16

230 55 3
                                    

"Pohonnya ada di dekat kita, bukankah itu mencurigakan?" Gustav Lionel bertanya seraya memandang putra dan cucunya bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pohonnya ada di dekat kita, bukankah itu mencurigakan?" Gustav Lionel bertanya seraya memandang putra dan cucunya bergantian. Mereka sedang berada di dapur. Dia duduk berhadapan dengan Asa, sedangkan Taeyong berada di kursi tunggal tengah. "Aku tidak bisa mendeteksinya, tapi kenapa Asa bisa menemukannya semudah itu?"

Taeyong tetap tenang seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Dari luasnya hamparan bumi, kenapa dia menaruhnya di kota yang saat ini kita tinggali?"

Benar.

Kenapa, ya, kira-kira?

Taeyong mencoba memikirkannya secara rasional. Untuk mengetahui maksud Houstang—-atau lebih tepatnya Christian Yu yang saat ini tidak ingat apapun—-Taeyong harus memposisikan diri sebagai Houstang itu sendiri.

Houstang. Houstang. Houstang.

Apa yang identik dengan pria itu? Taeyong mencoba mengingat. Jatuh cinta pada rupa fisik Ahn Jisoo, tetap mencintainya meski disinggahi orang lain, memiliki perasaan tak terbalas tetapi tetap setia berkorban. Sungguh lucu karena orang itu bertingkah seperti pahlawan. Tapi, kalau memang Houstang menyayanginya, seharusnya media segel ini disembunyikan sebaik mungkin.

Houstang sudah memperkirakan bahwa Taeyong pasti akan datang ke bumi ini. Kim Jisoo dahulu pernah singgah di Edinburgh beberapa bulan. Seakan tahu kalau Taeyong pun akan kemari, pria itu membuat pola sihir yang dibuat khusus untuk menetralkan kekuatan iblis yang Taeyong punya. Jelas ini semua mengindikasikan pada pengusiran akan kehadiran Taeyong. Namun, kenapa orang itu sengaja menaruh pohonnya di dekat mereka?

Entah ini kesengajaan, atau ini ada di luar batas kemampuan Houstang sendiri.

"Alasan hanya Asa yang bisa menemukannya," Taeyong tiba-tiba bicara dengan mata kelabu memandang lempeng, "itu karena Asa belum pernah bertemu dengan Houstang sebelumnya."

Houstang belum punya sampel untuk menyempurnakan rencananya, dan Asa ada di luar variabel yang Houstang gunakan. Jelas Asa mudah menemukan pohon ini. Houstang mati bertepatan saat Asa lahir. Fisik Houstang hancur bertepatan dengan kehadiran Enami Asa di dunia.

Ini menguntungkan Taeyong.

"Hari ini kebetulan Christian Yu akan datang." Taeyong menoleh malas pada jam analog di dinding, pukul tujuh pagi, dan Kim Jisoo masih tidur nyenyak di lantai dua setelah kemarin mereka sempat gagal melakukannya karena terdistraksi Asa—-walau itu dilanjut malamnya.

"Ian?" Gustav mengangkat alis. "Oh, si Houstang itu. Mau kucoba telisik ingatannya? Siapa tahu kau menemukan—"

"Tidak perlu," tukas Taeyong tak sopan. Dia lekas berdiri setelah menepuk kepala putrinya. "Aku sudah pernah melakukannya dulu, tidak ada kenangan apa pun kecuali saat dia kecil di dunia ini."

"Lalu kapan Ayah akan datang ke pohon itu?" Gantian Asa yang bertanya.

Seraya merajut langkah meninggalkan dapur, Taeyong menjawab, "Nanti. Saat Ian datang, aku akan pergi."

Paranoia • jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang