06

284 66 23
                                    

"Kenapa kau mengikutiku?" Kim Jisoo menukikkan alis begitu dia naik ke unit apartemennya, sosok yang akhir-akhir ini menempelinya itu malah mengekor dengan ekspresi lempeng tanpa dosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau mengikutiku?" Kim Jisoo menukikkan alis begitu dia naik ke unit apartemennya, sosok yang akhir-akhir ini menempelinya itu malah mengekor dengan ekspresi lempeng tanpa dosa. Memang benar tadi mereka berhadapan dengan musuh yang berbahaya--Tuan Yu--tetapi Taeyong tidak perlu segitunya.

"Kau tahu. Aku hanya memastikan dirimu aman." Taeyong menjawab santai. Begitu pintu apartemen Jisoo terbuka, dia masuk ke dalam lalu berkata, "You took my money, so let me hug you for a bit."

Jisoo menyilangkan kedua tangan di dada saat Taeyong mengambil duduk di sofa tunggal. 

"Here, Miss," Taeyong menatap Jisoo hangat seraya menepuk pahanya sendiri dua kali, "shall we try new position?"

Wajah Jisoo merah padam.

Laki-laki ini betulan gila, ya?

Helaan napas Jisoo terdengar, dan sedetik kemudian ia melangkah masuk mendekat pada pria itu yang menatap wajah Jisoo antusias dengan senyuman tertahan. Ketika Taeyong merentangkan kedua tangan, Jisoo membalasnya dengan pelukan hingga Taeyong menenggelamkan kepala di dadanya. 

Jisoo terkadang merasa ragu bila berhadapan dengan lelaki ini, tetapi kenapa dia malah terus-terusan menyerahkan diri padanya? Ada rasa aman sekaligus khawatir bila Jisoo terus berdekatan dengan Taeyong, ada pula perasaan gundah dan nyaman di saat yang bersamaan. Seakan-akan instingnya menyuruh Jisoo pergi dan lari sejauh mungkin, tetapi otak dan kelamin sialannya meronta-ronta menganggap Taeyong bisa menjadi pelepas penatnya. 

Toh Jisoo sudah resmi bercerai dengan Ian, jadi tidak masalah kalau dia menjalin hubungan dengan laki-laki lain kendati Jisoo sendiri tidak tahu hubungan macam apa yang dia lakukan sekarang? Orientasinya tidak jelas. Klausulnya kurang memiliki argumen yang pasti. Sampai kapan memangnya Taeyong bisa mengamankannya dari Tuan Yu? Bukannya itu berarti Jisoo dibelenggu?

Ah, benar. Itu dia.

"Taeyong," panggil Jisoo kemudian, menginterupsi kedua bibir Taeyong yang sedari tadi mengecup kulit dadanya lembut. Laki-laki itu hanya bergumam sebagai sahutan, mau tak mau Jisoo melanjutkan, "I think this relationship isn't working for me."

Taeyong berhenti sepenuhnya.

Pelan-pelan laki-laki berkamisa putih itu mengangkat kepala, air salivanya jatuh membasahi dagu, lalu mata kelabunya yang tajam menumbuk Jisoo intens tanpa emosi. 

"I don't care," kedua tangan Taeyong melingkari pinggang Jisoo dan memeluknya erat, "It's working for me."

Jisoo merasa kepalanya berdengung-dengung. Taeyong saat ini mendusal pada dadanya lalu berkata lagi, 

"You seriously think I'd let you go? Setelah semua yang kuberikan, Jisoo?"

Jisoo mengepalkan kedua tangan manakala raut wajah pria di depannya terlihat sendu. Pria ini ... kenapa hari ini banyak merengek sekali?

Paranoia • jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang