19

229 64 4
                                        

Terlalu banyak hal yang terjadi pada Jisoo akhir-akhir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlalu banyak hal yang terjadi pada Jisoo akhir-akhir ini. Setelah dia berpiknik dengan Taeyong saat itu, tujuh hari setelahnya mereka justru kembali ke Korea karena Taeyong bilang ada pekerjaan mendesak. Jisoo tidak diharuskan mengikuti lelaki itu, tetapi mana mau dia tinggal di pedesaan ini berdua dengan Gustav saja? Enami Asa justru diajak pria itu pergi.

Oleh sebab itu pula saat ini Jisoo kembali ke Korea Selatan. Yah. Dia kembali ke unit penthousenya yang dua pekan lebih dia tinggalkan. Taeyong sekarang sudah pergi ke kantornya setelah mengatakan bahwa kondisi Jisoo di sini tidak lagi dalam keadaan bahaya karena Ian berhasil menjadi pemimpin.

"Madam, ada surat yang datang." Karina, asisten pribadi Jisoo yang saat ini masuk ke dalam ruang kerja Jisoo, membawa sebuah amplop berukuran sedang. Saat ini status Jisoo masih pengangguran, surat dari siapa yang menghubunginya seperti ini?

"Taruh di atas meja," balas Jisoo malas seraya membalik lembar buku di genggaman tangan. Ini pukul satu siang, dan Jisoo sungguh merasa bosan bukan main. Biasanya di jam-jam ini dia akan bercengkerama dengan Taeyong membicarakan hal abstrak atau hanya sekadar duduk santai. Tapi semenjak pagi lelaki itu tak menghubunginya sama sekali.

"Saya rasa Anda harus membacanya sekarang, Madam." Perkataan Karina membuat Jisoo kali ini memandang sang asisten datar, lalu tatapannya teralih ke amplop yang gadis itu taruh di atas meja dalam hitungan detik. Dasar pengganggu. Surat apa, sih, yang datang di siang bolong begini?

Dengan malas Jisoo meraihnya. Amplop cokelat ini tidak ada keterangan dari mana dikirimkan, tetapi kenapa Karina bisa meloloskannya masuk? Kendati demikian, Jisoo tak terlalu menggubris. Entah ini surat iseng atau apa, Jisoo tak peduli. Dia mengambil letter opener tak jauh darinya, mengarahkan pisau kecil tersebut ke perekat amplop, lalu dia membukanya.

Isinya betulan surat, ya?

Jisoo tanpa bicara membuka lipatan kertas tersebut. Untuk sejenak dia memasang ekspresi lempeng, tetapi begitu sadar tulisan tangan ini agak familiar baginya, barulah dia menegakkan tubuh dan menaruh perhatian.

Dear Jisoo Kim, My Beloved Former Wife,

I'm currently somewhere far away, but don't worry-I'm doing just fine. My father has decided to cooperate, so from now on, I'll be quite busy. Thank you for all the support you've given me so far. In return, live comfortably in South Korea. I'll make sure none of my father's associates bother you again.

From now on, we'll never meet again, but if you ever miss me, feel free to reach out. Oh, of course, you'll need permission from your new husband first.

Sincerely,
Christian Yu.


Jisoo terkekeh kecil.

Ah, jadi laki-laki itu sungguhan menang, ya? Baguslah. Dengan begini Jisoo tidak perlu lagi merasa jengkel karena diganggu Frederic Yu. Walau dia sendiri sedikit merasa ada sesuatu yang menggores hatinya karena surat ini seakan-akan terasa seperti surat perpisahan saja.

Paranoia • jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang