01

512 86 7
                                    

"You just comeback to the city and fuck every girl you know, huh?" Kim Jisoo, umur tiga puluh satu tahun, saat ini sedang bekerja di bidang pemborosan uang rumah tangga, bertanya sarkas mendengar suara erangan di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You just comeback to the city and fuck every girl you know, huh?" Kim Jisoo, umur tiga puluh satu tahun, saat ini sedang bekerja di bidang pemborosan uang rumah tangga, bertanya sarkas mendengar suara erangan di dalam kamar. Kacamata hitamnya dia turunkan, lalu gantian heels merahnya dia lepaskan di ambang pintu dan dibiarkan begitu saja menghalangi jalan.

Kedua mata Jisoo mengedar ke sekitar. Pakaian bergeletakan di lantai. Belt, skirt, semuanya ... bahkan pengaman pun ada di sana. What a mess.

"Excuse me, Miss. Sorry for bothering you." Begitu tenangnya dia masuk ke dalam kamar sang suami, mengabaikan seorang perempuan yang duduk berlutut di tengah apitan kaki suaminya.

"Kau datang lebih cepat dari yang kukira." Christian Yu, suami Jisoo, mendorong menjauh kepala perempuan yang sedari tadi dia sewa untuk semalam. Ian gantian melirik istrinya tenang, memandangi tubuh perempuan yang belum pernah dia sentuh itu selama tiga tahun pernikahan mereka. "Sayangnya aku belum selesai."

"Oh, lakukan seperti biasa saja, aku setelah ini akan pergi lagi." Jisoo melepas anting berlian yang membuat telinganya terasa berat. Gantian dia melirik Ian sebentar. "Your dad telling me to have a dinner. Aku ke sini hanya berganti pakaian."

Ian mengernyit sejenak. Ayahnya?

"Apa dia habis kerasukan sesuatu sampai mau mengajakmu makan malam?" Ian menepis lagi kepala yang berusaha masuk mendekat pada miliknya.

"Entahlah?" Jisoo mengedik sambil melepas kemejanya hingga menyisakan bra. Dia meraih pakaian lain di lemari, sebuah blus longgar rumahan. Mata hitam Jisoo itu kemudian menatap perempuan yang merangkak menjilati tubuh telanjang sang suami. Jisoo menyisir rambut menggunakan tangan sembari berjalan ke meja rias. Sebelum dia betulan ke sana, Jisoo sempat mendorong kepala perempuan itu ke bagian dada atas sang suami. "That's his fav position."

Ian merintih sejenak sambil memejamkan mata. "Be careful. Akhir-akhir ini dia suka membuat masalah."

"I knew it." Jisoo memandang pantulan tubuhnya di cermin. Sempurna. Dia terlihat seperti istri baik-baik yang anggun. Rok mermaid putihnya terjuntai sebetis. Jisoo memoleskan liptint ke bibirnya, hanya untuk membuat bibirnya lebih terasa segar saja.

Lalu wanita itu menoleh pada Ian seraya mengukir senyuman kecil. "Bye, aku pergi."

Ian hanya mengangguk sebagai balasan. Setelahnya Jisoo mengambil tas di atas meja. Sedetik kemudian kakinya merajut langkah keluar dari kamar. Menuruni tangga memutar dan sampai di ruang tamu, perhatiannya terkunci pada figura di dinding. Sejenak Jisoo memperhatikannya, memperhatikan foto pernikahannya tiga tahun lalu.

Menikah itu ... aneh sekali.

Mereka bersumpah akan setia sampai mati, tapi mereka mengingkari sumpah itu sendiri.

"Mrs. Jisoo?"

Jisoo menoleh ke arah lain, tepatnya pada pria berjas yang datang menghampirinya dengan sepasang flatshoes di tangan. "Oh, hello, Lim."

Paranoia • jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang