Suasana begitu hangat dan damai sangat terasa di ruang makan ini , saat seluruh anggota inti keluarga Cakra berkumpul menikmati makan malam. Walaupun hanya makan malam biasa tapi aura kekeluargaan terasa begitu lekat.
Seperti biasa obrolan ringan pun selalu berlangsung di situ.
" Pa, ma sepertinya besok saya sama Yaka akan pulang ke rumah kami " Narendra mulai membuka obrolan.
" Oh kok ? " Evelyn menunjukan wajah sedihnya, tak rela jika anak dan menantunya harus tinggal terpisah lagi darinya.
" Why ? " Kanaya si pengganggu itu pun ikut merengek, entah dia tidak tahu salahnya apa atau bahkan dia tidak peduli.
" Yaka sudah sembuh dan harus mulai kembali bekerja , iya kan sayang ? " Narendra menoleh pada istrinya.
Tunggu ada yang berbeda dari panggilan Narendra pada istrinya " sayang " ? Hemmm....entah lah Narendra menyukai panggilan itu dan istrinya pun tidak menolaknya.
" Iya pah, mah " Nayaka mengamini dengan sedikit canggung, seminggu lebih tinggal di rumah ini ternyata tak membuat Nayaka kehilangan rasa canggungnya terhadap keluarga Narendra, masih saja ada sedikit yang tersisa.
" Kalau semuanya sudah baik-baik saja , Papa sih terserah kalian saja " Cakra pun akhirnya menjawab anak dan menantunya .
" Tapi kamu harus ingat , Jaga Nayaka dengan baik Rend " ayah Narendra itu memberikan wejangan pada sang putra sekaligus mengingatkan pada Narendra bahwa istrinya masih dalam keadaan yang belum aman.
" Papa gak usah Khawatir " Narendra dengan mantap berkata menyakinkan ayahnya. Kemudian menoleh ke arah istrinya sebelum dia melanjutkan makan malamnya.
🌒🌒🌒
Setelah makan malam merekapun menyempatkan menonton acara tv di ruang keluarga, terlihat Evelyn yang berbaring di sofa tengah dipeluk Nayaka dan Kanaya di sisi kanan-kirinya...,
Walaupun Nayaka masih canggung tapi dia tidak pernah menolak kasih sayang yang diberikan oleh Evelyn , seolah dirinya merindukan sentuhan kasih sayang dari seorang ibu yang bisa di wakili oleh Evelyn.
Dia meringkuk nyaman di pelukan ibu mertuanya dan tidak lupa dengan tangan Kanaya yang serakah itu merentang panjang mencoba memeluk tubuh ibunya dan juga Nayaka ,bahkan kakinya pun ikut serta di rentangkan hingga mencapai kaki Nayaka.
Seolah dia takut kalau salah satunya tidak terpeluk mereka akan merasa iri.
Sementara Narendra duduk di bawah hanya beralas karpet berbulu dengan mata tertuju pada televisi dan Cakra yang mengalah duduk di kursi pijat, terpisah sendiri merelakan istrinya di monopoli oleh anak bungsu dan menantunya.
Hanya pemandangan keluarga kecil pada umumnya tapi bagi Nayaka ini sangatlah istimewa, aman , hangat dan penuh kasih sayang.
Sesuatu yang bahkan dia tidak berani bermimpi untuk berada di tengah suasana seperti ini sebelumnya.
Banyak hal yang sebelumnya Nayaka impikan terjadi setelah Ayahnya meninggal, dia hampir mendapatkan semuanya, hampir. Dan dia menyukainya.
Nafas Nayaka dan Kanaya yang begitu teratur membuat Evelyn penasaran apakah keduanya masih terjaga. Dia pun mencoba melihat wajah keduanya , senyum khas keibuan tersungging di bibirnya. Mendapati si kalem dan si pembuat onar itu tidur dengan damai di pelukannya, membuat Evelyn sejenak merasa tak rela jika menantunya itu harus pulang ke rumah mereka lagi besok.
" Rend .....SUTT! " Evelyn berbisik mencoba memanggil Narendra yang berada tepat di bawahnya.
Narendra yang menyadari panggilan sang ibu pun menoleh,
![](https://img.wattpad.com/cover/372548731-288-k963823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER
RandomNayaka remaja tengah duduk di depan kantor kepala sekolah dengan rambut berantakan dan seragam nya yang sedikit terkoyak serta beberapa Luka cakaran di pipinya, imbas dari perkelahian dengan temannya tadi . " Om aku harus gimana lagi biar papa ngas...