suporter secara langsung.

Gadis dengan rambut panjang yang digerai indah itu menoleh menatap Cika yang sudah bersiap memegang dua balon berbentuk stik yang  dia pukul-pukul untuk mendukung klubnya yang segera bertanding.

"Kak Rachal udah kaya kakak sendiri, dia baik."

"Dia emang baik." Cika menatapnya sekilas. "Tapi susah banget buat dia tertarik mau ngomong banyak. Sama lo gitu juga?"

"Emm kayanya gitu juga sih kak," kata Rebil walau ia sedikit tidak mengerti.

Rebil mengambil ponsel dari tas kecil yang ia bawa. Membuka kamera untuk melihat keadaan wajahnya. Senyumnya mengembang saat mengarahkan kamera belakang ke arah lapangan yang dipenuhi lemparan bola-bola voli di udara karena para pemain sedang melakukan pemanasan.

Tapi hanya ada satu objek yang dia fokuskan. Rachal, lelaki dengan nomor punggung 21 di jersey putihnya yang menjadi banyak perhatian.

Rebil belum sempat foto jadi jepretan pertama yang ia ambil di ponsel barunya adalah foto lelaki itu. Entah Rachal tau atau tidak kalau Rebil datang kemari.

Setelah mereka pergi ke bazar sekolah, Rebil tidak bertemu dengan Rachal lagi. Lelaki itu seperti menghilang dan tidak terlihat, mungkin sangking sibuknya dengan kegiatannya.

Belum dimulai saja telinga Rebil pegal mendengar teriakan cempreng dari para cewek-cewek. Bahkan ada yang tanpa malu meneriaki nama Rachal sambil berdiri. Rebil menggaruk keningnya melihat orang itu yang begitu heboh, tapi tetap saja tidak dilihat oleh Rachal.

Aldana kali ini diturunkan sebagai tim inti, tidak lagi cadangan seperti pertandingan yang lalu. Cowok itu tiba-tiba mendapati keberadaan Rebil setelah menemui Dian di bawah sana.

Rebil melambai sebagai respons saat cowok itu melempar senyum sambil menaikkan kedua alisnya.

Dan entah sejak kapan Rachal juga melihat ke arahnya, lelaki itu menatapnya sejenak tanpa ada ekspresi apapun. Setelah itu mengalihkan padangannya dari Rebil saat tubuhnya berbalik untuk kembali menyambut lemparan bola dari Kiantara.

Pertandingan pertama sudah dimulai sejak 20 menit yang lalu, set pertama ini begitu mengejutkan karena Manster Abadi tertinggal 6 poin. Entah ada apa dengan mereka, tidak biasanya ketinggalan sampai sejauh ini.

Time out terakhir diset yang pertama diambil Manster Abadi saat lawan hampir menuju kemenangan mereka. Namun, tetap saja arahan yang diberikan coach Tama tidak membuahkan poin beruntun untuk mengejar ketertinggalan mereka.  Hingga hasil akhirnya adalah lawan mereka menang di awal set ini dengan skor Manster Abadi 22 dan lawan 25.

RACHALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang