Shun cukup aktif menggunakan sosial media ketimbang mobile games sangat berkebalikan dengan dai. Ia memposting beberapa vlog di akun sosial media yang dimilikinya, sehingga lambat laun ia memiliki banyak follower dan bahkan akun penggemar. Shun pun dibanjiri permintaan endorse dari beberapa produk hal tersebutpun didukung oleh calon mama mertua.
Dai sendiri tidak terlalu banyak terlibat ia kurang begitu paham mengenai hal-hal tersebut dan Shun tidak mempermasalahkannya, bagi Shun dai sudah mampu merekam video dan mengambil gambar dengan benar saja Shun sudah bersyukur. Kegiatan barunya tersebut sangat menguras energi bagi Shun sang diva rebahan. Untungnya dai selalu dengan senang hati memberikan pijatan pada kekasihnya itu.
Hari itu dikarenakan sang mama sedang ada acara pemakaman sahabatnya, maka Shun membuat janji temu dengan taehoon di cafe dekat dengan taehoon bekerja. Rencananya ia akan meminta tolong taehoon agar mau bekerjasama dengannya dalam mengembangkan sosial media yang dimilikinya agar memiliki jangkauan lebih luas dan memiliki konten yang lebih baik mengingat taehoon berkerja di bidang PR disalah satu perusahaan multinasional dan tentu saja taehoon mau membantunya. Sebelum pulang Shun menyempatkan membeli cake yang tak jauh dari rumahnya namun naas saat ia berjalan pulang seorang pengendara mobil mabuk menyerempetmya dari belakang.
Shun dilarikan kerumah sakit, hampir membuat dai gila saat orang yang tidak dikenal menghubunginya dengan ponsel Shun dan mengatakan bahwa kekasihnya mengalami kecelakaan. Sialnya ia tengah berada di luarkota butuh 3 jam baginya agar tiba dirumah sakit. Bahkan gensei harus mengeratkan tangannya karna betapa cepat kendaraan yang dikemudikan oleh dai, meski disatu sisi ia juga sangat mengkhawatirkan Shun. Sedangkan sang supir yang disuruh duduk dibelakang sedang membaca do'a dari berbagai agama yang diketahuinya walau sebenarnya dia seorang atheis.
Setibanya dirumah sakit dai langsung berlari menuju ruangan dimana Shun dirawat, disana tampak Shun sedang duduk dan disuapi makan oleh sang mama.
"Dai" seru Shun dengan senyum yang lebar, namun nampak tidak menghilangkan kekhawatiran diwajah dai.
"Shun kau tidak apa-apa? Bagaimana lukamu?" Tanya gensei menghampiri sahabat pinyiknya itu.
"Aku baik-baik saja, hanya luka ringan dan terkilir dibagian kaki setelah administrasi selesai aku sudah bisa pulang" turut Shun yang sesekali menatap dai yang sejak tadi hanya diam.
"Syukurlah, kami sangat khawatirmu " sahut gensei.
"Untungnya mobil itu hanya menyerempet Shun karna terhalang tiang. Kalau tidak ...ah mama tidak mau membayangkannya" kata sang mama sambil membereskan alat makan, kemudian keluar untuk mengurus administrasi bersama gensei.
Shun menatap dai dan merentangkan tangannya, dai menghela nafas dan menghampiri untuk memeluk kekasihnya itu.
"Aku sangat takut" bisik dai pada ceruk leher shun dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku baik-baik saja, aku tadi sempat pingsan Tak sempat menjelaskannya padamu di handphone. Tapi mama bilang ia sulit menghubungi mu namun sudah menjelaskannya melalui pesan baik padamu dan juga gensei" Shun mengusap punggung lebar kekasihnya agar lebih tenang.