Part 6

10 5 0
                                    

Pagi ini suasana panti terlihat sibuk. Jam 4 pagi semua staf dari panti bahu membahu merapikan aula tempat kegiatan yang akan diadakan. Kebetulan ada ustad muda yang akan mengisi kajian dari panti. Ustad yang katanya lagi jadi trending topik sekitar kota Jogja.

Bu Ismi masuk ke dapur membuatkan minuman untuk anak-anak panti dan muda-mudi yang akan mengikuti acara. Tampak Fadlan sudah bangun terlebih dahulu. Diikuti Rahma yang masuk ke dapur untuk membantu pekerjaan Bu Ismi dan Bu Sari.

Sejak Bu Ismi tinggal di sana, Sari merasa pekerjaan sedikit ringan. Selama ini hanya dia yang mengelola dapur sementara Rahma sudah sibuk mengontrol anak-anak untuk sholat subuh di mushola. Mengajar mengaji sampai jam enam pagi. Memastikan anak-anak untuk mempersiapkan sekolah mereka.

Fadlan membantu Rahma membangunkan anak laki-laki. Sedangkan Rahma mengurus anak perempuan. Karena mayoritas lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan. Rahma merasa pekerjaan sedikit ringan. Dia pun membawa anak-anak untuk bersiap-siap sholat subuh.

"Fad, tadi ibu siapkan minuman khusus buat kamu. Sebagai permintaan maaf ibu atas sikap yang kemarin. Ibu hanya ingin Ayla bahagia bersama pria yang dia cintai. Itu saja." kata Bu Ismi.

"Terimakasih, Bu. Biar saya ambil sendiri minumannya." jawab Fadlan.

"Ibu sudah letakkan di meja dekat mimbar." kata Bu Ismi.

Fadlan pun menganggukkan kepalanya. Dia pun pergi ke tempat yang di bilang Bu Ismi. Nyatanya meja itu sudah di tempati Afan dan Bu Saskia. Fadlan pun memilih duduk di tempat lain. Toh dia juga akan dapat jatah minuman sama seperti yang lainnya.

****

Lima tahun yang lalu

"Kenapa kita kesini, kak Afan? Tadi kakak bilang mau antar aku pulang..." Ayla terdiam saat lelaki itu berjongkok di depan dirinya.

Tubuh Afan sudah melipat di hadapannya. Seperti yang sering Ayla lihat di televisi kalau sikap lelaki seperti itu sudah pasti dia akan di lamar.

"Kak, ..."

"Mikayla Hidayati Binti Yatmo. Will you marry me?" Ayla mengatupkan kedua tangannya. Menutup bibirnya dengan perasaan haru.

"Apa ini sogokan? Bukankah kak Afan mau pergi ke Kalimantan. Kenapa malah mengajak aku menikah. Aku kan masih kuliah." kata Ayla.

"Jawab dulu, mau nggak nikah sama aku. Kita sudah sama-sama saling mencintai sejak 2 tahun belakangan ini. Ya meskipun aku nggak ganteng kayak bapakmu. Hehehehe...

Ayla, kamu tahu sejak pertama kali bertemu di kampus aku langsung jatuh cinta sama kamu. Ya walaupun kamu nggak cantik di mata orang-orang. Tapi bagi aku kamu sudah cantik luar dan dalam. Luna Maya lewat dah ... Apalagi itu siapa ya .... Song ...song ..." Afan menggaruk kepalanya. Mengingat nama aktris Korea idola mamanya. Yang katanya mamanya awet muda.

"Song Hye Kyo, kak." jawab Ayla.

"Ah, iya. Aku nggak hapal soal korea. Tapi apapun itu, aku tetap ingin menyatakan keseriusan hubungan kita. Kalau kamu mau menikah dengan aku. Kita sementara LDR untuk menyelesaikan kuliah kamu. Setelah itu kita akan tinggal di Kalimantan. Bagaimana?

Sekali lagi, Ayla Will you marry me?" tanya Afan.

"Kak, terimakasih atas lamarannya, aku senang banget kalau seperti ini. Aku akan kasih jawaban jika kakak mau bertemu bapak. Kalau aku setuju saja, tapi tanya dulu sama bapak. Kakak tahu sendiri kan? bapak itu rada protektif."

"Kamu tahu kenapa ayah selalu protektif pada anak perempuannya? karena dia sayang sama kamu. Kalau anak lelaki biasa di protektif sama ibu. Tentang bagaimana kekhawatirannya pada aktivitas anak lelaki. Begitu juga seorang ayah. Mereka bahkan rela memasang badan di depan agar anaknya tidak salah jalan, tidak salah dalam memilih keputusan. Makanya jangan heran kalau sudah berumah tangga orangtua masih ikut turun tangan."

Ayah adalah orang yang akan sangat terluka bila melihat putrinya disakiti oleh seorang pria. Hal ini yang membuat seorang ayah biasanya cukup tegas pada pria yang sedang menjalin hubungan dengan anaknya.So, jangan heran bila kemudian seorang ayah membuat banyak peraturan bagi pria yang ingin menjadikan putrinya sebagai pasangan. Hal itu mereka lakukan untuk melindungi putrinya dari kemungkinan hal-hal buruk terjadi.

"Aku akan menemui bapak dan ibumu. Kamu tenang saja." Afan melabuhkan kecupan di dahi Ayla. Tangan Afan menggenggam erat jemari gadis yang di cintainya.

"Kak, beneran kakak mau kerja di Kalimantan. Bukankah kakak pernah bilang kalau pak Cahyadi minta mengurus di tambak udang. Kenapa tidak bantu orangtua saja." kata Ayla.

Afan hanya menunduk tanpa menegakkan kepalanya. Tentu keputusan ini sudah dia pikirkan matang-matang. Dia pernah di percaya terjun langsung ke tempat usaha keluarganya. Tambak udang di dekat pantai Gunung kidul. Tapi entah kenapa merasa jiwanya tidak ada di sana. Dia hanya tinggal duduk di kantor menunggu hasil laporan. Kalau di minta ke lapangan hanya sesekali.

Sedangkan posisi kerjanya di Kalimantan adalah mandor. Dimana dia tidak hanya duduk di kantor tapi juga bisa memantau lapangan. Mengeksplor jiwa anak gunungnya.

"Bukan bidangku." jawab Afan.

"Kakak tahu kalau aku lulusan sarjana Peternakan. Tapi aku malah mengajar pelajaran agama Islam di sekolah dasar. Kakak tahu kenapa? karena ilmu kita bukan sebatas di mana terakhir kita belajar. Tapi bagaimana kita bisa beradaptasi dengan pekerjaan kita sekarang. Aku kembali belajar dari teman-teman yang menggeluti bidang yang lebih senior. Aku juga tidak malu mengulang pelajaran SD.

Dan harusnya kak Afan juga begitu. Kakak harus belajar mendalami apa yang ada di depan mata. Bukan mengikuti selera sendiri."

Afan hanya memandang takjub kearah gadis itu. Kali ini dia memegang pinggang perempuan yang sudah dilamarnya. Walaupun belum ada jawaban tapi Afan yakin Ayla sudah menerimanya. Hanya tunggu restu dari ayah gadis itu. Selama mereka pacaran memang pak Yatmo kurang respek pada dirinya. Itu juga karena pak Cahyadi terkenal sombong di desa mereka. Afan masih berusaha meyakinkan pak Yatmo kalau dia tidak akan pantang menyerah. Dia yakin dengan sedikit usaha akan ada hasilnya.

"Kamu tahu, ada beberapa hal yang membuat aku mantap memilihmu. Kepribadian kamu yang sederhana itu salah satu poin yang aku genggam. Salah satu poin yang akan aku tunjukkan pada keluarga kita.

Jika suatu saat mereka memberikan pilihan sesuai keinginannya. Aku tidak akan goyah. Kamu harus percaya sama aku."

"Jangan banyak janji, kak. Buktikan saja di depan orangtua kita. Yah, mungkin suatu saat ketika di Kalimantan kak Afan menemukan yang lebih baik dari aku. Yang lebih cantik, lebih pintar, yang diatas segalanya dari aku."

"Nggak akan, Ay. Nggak akan ada yang bisa menggantikan posisi kamu dari aku. Percaya sama aku." Afan masih berusaha meyakinkan Ayla.

Di masa Sekarang

Ayla baru saja terbangun dari tidurnya. Mimpi tentang kenangannya bersama Afan kembali mengusik pikirannya. Entah kenapa dia masih sakit atas apa yang di lakukan Afan.

Ayla langsung beranjak dari tempat tidurnya. Kakinya melangkah ke arah jendela, tentu dengan bantuan tongkat penyangga kakinya. Rasanya sudah hampir dua minggu kakinya seperti itu.

Ayla sudah duduk di aula bersama Rahma. Bu Ismi menyusul dan duduk di samping kanan Ayla.

"Kok Afan yang duduk di sana? aduh gimana kalau Afan yang minum ramuan itu." batin Bu Ismi.

Secret of Ayla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang