part 2

13 7 0
                                    

Afan keluar dari kamar Echa. Tampak orang-orang sudah ramai menunggu acara akad nikah. Dia juga memandang raut kebahagiaan Bu Laksmi serta keluarga besar calon istrinya.

"Bu,. maafkan saya." kata Afan lirih.

"Ada apa, Nak? Apa Echa melakukan kesalahan?" tanya Bu Laksmi.

"Tidak, Bu. Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Maaf saya tidak bisa menikahi anak ibu. Saya menerima perjodohan ini juga terpaksa. Maafkan saya, Bu." Afan bersujud di kaki Bu Laksmi.

BUUUUUGH!

Panji yang berada di acara naik pitam. Tentu dia sudah menganggap Echa seperti adiknya sendiri. Sebagai seorang kakak dia marah adiknya di perlakukan seperti itu. Walaupun Afan adalah sepupu jauh nya.

Afan mendatangi keluarganya. Mendatangi semua yang ada di ruang tamu. Saat ini yang dia pikirkan adalah jujur pada semua orang. Wajahnya yang sudah babak belur di hajar Panji membuat semua yang di ruangan terkejut.

"Aduh, kasihan si Echa tidak jadi menikah," kata para tetangga.

"Maksud kamu apa, Afan. kamu selingkuh makanya membatalkan semua ini? saya benar-benar tidak menyangka atas apa kamu lakukan sama Echa,"

"Bu Laksmi dan semua hadirin disini. Saya minta maaf. aku tidak bisa melanjutkan pernikahan kami, kata Afan lirih.

"Ya Allah, Echa," Bu Laksmi langsung kepikiran anak semata wayangnya. Bergegas menuju kamar Echa tapi sayangnya pintu di kunci.

"Nak, buka. Ibu tahu yang kamu rasakan. Tapi jangan seperti ini, nggak bagus," Bu Laksmi takut anaknya melakukan yang macam-macam.

"Bu Laksmi," Panji mencoba menenangkan wanita itu. Lelaki itu mencoba meyakinkan Bu Laksmi kalau Echa tidak akan aneh-aneh.

"Bu, percaya sama aku, Echa tidak akan melakukan hal yang bodoh. Echa itu sayang sama ibu," ucap Panji memenangkan Bu Laksmi.

"Nak, kamu mau kan bantu ibu,"

"Bantu apa, Bu?"

"Nikahi Echa,"

"Saya!" Panji menunjuk dirinya sendiri.

"Tapi bukannya Echa itu pacaran sama Taufan. Mana dia mau sama saya yang terlalu tua untuk dia,"

"Echa dan Taufan tidak pernah pacaran. Justru mereka baru kenal karena di jodohkan. Ibu mohon sama kamu, Nak,"

Dalam sekejap Panji sudah duduk di depan penghulu. Ada pamannya Echa yang sudah di duduk di samping bapak penghulu. Panji masih mengenakan batik dengan memakai peci. Sudah siap berjabat tangan dengan pak Wardana, Pamannya Panji.

"Saudara Panji Agung Laksono, saya nikahkan kamu dengan anak saya yang bernama Theresia bin Wahyu Ramadhan dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai,"

"Saya terima nikahnya Theresia binti Wahyu Ramadhan dengan seperangkat alat sholat di bayar tunai,"

"SAH!"

"Saaaah!"

...****...

Kenapa kamu tidak kabari aku saat di usir dari kontrakan? beberapa waktu yang lalu aku ke kontrakan kamu. Tapi kata ibu kost kamu sudah pindah. Kan aku sudah bilang kalau ada apa-apa tolong hubungi aku. Kalian itu keluargaku juga."

"Fad, kakiku kenapa?" Ayla kaget saat kakinya di gips.

"Kakimu patah, Ay. Nggak parah kok paling beberapa bulan terapi bisa cepat sembuh. Kan ada aku yang bakal bantu kamu terapi." Fadlan duduk di samping sahabatnya.

"Terima kasih, Fad. Saat ini cuma kamu yang baik sama aku." ucap Ayla tulus.

Fadlan hanya tersenyum kecil. Kebaikan yang dia lakukan belum sebanding dengan kebaikan ayahnya Ayla semasa hidup beliau. Fadlan hanya anak yang putus sekolah setelah kedua orangtuanya meninggal dalam letusan gunung Merapi belasan tahun yang lalu.

Pak Yatmo, ayahnya Ayla adalah pekerja tim SAR di lokasi kejadian. Beliaulah yang membawa Fadlan meninggalkan lokasi bencana. Walaupun saat itu Bu Ismi menolak menampung Fadlan, pak Yatmo tidak patah arang. Beliau meletakkan Fadlan di panti tapi tidak meninggalkan tanggung jawab. Fadlan di masukkan dalam daftar anak yang dapat beasiswa di kantor pak Yatmo.

Setiap pak Yatmo menjenguk Fadlan atau mengajak jalan-jalan, Mikayla atau biasa dia sebut Ayla selalu ikut. Sejak itulah persahabatan mereka terjalin. Ayla selalu bilang Fadlan sudah seperti saudara sendiri. Begitu juga Fadlan, meskipun ada terselip rasa cinta pada gadis itu.

"Fad," tepukan bahu membuat lelaki itu tersadar.

"Kapan aku bisa pulang ke panti?" tanya Ayla.

"Ya, tunggu kamu pulih. Kamu aja baru bangun udah minta pulang." Fadlan mengacak hijab Ayla.

"Aku tinggal dulu, ya. Mau check kerjaan, kamu baik-baik disini jangan bandel!" lagi-lagi Fadlan mengacak rambut Ayla.

Setelah kepergian Fadlan, gadis menatap jemarinya. Masih terselip cincin manis pemberian Afan. Pemberian yang katanya mengikat gadis itu ke hubungan yang lebih serius.

"Kalau memang kak Afan waktu itu sudah pulang, kenapa tidak langsung menemui aku. Kenapa aku harus mendengar kabar pernikahannya?"

Fadlan sebenarnya belum pergi. Dari balik tirai dia melihat mimik wajah Ayla. Tebakannya rasa sedih sahabatnya ada hubungan dengan Afan. Tangan lelaki itu mengepal erat. Seakan ada amarah yang ingin dia luapkan.

"Apa yang jadi pikiranmu, Ay? Apakah lelaki itu? padahal dia meninggalkan kamu untuk menikah dengan wanita lain. Ya memang pernikahannya batal, tapi kenapa tidak sejak awal sebelum pernikahan itu dilaksanakan. Kalau seperti ini sama saja menghancurkan perasaanmu."

Fadlan sangat peduli pada Ayla. Rasa peduli yang dia anggap sebagai pengganti pak Yatmo. Rasa peduli yang dia anggap tanggung jawabnya pada Ayla. Walaupun Bu Ismi tidak pernah suka kepadanya. Alasannya satu karena dia anak orang lain yang diangkat pak Yatmo.

Matahari tampak semakin tinggi, padahal sudah jam empat sore. Fadlan berjalan di lorong rumah sakit, beberapa perawat menyapa dan dia pun membalas sapaan mereka. Salah seorang ibu-ibu yang membawa kantong berisi sampah melewatinya, Fadlan pun memberikan uang untuk makan anak ibu tersebut.

"Setidaknya mereka tidak seperti aku dulu. Dimana semasa ayah ibu masih ada, aku lah yang memberi mereka makan." Fadlan mengambil sapu tangan membersihkan kantung matanya. Tak ingin terlihat mewek di depan orang lain. Masih berusaha senyum walaupun di paksakan.

****

Mikayla Hidayati itu nama yang di sematkan kedua orangtuanya. Walaupun kata orang nama itu jauh dari kata islami, karena ayahnya sangat kuat dalam urusan agama. Ayla belum berhijab untuk saat ini, dia pernah berjanji akan memakai hijab pada ayahnya. Lebih tepatnya mendiang ayahnya. Tapi selalu di tentang oleh sang ibu.

Sejak ayahnya meninggal dunia, sang ibu banyak mendekatkan Ayla dengan beberapa pria. Pastinya pria kaya, termasuk mendukung hubungannya dengan Afan. Pemuda yang di cintainya sejak masuk kuliah.

Hubungan Ayla dan Afan mendapat tentangan dari pak Cahyadi, ayah dari Afan. Setahu Ayla, pak Cahyadi sudah menyiapkan calon untuk kekasihnya. Ayla yakin kalau mereka jodoh pasti tidak akan kemana-mana.

Setelah Bu Cahyadi datang ke rumah untuk melamarkan dirinya untuk Afan. Dia pun mendapat kabar Afan akan menikah dengan gadis lain. Hatinya hancur mendengar kabar itu.

Pada akhirnya dia memilih mengalah, namun yang jadi masalah adalah uang mahar belum di kembalikan. Jika suatu saat nanti Bu Cahyadi datang meminta uang mahar, Ayla akan kembalikan apapun caranya.

Secret of Ayla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang