Trust fall pt1

55 12 2
                                    

Begitu pintu apartemen Erlangga terbuka pandangan Nayaka langsung tertuju pada dua " makhluk halus" yang sepertinya tengah menunggu kepulangan Erlangga.

Satu makhluk halus berukuran lebih besar berguling di lantai menggoyang-goyangkan ekor dan pinggulnya terlihat begitu bersemangat.

Sedangkan satunya lagi , hanya melirik sinis duduk tegak seperti perempuan judes yang elegan tepat di sebelah temannya.

" Lu adopsi kucing buat nemenin Kenzie ? " Tanya Nayaka heran.

Beberapa bulan lalu memang Erlangga sering bercerita tentang anak bulunya, seekor anjing " demplon " berjenis corgi yang selalu terlihat kesepian. Apalagi ketika Erlangga sibuk bekerja dan mengharuskannya pulang larut malam, anabulnya itu pasti selalu sendirian.

Ya walaupun di siang hari ada seorang pengasuh yang sengaja Erlangga pekerjakan sekaligus untuk beres-beres rumah, tapi malamnya si Kenzie ini akan sendiri dan kesepian, apalagi jika Erlangga pulang sangat terlambat.

Erlangga sebagai ayah anabul yang baik pun berinisiatif untuk mengadopsi anabul lainnya agar Kenzie tidak kesepian lagi.

Pada akhirnya Erlangga pun memutuskan mengadopsi seekor kucing Oren berjenis British shorthair sebagai teman Kenzie , ya walaupun beda spesies setidaknya warna bulu mereka sama, pikir Erlang.

Tapi kenapa harus seekor kucing, kenapa gak anjing lagi ? Nayaka masih saja bertanya heran .

" Biar multilingual mba " Erlangga menjawab sekenanya, berjalan terlebih dahulu ke arah dapur untuk mengambil air minum.

Nayaka malah duduk di lantai tepat di depan Kenzie dan langsung di hujani dengan jilatan bertubi-tubi di wajahnya dari si anabul .

Kenzie sepertinya rindu pada Nayaka , mengingat perempuan itu kini jarang sekali datang berkunjung ke apartemen Erlangga, apalagi setelah dia menikah.

" Emang mereka bisa ngobrol gitu ? " mendengar pertanyaan ini dari Nayaka membuat Erlangga berpikir apa wanita yang menyiksa dua tikus tadi dan wanita yang kini ada di depannya yang memberikan pertanyaan sekonyol ini adalah wanita yang sama?.

" Enggak lah mba bahasa mereka kan beda " baiklah asal jawab dulu sajah toh gak ada ruginya pikir Erlang.

" Kalo Kenzie kan guk...guk...guk..., Nah Rain kan meong meong " ini sepertinya salah satu alasan Erlangga dan Nayaka sangat cocok, sebab mereka kadang sama randome nya .

" Terus mereka ngobrolnya gimana dong ? "

Sampai kapan sebenarnya obrolan ini akan berlangsung Tuhan.......

" Mba mandi ! , cepetan mas Narend Nungguin! " Erlangga berusaha mengakhiri obrolan yang sudah mulai kesana kemari ini sambil mengusap si Oren di pangkuannya yang di beri nama " Rain " itu

Tanpa perlu di perintah dua kali Nayaka pun bergegas bangun dan berjalan menuju kamar pribadinya.

Nayaka memang sejak dulu memiliki satu kamar pribadi di apartemen Erlangga. Yang sesekali dia gunakan sebagai tempat melarikan diri dari kekangan di rumahnya.

Setelah Nayaka melakukan hobinya di gedung tua tadi, mereka memutuskan untuk menghilangkan jejak-jejak hobi Nayaka tadi terlebih dahulu sebelum perempuan itu pulang dan bertemu suaminya.

Jelas Nayaka tidak mau jika suaminya mengetahui hobinya . Maka mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan .

🌒🌒🌒

Setelah Nayaka selesai bersih-bersih dan berganti pakaian , Erlangga pun mengantarkan perempuan itu pulang .
Perjalanan dari rumah Erlang menuju rumah Nayaka yang lumayan jauh membuat keduanya kembali mengobrol di tengah perjalanan sekedar untuk mengusir bosan .

AFTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang